PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
C. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi Kegiatan PPL
7) Tatap Muka 7
Pada tatap muka ke 7, siswa melalanjutkan praktik dengan menyelesaikan pengikiran dengan menetapkan ukuran. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Siswa sangat antusias mengerjakan karena didukung oleh motivasi guru dan mahasiswa. Setiap selesai mengikir siswa selalu dianjurkan untuk mengukur hasil pekerjaanya dengan menggunakan siku. Sehingga dapat dilihat kesikuan dan kerataan hasil kikiran tersebut. Dengan harapan nantinya siswa dapat mengetetahui bagaimana cara menjepit benda kerja dengan benar pada ragum, kemudian cara
menggunakan alat ukur yang benar. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Kelompok ke 1 yaitu nomor 1-8 melakukan praktek las. Yaitu membuat jalur lebar posisi bawah tangan. Praktek selalu dilakukan cuntuh terlebih dahulu dari gurunya. Jalur lebar ini dilakukan dengan awal melakukan pengelasan dua jalur lurus terlebih dahulu kemudian baru di jalur lebar dengan cara di ayun menggunakan teknik ayunan elektroda yang tepat. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.
24 8) Tatap Muka 8
Pada tatap muka 8, siswa melalanjutkan praktik dengan menyelesaikan job pengikiran sampai selesai. Kemudian siswa menilaikan hasil kerjanya ke guru kelasnya. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Kelompok ke 2 yaitu nomor 8-16 melakukan praktek las. Yaitu membuat jalur lebar posisi bawah tangan. Praktek selalu dilakukan cuntuh terlebih dahulu dari gurunya. Jalur lebar ini dilakukan dengan awal melakukan pengelasan dua jalur lurus terlebih dahulu kemudian baru di jalur lebar dengan cara di ayun menggunakan teknik ayunan elektroda yang tepat. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.
b. Kelas X TP 2 1. Tatap Muka 1
Pada tatap muka 1 praktikan memberikan materi pertama mengenai pengenalan alat ukur presisi. Materi dirangkum sedemikian rupa dan disajikan dengan power point. Setelah pemberian materi siswa diberikan evaluasi berupa beberapa pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengulang materi yang telah disampaikan. Pada pertemuan pertama ini praktikan belum memberikan PR ataupun tugas.
2. Tatap Muka 2
Pada tatap muka 2, materi yang diberikan adalah teori alat ukur presisi. Pada awal pembelajaran praktikan memberikan sedikit
penjelasan dan gambaran tentang bagaimana langkah menggunakan alat ukur presisi dengan benar. Setelah selesai siswa didik ditanya secara acak dengan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan. Peserta didik diminta untuk bertanya apabila ada beberapa materi yang belum jelas. Kemudian siswa didik diberikan tugas untuk mencari materi yang terkait dengan alat ukur presisi dan di diskusikan secara berkelompok.
25
Pada tatap muka 3, siswa melakukan praktek kerja bangku membuat benda kerja dengan bentuk balok. Siswa diminta dapat mengkikir benda kerja secara rata, siku dan sejajar. Tujuan praktik ini adalah untuk menanamkan sikap dan mental terhadap siswa sehingga siswa dapat memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan proses pengerjaan mesin nantinya. Siswa melakukan praktek mengikir di bengkel namun masih diberikan teori di dalam jeda waktu praktek. Untuk istrahat siswa karena masih awal siswa melakukan praktek di bengkel smk.
4. Tatap Muka 4
Pada pertemuan ke 4 siswa melalanjutkan praktik dengan mengikir bidang ke dua. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Siswa sangat antusias mengerjakan karena didukung oleh motivasi guru dan mahasiswa. Setiap selesai mengikir siswa selalu dianjurkan untuk mengukur hasil pekerjaanya dengan menggunakan siku. Sehingga dapat dilihat kesikuan dan kerataan hasil kikiran tersebut. Dengan harapan nantinya siswa dapat
mengetetahui bagaimana cara menjepit benda kerja dengan benar pada ragum, kemudian cara menggunakan alat ukur yang benar. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Selain pekerjaan mengikir ada satu kelompok siswa yang beranggotakan 8 orang melakukan praktek las dasar. Yaitu membuat jalur posisi bawah tangan. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.
