• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tawaran Konsep dan Saran Strategis Pendidikan Islam

Dalam dokumen pemikiran filsafat pendidikan islam (Halaman 30-34)

Dibawah ini ini dikemukakan beberapa konsep dan saran strategis diharapkan berguna bagi pelaksanaan pendidikan Islam menuju masa depan yang cerah,

1. Pendidikan Islam berwatak dinamis dan merupakan bagian integral dari konsep tentang kehidupan yang lahir dari risalah Islam. Oleh sebab itu, lingkungan pendidikan yang benar-benar sesuai dengan kehidupan hanya terdapat dalam suasana Islami masyarakat muslim ideal, karena mereka diseru untuk menerapkan Islam sebagai akidah, syariat, dan sistem, kehidupan. Sistem perundang-undangan yang

55

M.Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar, CV Rajawali, Jakarta, tahun 1986, halaman 140

diterapkannya digali dari syariat Islam. Sistem tersebut menjadi sumber asasi setiap undang-undang dan peraturan teknis di semua aspek kehidupan. Manusia merupakan agen perubahan dan pendidikan merupakan alat perubahan. Maka untuk menciptakan masyarakat yang Islami, pendidikan Islam harus dijadikan alat perubahan dan pendidikan merupakan alat perubahan. Maka untuk menciptakan masyarakat yang Islami, pendidikan Islam harus dijadikan alat perubahannya. Sesungguhnya Allah Tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’ad, 13 : 11)

Guru atau tenaga pendidik merupakan pemimpin proses perubahan tersebut. Rasulullah Saw. bersabda- Sesuagguhnya aku di utus tidak lain sebagai guru. Allah berfirman: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul rasul di antara mereka yang membacakan ayat- ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah (al Sunnah) Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar kesesatan yang nyata .(QS al- Jumu’ ah, 62-2)

Dapat dikatakan, pendidikan adalah proses pengubahan tingkah laku manusia menuju tujuan yang dikehendaki. Selama tiga belas tahun di Mekah Rasulullah Saw. telah mendidik sahabat-sahabatnya dengan akidah dan akhlak Islam sehingga tabah dalam memikul beban dakwah Islam dan tugas membentuk masyarakat Islam. Hasil pendidikan tersebut nampak pada masyarakat Madinah ketika Islam, menjadi negara dan masyarakat Islam hidup di bawah naungan Negara Islam. Kaum muslimin yang dididik di sekolah Muhammad saw. itu kemudian menjadi contoh teladan bagi setiap orang yang menganut Islam dan menjadi anggota masyarakat Islam. Pendidikan Islam di masyarakat Madinah telah berhasil membentuk manusia yang beriman kepada Allah dan RasulNya: menaati ketetapan serta rida dengan hukum dan perundang-undangan Islam di semua lapangan kehidupan.Mereka digambarkm oleh Allah di dalam firman-Nya di bawah ini:

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak berimam sehingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. A1-Nisa ; 4:65)

Di masa sekarang, tanggung jawab pendidikan Islam berada di pundak pendidik muslim. Mereka bertugas mendidik generasi muda dengan akidah dan akhlak Islam agar menjadi manusia yang saleh. Tugas pendidikan itu berorientasi pada niat dakwah untuk menegakkan ajaran-ajaran Allah di muka bumi dan membentuk masyarakat Islam sesuai dengan agama-Nya. Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang menyeruh kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS. Fushsilat, 41:33)

2. Para pendidik muslim dan departemen / kementerian pendidikan di negara muslim perlu membangun filsafat pendidikan Islam bagi lembaga-lembaga pendidikan di Semua jalur dan jenjang. Dengan filsafat tersebut dirumuskan tujuan-tujuan pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun luar sekolah, baik jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan filsafat itu pula dikembangkan kurikulum yang bersumber pada warisan Islam dan sejalan dengan perkembangan zaman serta metode ilmiahnya. Filsafat pendidikan di sebagian besar negara Islam sudah banyak dipengaruhi kebudayaan asing, terutama Barat. Sebagian cenderung kepada pemikiran kapitalis demokratis, sebagian kepada pemikiran Marxis atau sosialis, sebagian masih dalam kebingungan, dan sebagian lain malu-malu untuk mencoba mengambil pandangan Islam. Setiap aliran filsafat di atas mempunyai pengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan di negara-negara Islam, sehingga berakibat buruk pada jiwa dan kepribadian para pemudanya. Konsekuensinya, para pemuda muslim tidak mampu menghadapi berbagai tantangan intelektual dan kultural yang berkembang di masa sekarang.

