• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Upaya rehidrasi berdasarkan derajat dehidrasi  Rencana terapi A

1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)

 Jelaskan kepada ibu :

- Pada bayi muda pemberian ASI merupakan cara pemberian cairan tambahan yang utama.

- Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

- Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan.

- Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin atau air matang).

Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika :

- Anak telah diobati dengan rencana terapi B atau C dalam kunjungan ini.

- Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.

 Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.

 Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari:

- Sampai umur 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali buang air besar

- 2 tahun atau lebih 100 sampai 200 ml setiap kali buang air besar Katakan kepada ibu :

- Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas.

- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat.

- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

2. Berikan suplemen zink

 Jelaskan kepada ibu berapa banyak zink yang diberikan

- Sampai usia 6 bulan ½ tablet (10 mg) per hari untuk 10-14 hari.

- ≥ 6 bulan 1 tablet (20 mg) per hari untuk 10-14 hari.

 Tunjukkan kepada ibu bagaimana memberikan suplemen zink

- Untuk bayi, tablet dapat dilarutkan dengan sedikit air matang, ASI, atau oralit.

- Untuk anak, tablet dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.

3. Lanjutkan pemberian makan/ASI. 4. Kapan harus kembali.

 Rencana terapi B

Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. 1. Tentukan jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama.

Tabel 2.11.1 Jumlah Oralit Dalam 3 jam Pertama

Umur * Sampai 4 bulan 4 -12 bulan 12 - 24 bulan 2 - 5 tahun

Berat badan < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - <12 kg 12 – 19 kg

Dalam ml 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 – 1400

*Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak diketahui. Jumlah oralit yang diperlukan (dalam ml) dapat dihitung dengan cara berat badan (dalam kg) dikalikan 75.

- Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas berikan. - Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menetek, berikan juga

100-200 ml air matang sampai periode ini.

2. Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit:

 Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas.

 Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat.

 Lanjutkan ASI selama anak mau. 3. Setelah 3 jam :

 Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.

 Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

 Mulailah memberi makan jika anak berumur 6 bulan atau lebih, ketika masih di klinik.

 Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI selama bayi mau.

4. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :

 Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.

 Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan.

 Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi. Juga beri 6 bungkus sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A.

 Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah :

- Berikan cairan tambahan.

- Berikan suplemen zink.

- Lanjutkan pemberian makan.

- Kapan harus kembali. (WHO, 2005; Depkes RI, 2005)

 Rencana terapi C

Ikuti tanda panah. Jika jawaban “Ya”, lanjutkan kekanan. Jika “tidak”, lanjutkan kebawah.

Gambar 2.11.1. Rencana Terapi C

Dikutip dari Pocket Book of Hospital care for children (WHO). Switzerland: WHO Press ; 2005. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2005.

- Kirim penderita untuk terapi intravena.

- Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama perjalanan.

- Mulai rehidrasi mulut dengan oralit melalui pipa nasogastrik atas mulut. Berikan 20 mL/kgBB/jam selama 6 jam (total 120 mL/kgBB).

- Nilailah penderita tiap 1-2 jam :

Bila muntah / perut kembung, berikan cairan perlahan.

Bila rehidrasi tidak tercapai selama 3 jam, rujuk penderita untuk terapi IV.

- Setelah 6 jam, nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai.

Apakah ada terapi IV terdekat (dalam 30

menit)?

Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi? Ya Tidak Tidak

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui NGT

atau IV Apakah saudara dapat

menggunakan cairan IV segera?

- Mulai beri cairan IV segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Berikan 100 mL/kgBB cairan RL (atau NS, atau Ringer Asetat) sebagai berikut :

Usia Pemberian 1 Kemudian 30 mL/kgBB 70 mL/kgBB

Bayi < 1 thn : 1 jam 5 jam Anak 1-5 thn : 30 menit 2 ½ jam - Ulangi bila denyut nadi lemah atau tidak teraba. - Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila

rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan IV. - Juga berikan oralit (5 mg/kgBB/jam) bila penderita

masih bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).

- Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai ulang penderita menggunakan tabel penilaian. Lalu pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan terapi.

Ya

Tidak

Catatan :

Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit.

Bila usia > 2 thn, pikirkan kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah anak sadar.

b. Dukungan nutrisi

Beri anak makanan untuk mencegah kekurangan gizi. Sasaran akhir adalah untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal dalam arti bahwa anak dapat mengkonsumsi diet yang lazim sesuai dengan umurnya berdasarkan kondisi klinik yang normal. Langkah terapi nutrisi diet persisten dapat digunakan sebagai acuan terapi nutrisi diare pada kekurangan energi protein berat (KEP). (Juffrie M dkk, 2009)

c. Suplementasi zink

Pemberian tablet zink harus diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh. Terapi zink pada kasus diare akut tertentu ternyata dapat menurunkan kejadian berlanjutnya diare akut menjadi diare persisten. Zink juga digunakan untuk mengobati diare persisten. (Juffrie M dkk, 2009)

d. Antibiotik selektif

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotik secara rutin tidak diperlukan. Antibiotik diberikan sesuai dengan tata laksana diare akut atau apabila ada infeksi non intestinal seperti pneumonia, infeksi saluran kencing, dan sepsis. (Juffrie M dkk, 2009)

e. Edukasi orang tua

Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari. Suruh ibu untuk kembali jika keadaan anak belum membaik. (Juffrie M dkk, 2009)

Dokumen terkait