• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Dasar Penelitian

2.3.4. Tekanan Darah Normal

Tekanan darah normal adalah tekanan darah yang berkisar kurang dari 120 mmHg untuk systolic dan kurang dari 80 mmHg untuk diastolic (bagi dewasa, usia 18 tahun dan lebih, serta tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi, dan tidak menderita penyakit serius dalam waktu dekat) [8].

Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi dan di antara nilai tersebut dianggap sebagai tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun) [8]. Tabel 2.1 merupakan tabel dari level tekanan darah pada orang dewasa [11].

Tabel 2.1.Level Tekanan Darah Dewasa (usia >18 tahun) Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal <120 <80 Prehipertensi 120 – 139 80 - 89 Hipertensi ≥140 ≥90 Hipotensi ≤90 ≤60

2.4. Stetoskop

Pengukuran tekanan darah selain menggunakan tensimeter juga membutuhkan suatu instrumen lain guna mendengarkan dan mendapatkan bunyi dari detak tekanan darah dari pembuluh arteri. Instrumen yang digunakan di dalam pengukuran tekanan darah pada umumnya dikenal dengan stetoskop.

Stetoskop adalah sebuah alat akustik medis yang digunakan untuk mendengarkan suara yang ada di dalam tubuh manusia atau hewan. Stetoskop biasa digunakan untuk mendengarkan suara detak jantung atau pernapasan. Suara ini digunakan untuk mendiagnose penyakit tertentu. Stetoskop terbagi atas dua jenis, yaitu stetoskop akustik dan stetoskop elektronis [13].

Stetoskop akustik bekerja dengan cara menyalurkan suara dari chestpieces melalui selang udara ke telinga pendengar. Chestpiece terdiri dari dua bagian yang dapat dipergunakan untuk mendengarkan suara dari tubuh manusia, sebuah diafragma dan sebuah mangkuk berongga (bellpiece). Gambar darichestpieceterlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Chestpiecedari stetoskop

Bila diafragma ditempatkan di atas tubuh, maka suara dari tubuh akan menggetarkan diafragma dan gelombang tekanan akustik berjalan melalui selang udara hingga ke telinga pendengar. Bila mangkuk berongga yang ditempatkan dalam tubuh, maka getaran dari kulit akan menghasilkan gelombang tekanan akustik yang akan berjalan melalui selang udara hingga ke telinga pendengar. Mangkuk berongga menghasilkan suara dengan frekuensi rendah, sedangkan diafragma menghasilkan suara dengan frekuensi yang lebih tinggi. Permasalahan yang timbul adalah tingkat kekuatan suara yang sangat rendah [13].

Stetoskop elektronik bekerja dengan cara menguatkan suara yang timbul dari tubuh. Alat tersebut membutuhkan pengubah suara akustik menjadi sinyal elektronis yang dapat dikuatkan dan diolah untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih baik. Cara yang paling mudah dan efektif untuk mendeteksi suara dilakukan dengan memasang sebuah mikrofon di dalamchestpiece. Cara ini bisa mengurangi gangguan derau [13].

2.5. Sensor Tekanan Udara (BPS-PRESSURE SENSOR)

BPS-pressure sensor memberikan solusi yang cukup efektif pada aplikasi tekanan

yang memerlukan performa ketepatan pengukuran tinggi. Selain itu ukuran komponen yang kecil membuat komponen ini sangat fleksibel dalam penempatannya. Sensor tekanan

ini memiliki keakuratan dan kestabilan output terhadap suhu mulai dari 0ºC sampai 50ºC. Sensor ini juga memiliki kemampuan pembacaan tekanan mulai dari 0 psi sampai 5.8 psi.(1 Psi = 51,7 mmHg) [17]. Bentuk dan pin dari IC sensor tekanan udara (BPS-Pressure Sensor 030) terlihat pada Gambar 2.6.