Peran filsafat pendidikan sangat penting dalam mendefinisikan orientasi pendidikan, memilih isi dan metodenya, serta menentukan proses evaluasi berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan menurut filsafat pendidikan. Tidak ada pendidik yang mengingkari hal itu. Karenanya, negara atau masyarakat Islam perlu menegaskan bahwa sumber filsafat pendidikan Islam adalah Islam. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam dapat dibangun dari konsep Islam tentang alam, manusia, dan kehidupan.

Berdasarkan filsafat pendidikan Islam ini dirumuskan tujuan-tujuan umum pendidikan yang selanjutnya dijabarkan dalam tujuan-tujuan institusional di semua jenjang perdidikan= umum, perguruan tinggi, dan pendidikan sepanjang hayat. Dari tujuantujuan tersebut kemudian dirumuskan tujuan kurikuler bagi setiap mata pelajaran atau bidang studi dengan mempertimbangkan hakikat berbagai disiplin ilmu dan epistemologinya sesuai dengan perkembangan ilmiah mutakhir.Apabila semua itu telah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa system pendidikan Islam di negara-negara Islam telah memadukan orisinalitasnya dengan perkembangan modern.

3. Perlu perhatian terhadap profesi pendidikan dan usaha praktis untuk menyeragamkan azas-azas kurikulum berdasarkan Islam di negara-negara muslim. Demildan pula perhatian terhadap usaha mempersiapkan guru muslim agar menjadi teladan bagi para siswa dan generasi muda serta l.ambang akhla.k dan keutamaan di dalam masyarakat, sehingga lahir generasi mulanin yang sadar dan benar-benar menghargai tanggung jawab sosiaL Pendidikan terpadu yang lahir dari konsep Islam ini mungkin sekali dapat berbuat banyak bagi kesatuan masyarakat musli.m dan realisasi cita-cita Islam yang ti.dak dapat dilakukan melalui usaha-usaha politis- formal.

Pendidikan merupakan profesi para nabi, pembaharu, da'i, dan guru. Karenanya, pendidikan merupakan risalah yang suci, profesi yang luhur, dan induk semua pmfesi. Pada jenjang pendidikan umum calon pendidik perlu dibekali pengetahuan umum; baru pada jenjang pendidikan tinggi dibekali pengetahuan keahlian profesi dan spesialisasi yang dibutuhkan masyarakat. Jika memang dikehendaki adanya diversifikasi kaum terpelajar di kalangan masyarakat musli.m dengan berbagai tingkat profesionalismenya, maka profesi pendidikan harus diperhatiksn dan mutu para pendidik, baik ilmu maupun akhlaknya, perlu diupayakan sama. Suatu kenyataan yang disayangkan terjadi di beberapa bagian dunia Islam ialah berpengaruhnya ukuran material kebudayaan sarat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Hal tu beraloibat negatif pada input dalam profesi-pmfesi lainnya, ; sebab input tersebut merupakan output dari sastem pendidikan. Dalam pemecahan terhadap problem tersebut adalah memberi perhatian yang baik terhadap profesi keguruan, dimulai dengan melihat kualifikasi seseorang dalam memilih profesi keguruan; lalu kesiapannya sebelum dan ketika mengabdi; kemudian taraf

kehidupan sosial dan materialnya agar memperoleh penghargaan soaial dan imbalan material yang layak.

Usaha terus-menerus untuk memberantas buta huruf secara tuntas di dunia muslim. Sebuah ironi yang tidak dapat ditolerir ialah masih adanya orang yang tidak mampu membaca di tengah-tengah masyarakat yang disebut sebagai umat membaca, menelaah (iqra ) Padahal kemajuan sosial budaya dan ekonomi umat tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmiah, peradaban, dan teknologi. Peningkatan taraf hidup individu dan masyarakat serta pertumbuhan produktivitas tergantung pada taraf kemajuan ilmiah serta penguasaan, ilmu dan teknologi di segala lapangan kehidupan. Langkah pertama penguasaan ilmu adalah penguasaan keterampilan dasar belajar, yaitu baca-tulis dan pemberantasan buta huruf secara total. Allah bersumpah dengan pena : Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.(QS. Qalam , 68:1)

Allah menganjurkan penggunaan peralatan belajar dalam mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui :

Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS al- Alaq, 96; 4-5). Allah menyebut-nyebut yang dilimpahkan kepada Rasul-Nya; yaitu ilmu dan kegiatan mengajarkan ilmu kepada umat Islam: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (As Sunnah) (QS al-Jumua'ah, 62; 2)

Dalam dokumen pemikiran filsafat pendidikan islam (Halaman 30-34)

Dokumen terkait