• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Nama Senyawa Sederhana

Dalam dokumen smk10 KimiaKesehatan Zulfikar (Halaman 98-102)

Dalam pemberian tata nama senyawa untuk senyawa sederhana, terlebih dahulu kita lakukan penggolongan senyawa berdasarkan jumlah atom penyusunnya, senyawa biner dan senyawa terner.

6.1.1. Penamaan senyawa biner

Senyawa biner adalah senyawa yang disusun oleh dua jenis unsur. Dua bentuk senyawa biner yang pertama disusun oleh unsur logam dengan bukan logam, dan sesama unsur bukan logam.

Untuk senyawa yang disusun oleh unsur logam dengan bukan logam, berupa logam dengan oksigen dan logam dengan hydrogen.

Beberapa contoh senyawa ini ditunjukkan pada Tabel 6.1. Penamaan untuk senyawa tersebut dilakukan dengan menyebutkan nama logamnya dilanjutkan dengan menyebutkan unsur keduanya dan mengubah akhirannya dengan kata ida.

Contoh sederhana adalah senyawa Fe2O3 dan NaH disebut dengan Besi oksida dan Natrium hidrida. Perhatikan bagan 6.2.

Untuk senyawa yang disusun oleh unsur bukan logam dengan bukan logam, senyawa ini merupakan senyawa dengan ikatan kovalen. Beberapa contoh senyawa ini ditunjukkan pada Tabel 6.3.

Penamaan untuk senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah merangkaikan nama kedua jenis unsur dan memberi akhiran –ida pada unsur keduanya. Untuk lebih mudahnya, perhatikan model penamaan senyawa ini seperti yang ditunjukkan pada Bagan 6.4.

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, dapat kita bedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani. Misalnya, ada senyawa berupa SO2 dan SO3, agar nama senyawa tersebut berbeda kita biasa menyebutkan indeks 2 = did an 3 = tri, untuk kedua senyawa tersebut. Sehingga untuk SO2: Sulfur dioksida, dan untuk SO3 adalah Sulfur tri oksida. Bilangan yang dapat dipergunakan untuk mengganti indeks disajikan pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Bilangan yang dipergunakan untuk menggantikan indeks pada senyawa kimia

Indeks Nama 1 mono 2 di 3 tri 4 tetra 5 penta 6 heksa 7 hepta 8 okta 9 nona 10 deka

Tabel 6.1. Senyawa biner yang disusun oleh unsur logam dan unsure bukan

logam Logam Bukan logam Senyawa Fe O Fe2O3 Pb O PbO Na H NaH Pb H PbH4

Bagan 6.2. Bagan penamaan senyawa biner yang disusun oleh unsure logan

dan bukan logam

Tabel 6.3. Senyawa biner yang disusun oleh unsur bukan logam dan unsur

bukan logam Logam Bukan logam Senyawa C O CO2 H O PbO N H NH3

Bagan 6.4. senyawa biner yang disusun sesa unsure bukan logam

Beberapa senyawa kadangͲkadang lebih terkenal bukan dengan nama kimianya, seperti senyawa air dalam bahasa Inggris water, jarang sekali kita menyebutkan hidrogen oksida. Demikian pula dengan senyawa amoniak yang memiliki nama kimia nitrogen trihidrida.

TUGAS

Carilah namaͲnama zat di sekitar kita yang nama kimianya kurang populer dibandingkan dengan nama komersialnya.

6.1.2. Penamaan senyawa ion

Senyawa ion merupakan senyawa yang dibentuk oleh kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif), sehingga senyawa bersifat netral. Kation umumnya berupa ion logam, namun beberapa ion bukan logam seperti H+ (ion hidrogen) dan NH4+ (ion amonium). Sedangkan anion adalah ion bukan logam atau ion dari molekul yang disusun oleh beberapa unsur. Beberapa contoh kation dan anion pembentuk senyawa ion disajikan dalam Tabel 6.6.

Senyawa ion bersifat netral, maka jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatifnya. Jika terjadi perbedaan muatan dapat disetarakan selanjutnya diberi indeks. Perhatikan contoh senyawa yang berasal dari ion Na+, dan ClͲ, memiliki rumus molekul NaCl, karena muatannya sama. Namun untuk senyawa yang disusun oleh ion Ca2+ dengan ClͲ, rumus molekul menjadi CaCl2, angka 2 (dua) pada atom Cl adalah indeks yang digunakan untuk menyetarakan muatan 2+ dari Ca. Untuk lebih mudah memahami penyetaraan muatan pada senyawa ion perhatikan berbagai variasi dari senyawa ion yang ada dalam Tabel 6.7.