Keunggulan sensor tekanan BPS-PRESSURE SENSOR

1. Memiliki ketahanan tinggi. 2. Memiliki performa tinggi. 3. Ukuran yang kecil.

4. Memiliki impedansi tinggi pada alokasi tegangan rendah. 5. Teganganoutputyang linier.

Kelemahan sensor tekanan BPS-PRESSURE SENSOR

1. Maksimumpressure sensing5,8 psi ( 299.86 MmHg). 2. Memerlukansupplydaya.

3. Bekerja maksimal terhadap suhu antara 00sampai 500celcius.

Gambar 2.6. IC sensor tekanan udara (BPS-Pressure 030) [17]

BPS-Pressure sensor merupakan sensor tekanan udara dimana tegangan output

linier terhadap perubahan tekanan dalam Psi. BPS-Pressure sensor memiliki Impedansi tinggi pada alokasi tegangan rendah, output linier, ukuran yang kecil, dan fasilitas kalibrasi yang presisi sehingga memudahkan berhubungan dengan rangkaian luar yang akan dikontrol. Sensor ini dapat digunakan dengan sumber tegangan negatif dan positif. Sensor ini memerlukan 1,5 mA dari catu daya. Sensor ini juga dapat beroperasi antara suhu -200 sampai +600C. Tabel 2.2 merupakan karakteristik sensor tekanan udara (BPS-Pressure Sensor 030).

Tabel 2.2. Karakteristik Sensor Tekanan Udara (BPS-Pressure Sensor 030) [17]

2.6. Regulator Tegangan

Prinsip regulasi secara umum adalah pengaturan, selain itu regulasi juga dapat diartikan dengan suatu besaran yang diatur pada nilai tertentu. Untuk mengatur satu besaran pada nilai tertentu, maka besaran itu diukur dan dibandingkan dengan satu nilai standar yang dipakai sebagai referensi. Misal besarnya nilai yang didapat lebih besar dari besarnya nilai referensi, maka diambil langkah untuk mengurangi besar nilai tersebut. Jika besar nilai yang didapat lebih kecil dari nilai referensi, maka diusahakan supaya besarnya nilai tersebut menjadi lebih besar [6].

Regulasi tegangan berfungsi dengan satu tegangan referensi dan satu penguat differensial seperti terlihat pada Gambar 2.7. Tegangan dari filter rectifier yang belum teregulasi dipakai sebagai sumber tegangan dari penguat differensial. Rangkaian yang

menyediakan tegangan referensi biasanya juga memakai tegangan sumber dari filter rectifiersebagai sumber daya.

Gambar 2.7. Prinsip Regulasi Tegangan

Regulator tegangan dikatakan baik jika perubahan tegangan keluaran akan kecil walaupun tegangan sumber berubah jauh. Perbandingan antara perubahan tegangan sumber dengan perubahan tegangan keluaran disebutline regulation atau regulasi sumber, besaran regulasi sumber ini menunjukkan seberapa baik riak dari sumber dihilangkan (diregulasikan) oleh regulator. Besaran lain yang penting untuk catu daya adalah resistivitas output/keluaran, yaitu berapa jauh tegangan keluaran berubah ketika arus keluaran berubah.

Penguat pada regulator tegangan dapat bekerja dengan baik dan benar, tegangan keluaran tidak dapat menjadi sama besar dengan tegangan sumber, tetapi tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan keluaran. Selisih minimal antara tegangan sumber dan tegangan keluaran disebutdropout voltage.Fungsi regulator tegangan dikatakan bagus jika batas kerja dari regulator tegangan tidak terlewati sehingga regulator tegangan tidak rusak [6]. Ada tiga macam regulator tegangan menurut jenisnya, yaitu:

a. Rangkaian Regulasi Tegangan Sederhana b. Regulasi Tegangan dengan Op-Amp c. Regulasi Tegangan dengan Regulasi IC

Dokumen terkait