• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Tekhnik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, karena datanya kualitatif dan kuantitatif, maka

metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan statistik. Cara mendeskripsikan data kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan dengan menggunakan tehnik statistik deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan tehnik stastistika adalah untuk meringkas data menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.

1. Analisis Butir Soal a. Validitas Butir Soal

Validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menghitung validitas menggunakan rumus korelasi, rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan sebutan rumus korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut:

r

xy =

Keterangan:

rxy =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah siswa

X = Jumlah skor item nomor 1

y = Jumlah skor total

Hasil rxy yang didapat dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga rtabel dapat dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan N

sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy > rtabel maka dapat dinyatakan

butir soal tersebut valid.

Berdasarkan validasi soal yang dilakukan terhadap 34 siswa kelas XII IPA 2 Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus diperoleh hasil analisis validitas 50 soal. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1

dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,5) diperoleh ttabel = 1,69 dan thit =

1,95 tampak dari perhitungan thit > ttabel, maka item soal 1 valid.

Perhitungan validitas keseluruhan terdapat 38 soal valid dan 12 soal tidak valid. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam soal validasi yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 46, dan 50. Perhitungan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 133.

b. Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus KR-21 sebagai berikut:

r11 = [ ]

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q =Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)

pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

K = Jumlah butir soal

S2 = Varian total

Rumus varian total yaitu:

S2 =

Hasil r11 yang didapat dibandingkan dengan harga r product

moment. Harga tabel dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan kesesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel, maka dapat

dinyatakan butir soal tersebut reliabel.

Berdasarkan analisis reliabilitas dengan taraf signifikan 5% diperoleh harga rtabel 0,34 dan r11 = 0,78. Harga r11

>

rtabel, maka

instrumen reliabel. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 140.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesukaran soal adalah:

P =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

IK = 0.00 : Butir soal sangat sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 : Butir soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 : Butir soal sedang 0,70 < IK ≤ 1 : Butir soal mudah

IK = 1 : Butir soal sangat mudah

Jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sangat sukar, sukar, sedang, mudah, dan sangat mudah dapat dilihat pada Tabel 3.1. perhitungan indeks kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 136.

Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Validasi

Kriteria Indeks

kesukaran Nomor soal

Jumlah butir soal Sangat sukar 0 Sukar 8,9, 27, 28, 32, 34 6 Sedang 6, 7, 10, 14, 20, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 43, 45, 46 14 Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 47, 48, 49, 50 30 Sangat mudah 0 Jumlah 50

d. Daya Beda Soal

Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi, menggunakan rumus:

D = –

Keterangan:

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah

Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berikut:

0,70<D≤1,00 = Daya beda sangat baik

0,40<D≤0,70 = Daya beda baik

0,20<D≤0,40 = Daya beda cukup

0,00<D≤0,20 = Daya beda jelek

D = negatif = Daya beda sangat jelek

Jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sangat jelek, jelek, cukup, baik dan sangat baik dapat dilihat pada Tabel 3.2. perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 138.

Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba

Kriteria Daya Pembeda Nomor Soal

Jumlah Butir Soal Sangat Jelek 8, 16, 21, 22, 23, 41, 44 6 Jelek 9, 11, 12, 14, 15, 18, 25, 27, 28, 29, 32, 33, 38, 40, 45 16 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 7, 17, 20, 24, 26, 30, 31, 35, 36, 37, 46, 47, 48, 49 19 Baik 6, 10, 13, 19, 34, 39, 42, 43, 50 9 Sangat Baik 0 Jumlah 50 2. Analisis Angket

a. Analisis Data Kelayakan Media Flash

Data instrumen penilaian kelayakan isi media flash oleh pakar materi, aspek yang dinilai dalam lembar validasi mengadopsi kriteria kelayakan isi menurut BSNP yaitu kesesuaian materi dengan SK dan KD, dan aspek keakuratan materi (BSNP, 2008:107). Lembar validasi dianalisis dengan rentang skor 10 – 40, sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Penelitian Media Flash oleh Ahli Materi

Interval Kriteria

32,5≤x≤40 Layak

25≤x≤32,5 Cukup layak

10≤x≤17,5 Tidak layak (Diadopsi dari Arikunto, 2010: 244)

Data instrumen penilaian kelayakan isi media flash oleh pakar materi, aspek yang dinilai dalam lembar validasi mengadopsi kriteria kelayakan penyajian menurut Kustandi yaitu aspek efisiensi, tampilan program, dan kualitas, teknis dan keefektifan program (Kustandi, 2013:165). Lembar validasi dianalisis dengan rentang skor 20 – 80, sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Penelitian Media Flash oleh Ahli Media

