• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu, yang merupakan dasar suatu perencanaan dan merupakan alat bantu dalam pengambilan keputusan. Masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian, untuk sampai pada suatu kesimpulan harus didukung oleh data yang relevan. Sumaatmadja (1998:104) relevansi data dengan variabel penelitian didasari oleh metode pendekatan masalah yang relevan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan di daerah atau lokasi penelitian. Data primer tersebut adalah data bagaimana kualitas lingkungan permukiman, bentuk partisipasi masyarakat dan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Data skunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari lokasi penelitian melainkan data yang yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya data jumlah KK diperoleh dari kantor kecamatan dan kantor kelurahan yang menjadi populasi dan sampel penelitian, data dari Dispertasi untuk memperoleh data tentang jumlah komplek permukiman baru di lokasi penelitian dan data kawasan-kawasan kumuh, buku-buku sumber, literatur, internet, media masa, dan sumber-sumber lainnya. Selain itu data skunder yang mendukung penelitian ini adalah peta yang dijadikan lokasi daerah penelitian.

Pada suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan teknik yang harus direncanakan untuk mendapatkan suatu hal yang optimal yang sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian pada proses-proses selanjutnya. Untuk memperoleh data yang aktual dan akurat dalam penelitian ini dan mengacu kepada

tujuan penelitian dan variabel penelitian, teknik instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik dan tidak terbatas pada orang tetapi objek-objek lainnya. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah karakterisitik fisik kualitas lingkungan permukiman yaitu tempat pembuangan sampah, jalan masuk, saluran drainase, kepadatan bangunan, kepadatan penduduk. Alat bantu yang digunakan dalam observasi ini adalah alat visual berupa camera digital dan buku catatan. Data atau lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 150.

2. Kuesioner/angket

Sugiyono, (2011:199), menyebutkan bahwa kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dilakukan karena jumlah responden cukup besar dan tersebar. Adapun pertanyaan dalam bentuk quesioner adalah yang berhubungan dengan kualitas lingkungan permukiman, partisipasi masyarakat dan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut. Jenis pertanyaannya dari quesioner dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 151.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung untuk menggali informasi lebih mendalam kepada nara sumber atau responden yang berhubungan dengan substansi penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Indikator dari kualitas lingkungan Permukiman terdiri dari: a) banjir/genangan air, b) air bersih/air minum, c) Sanitasi, d) saluran air limbah, e) sampah, f) lokasi permukiman, g) jalan, h) bentuk bangunan, i) Keteraturan bangunan, j) kepadatan bangunan, k) sekolah, l) umur kampung dan lama tinggal, m) partisipasi masyarakat. Dilihat dari indikator banjir, berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa di kompleks permukiman yang telah diteliti dikategorikan jelek karena masih terjadi banjir. Indikator lainnya seperti air bersih, sanitasi, sampah, lokasi permukiman, jalan, bentuk bangunan dan sekolah dikatakan baik. Umur kampung dinyatakan baru karena dibangun di atas tahun 1965 dan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan dinyatakan kepadatan sedang.

Bentuk partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman terdiri dari buah pikiran, tenaga, harta dan uang, keterampilan serta dalam bentuk sosial. Bentuk partisipasi buah pikiran yang merupakan partisipasi dalam memberikan ide untuk perencanaan pembangunan dan bentuk partisipasi berupa uang merupakan faktor yang dominan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman terdiri atas pendapatan; ketersediaan sarana prasarana; persepsi tentang kualitas lingkungan; peran tokoh masyarakat; motivasi dan jumlah anggota keluarga.

a. Pendapatan mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman. b. Ketersediaan sarana dan prasarana mempunyai hubungan secara langsung

dan tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman.

c. Peran tokoh masyarakat mempunyai hubungan secara langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman.

d. Jumlah keluarga mempunyai hubungan secara langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman.

e. Persepsi tentang kualitas lingkungan permukiman mempunyai hubungan secara langsung dan tidak langsung terhadap bentuk partisipasi

f. Motivasi mempunyai hubungan secara langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman.

Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian komplek permukiman yang dijadikan wilayah penelitian masih sering terjadi banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan biopori agar air dapat meresap ke dalam tanah, membuat sumur resapan dan mengembalikan fungsi saluran air atau gorong-gorong yang ditutup oleh bangunan-bangunan baru.

2. Meski sanitasinya sudah baik, tapi masih perlu penanganan. Agar sanitasinya lebih baik lagi perlu adanya tempat penampungan pembuangan air limbah sehingga air limbah tersebut tidak langsung dibuang ke selokan atau gorong-gorong.

3. Sejumlah faktor telah secara nyata berpengaruh terhadap partisisipasi dalam menjaga kualitas lingkungan permukiman. Namun dari sejumlah faktor tersebut, faktor kepedulian tokoh masyarakat yang masih perlu ditingkatkan. Bentuk nyata yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat (Lurah, Camat) dapat terjun langsung ke lapangan dan melihat kondisi yang sebenarnya apa yang terjadi dilapangan, sehingga masyarakat juga termotivasi untuk menjaga lingkungan dimana mereka tinggal.

4. Kualitas lingkungan dapat diaplikasikan pada proses pembelajaran Geografi kelas XII semester 1 pada materi Pemahaman Peranan IPTEK

dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. Untuk lebih bagusnya Pembelajaran tentang lingkungan hidup dan pola hidup sehat dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan formal dimulai dari tingkat Sekolah Dasar sehingga semenjak kecil sudah terbiasa hidup bersih, hidup sehat dan menyadari betapa pentingnya kesehatan diri dan juga kesehatan lingkungannya.

Dokumen terkait