5. Tatap Muka 5
Pada tatap muka 5, siswa melalanjutkan praktik dengan mengikir bidang ke tiga, empat. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Siswa sangat antusias mengerjakan karena didukung oleh motivasi guru dan mahasiswa. Setiap selesai mengikir siswa selalu dianjurkan untuk mengukur hasil pekerjaanya dengan menggunakan siku. Sehingga dapat dilihat kesikuan dan kerataan hasil kikiran tersebut. Dengan harapan nantinya siswa dapat
mengetetahui bagaimana cara menjepit benda kerja dengan benar pada ragum, kemudian cara menggunakan alat ukur yang benar. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan
26
diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Kelompok ke 3 yaitu nomor 16-24 melakukan praktek las membuat jalur posisi bawah tangan. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.
6. Tatap Muka 6
Pada tatap muka 6, siswa melalanjutkan praktik dengan menyelesaikan 3 bidang dasar yang menjadi acuan pengerjaan selanjutnya. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Siswa sangat antusias mengerjakan karena didukung oleh motivasi guru dan mahasiswa. Setiap selesai mengikir siswa selalu dianjurkan untuk mengukur hasil pekerjaanya dengan menggunakan siku. Sehingga dapat dilihat kesikuan dan kerataan hasil kikiran tersebut. Dengan harapan nantinya siswa dapat mengetetahui bagaimana cara menjepit benda kerja dengan benar pada ragum, kemudian cara menggunakan alat ukur yang benar. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Kelompok ke 4 yaitu nomor 24-32 melakukan praktek las. Yaitu membuat jalur posisi bawah tangan. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.
7. Tatap Muka 7
Pada tatap muka ke 7, siswa melalanjutkan praktik dengan menyelesaikan pengikiran dengan menetapkan ukuran. Siswa masih sama yaitu dikelompokkan urut sesuai dengan urutan presensi siswa. Siswa sangat antusias mengerjakan karena didukung oleh motivasi guru dan mahasiswa. Setiap selesai mengikir siswa selalu dianjurkan untuk mengukur hasil pekerjaanya dengan menggunakan siku. Sehingga dapat dilihat kesikuan dan kerataan hasil kikiran tersebut.
27
Dengan harapan nantinya siswa dapat mengetetahui bagaimana cara menjepit benda kerja dengan benar pada ragum, kemudian cara
menggunakan alat ukur yang benar. Setelah jam waktu pelajaran habis maka benda kerja dibersihkan dari tatal kikir, dan diberikan oli supaya benda kerja tidak berkarat saat hendak dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Kelompok ke 1 yaitu nomor 1-8 melakukan praktek las. Yaitu membuat jalur lebar posisi bawah tangan. Praktek selalu dilakukan cuntuh terlebih dahulu dari gurunya. Jalur lebar ini dilakukan dengan awal melakukan pengelasan dua jalur lurus terlebih dahulu kemudian baru di jalur lebar dengan cara di ayun menggunakan teknik ayunan elektroda yang tepat. Jenis las yang digunakan adalah SMAW. Pengelompokan berdasarkan nomor urut presensi siswa dan diputar pada pertemuan selanjutnya.
Seluruh siswa rutin melakukan bersih-bersih lingkungan kerja praktek setelah usai jam praktek. Sehingga menyadarkan siswa bahwa pentingnya menjaga kebersihan bengkel praktek yang nantinya juga akan diterapkan di industri. Pembagian kelompok piket bersih bersih dan piket alat di kelompokkan setiap 8 orang siswa.