Interval Kriteria

65≤x≤80 Layak

50≤x≤65 Cukup layak

35≤x≤50 Kurang layak

20≤x≤35 Tidak layak (Diadopsi dari Arikunto, 2010: 244)

Data angket tanggapan guru dan siswa secara klasikal diukur dengan menggunakan rumus:

P = x 100%

Keterangan:

P = persentase penilaian F = skor yang diperoleh N = skor keseluruhan

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Tanggapan Pengguna

Interval Kriteria

24≤x≤32 Baik

16≤x≤24 Kurang baik

8 ≤x≤16 Tidak baik (Diadopsi dari Arikunto, 2010: 244)

b. Analisis Efektifitas Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus indeks gain ternormalisasi.

N – gain (g) =

Dengan kategori tingkat perolehan indeks gain sebagai berikut: G > 0,70 = Tinggi

0,30<g<0,70 = Sedang G < 0,30 = Rendah c. Analisis Efektifitas Produk

Analisis efektifitas produk melalui hasil belajar siswa pada uji pelaksanaan lapangan media flash apabila sekurang-kurangnya 75% hasil belajar mencapai KKM.

Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dpat dicari dengan rumus: P = x 100%

Keterangan:

P : persentase ketuntasan belajar

∑ ni : jumlah siswa tuntas belajar ∑ n : jumlah total siswa

d. Uji Signifikansi

Uji signifikansi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah treatment yang diberikan berpengaruh terhadap variabel. Uji signifikasi menggunakan pretest posttest one group design, menggunakan rumus sebagai berikut:

t =

keterangan:

Md : mean dari perbedaan pretest dengan post tes

: jumlah kuadrat deviasi

N : jumlah sampel

(Arikunto, 2010: 125)

Setelah thitung diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan taraf signifikansi (α) = 5% dan dk = n – 1. Jika thitung > ttabel,

maka perbedaan hasil pretest-postest dinyatakan signifikan dengan kata lain, treatment yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

3. Analisis Lembar Observasi Afektif dan Psikomotorik

Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil belajar afektif dan psikomotorik. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa. Penentuan rerata hasil observasi penilaian afektif dianalisis dengan cara berikut.

a. Menghitung skor keseluruhan

b. Penentuan kriteria hasil observasi ditentukan dengan cara berikut. 1) Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah aspek Skor maksimal = 4 x 10 = 40

2) Menentukan skor minimal

Skor minimal = skor terendah x jumlah aspek Skor minimal = 1 x 10 = 10

3) Menentukan range, yaitu 40 – 10 = 30 4) Menentukan kelas interval, yaitu = 5

(sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik)

5) Menentukan panjang interval, yaitu range : kelas interval = 30 : 5 = 6 Sehingga, kriteria rerata hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria rerata hasil observasi afektif

Interval Skor Kriteria

34 ≤x≤40 SangatBaik

28≤x≤34 Baik

22≤x≤28 Cukup

16≤x≤22 Tidak Baik

9 ≤x≤16 Sangat Tidak Baik

Penentuan rerata hasil observasi penilaian psikomotorik dianalisis dengan cara berikut.

a. Menghitung skor keseluruhan

b. Penentuan kriteria hasil observasi ditentukan dengan cara berikut. 1) Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah aspek Skor maksimal = 4 x 5 = 20

2) Menentukan skor minimal

Skor minimal = skor terendah x jumlah aspek Skor minimal = 1 x 5 = 5

3) Menentukan range, yaitu 20 – 5 = 15 4) Menentukan kelas interval, yaitu = 5

5) Menentukan panjang interval, yaitu range : kelas interval = 15 : 5 = 3 Sehingga, kriteria rerata hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria rerata hasil observasi psikomotorik

Interval Skor Kriteria

17≤x≤20 SangatBaik

14≤x≤17 Baik

11≤x≤14 Cukup

8≤x≤11 Tidak Baik

5≤x≤8 Sangat Tidak Baik

Perhitungan reliabilitas lembar observasi afektif dan psikomotorik menggunakan rumus inter rater reliability yaitu:

r

11

=

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

Vp : varian person /responden teste Ve : varian error

K : jumlah rater /observer

Instrumen lembar observasi afektif dan psikomotorik dikatakan reliabel jika

r

11 ≥ 0,7.

Berdasarkan hasil perhitungan, reliabilitas lembar observasi afektif diperoleh r11 = 0,84. Perhitungan lembar observasi psikomotorik diperoleh r11

= 0,89, sehingga reliabilitas intrumen lembar observasi afektif dan psikomotorik dikatakan reliabel.

Dokumen terkait