Penamaan senyawa ion dilakukan dengan merangkaikan nama kation diikuti dengan nama anionnya. Misalnya, senyawa NaCl : Natrium klorida dan Ca(NO3Ͳ)2 : Kalsium nitrat.

Dalam penamaan perlu diperhatikan muatan dari ion logam, mengingat beberapa ion logam umumnya memiliki lebih dari satu muatan, misalnya besi memiliki mjuatan 2+ dan 3+. Senyawa besi dapat memiliki rumus FeCl2 dan FeCl3 maka penamaannya dapat dilakukan dengan memberi bilangan romawi didalam kurung dibelakang unsur logam

Tabel 6.6. Beberapa contoh kation dan anion pembentuk senyawa ion

Kation Nama ion Na+ Ion natrium Ca2+ Ion Kalsium NH4+ Ion amonium

Fe3+ Ion besi (III) Anion Nama ion

ClͲ Ion klorida S2Ͳ Ion sulfida NO3Ͳ Ion nitrat SO42Ͳ Ion sulfat PO43Ͳ Ion posfat

Tabel 6.7. Contoh senyawa ion yang disusun dari kation dan anion Kation Anion Senyawa

Na+ S2Ͳ Na2S Ca2+ NO3Ͳ Ca(NO3Ͳ)2 Fe3+ SO42Ͳ Fe2(SO42Ͳ)3

FeCl2 : Besi (II) klorida FeCl3 : Besi (III) klorida

Penamaan lain untuk logam yang memiliki beberapa muatan, dilakukan dengan memberi akhiran (Ͳo) untuk logam yang bermuatan rendah dan akhiran (Ͳi) untuk yang bermuatan lebih besar. Untuk senyawa FeCl2 dan FeCl3 menjadi:

FeCl2 : Fero klorida FeCl3 : Feri klorida

Beberapa contoh penamaan senyawa ion disajikan dalam Tabel 6.8.

6.1.3. Penamaan senyawa terner

Senyawa terner adalah senyawa yang disusun lebih dari dua unsur. Beberapa senyawa yang dapat digolongkan sebagai senyawa terner meliputi; senyawa asam, basa dan garam.

Asam adalah senyawayang disusun oleh unsur hidrogen dengan unsur lainnya. Ciri khas dari asam adalah terionisasi didalam air menghasilkan ion hidrogen (H+) atau hidronium dan sisa asam, atas dasar inilah pemberian nama asam. Penamaan asam dilakukan dengan menyebutkan nama asam yang dirangkaikan dengan kata sisa asamnya. Beberapa contoh senyawa asam dan penamaannya ditampilkan pada Tabel 6.9. Untuk senyawa basa merupakan zat yang dapat terionisasi di dalam dan menghasilkan ion OHͲ (hidroksida). Umumnya, basa merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OHͲ (hidroksida).

Nama basa disusun dengan merangkaikan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida, misalnya KOH disebut dengan Kalium hidroksida, beberapa contoh lain dapat dilihat dalam Tabel 6.10.

Garam merupakan senyawa yang disusun oleh ion logam dan sisa asam. Garam dapat dihasilkan jika asam direaksikan dengan basa. Penamaan garam sama dengan penamaan basa, yaitu menyebutkan logam atau kationnya dilanjutkan dengan menyebutkan sisa asamnya.

Tabel 6.8. Beberapa contoh Penamaan senyawa ion Rumus Nama Senyawa Na NO3 Natrium nitrat Ca3(PO4)2 Kalsium fosfat (NH4)2SO4 Amonium sulfat

FeS Besi (II) sulfida Fero sulfida FeCl3 Besi (III) klorida

Feri klorida

Tabel 6.9. Contoh senyawa dan penamaan asam

Rumus Nama senyawa H2S Asam sulfida HNO3 asam nitrat H2SO4 Asam sulfat H3PO4 Asam fosfat

HCl Asam klorida HBr Asam Bromida

Tabel 6.10. Contoh senyawa dan penamaan basa

Rumus Nama senyawa KOH Kalium hidroksida NaOH Natrium hidroksida Ba(OH)2 Barium hidroksida Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Fe(OH)3 Besi (III) hidroksida

Beberapa contoh penamaan untuk senyawa garam disajikan pada Tabel 6.11

Asam, basa dan garam akan dibahas secara detil pada Bab selanjutnya. Demikian pula untuk tata nama senyawa organik akan dibahas secara detil dan terpisah.

Dalam dokumen smk10 KimiaKesehatan Zulfikar (Halaman 98-102)