• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

III.5 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian31.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Sejarah Keimigrasian Indonesia

Perkembangan keimigrasian di Indonesia terjadi sejak zaman penjajahan Belanda yang pada saat itu bernama Immigratie Dienst yang menangani semua masalah keimigrasian diseluruh kawasan Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka berdasarkan Surat Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat No. JZ/30/16 tanggal 28 Januari 1950 yang berlaku surut mulai tanggal 26 Januari 1950, menetapkan bahwa pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya keimigrasian diatur langsung oleh Pemerintah Republik Indonesia. Immigratie Dienst diserah terimakan dari H. Breekland kepada Mr. Yusuf Adiwinata sebagai Kepala Jawatan Imigrasi yang baru. Hal ini menandai dimulainya era baru dalam politik hukum keimigrasian di Indonesia, yang kemudian diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Imigrasi.

Sejak berlakunya Penetapan Menteri Kehakiman tersebut, maka pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau sekarang disebut Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada langsung di bawah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Imigrasi menjadi sebuah organisasi vital dalam struktur kenegaraan Indonesia dengan semboyannya “Sasanti Bhumi Pura Purna Wibawa” yang berarti penjaga pintu gerbang negara yang berwibawa. Direktorat Jenderal Imigrasi semula

hanya memiliki 4 (empat) buah Direktorat, yaitu; Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian, Direktorat Izin Tinggal dan Status Kewarganegaraan Orang Asing, Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, serta Direktorat Informasi Keimigrasian32

32

Chairil Lufthi. 2009. Analisis Pembaharuan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dalam

Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) terhadap Kinerja Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I

.

Pengaruh globalisasi dan perkembangan zaman saat ini yang menimbulkan kepentingan kerja sama internasional antar negara, maka dibentuklah Direktorat Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian untuk menunjang tugas-tugas keimigrasian dalam menjalin kerjasama dengan negara lain. Hingga saat ini, Direktorat Jenderal Imigrasi terdiri dari: Direktorat Dokumen Perjalanan Visa dan Fasilitas Keimigrasian, Direktorat Intelijen Keimigrasian, Direktorat Lintas Batas dan Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian, Direktorat Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian, Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian, Direktorat Sistim dan Teknologi Informasi Keimigrasian, serta Sekretariat Direktorat Jenderal.

Sementara itu sebagai pendukung tugas dan fungsi Keimigrasian, maka Kantor Imigrasi di wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) klas, yaitu : Kantor Imigrasi Klas Khusus dipimpin oleh Pejabat Eselon II B, Kantor Imigrasi Klas I dipimpin oleh Pejabat Eselon III A, Kantor Imigrasi Klas II dipimpin oleh Pejabat Eselon III B, dan Kantor Imigrasi Klas III dipimpin oleh Pejabat Eselon IV A. Klasifikasi ini dilakukan atas dasar beban kerja, tingkat kerawanan dan tingkat kerusuhan suatu daerah ditinjau dari segi keimigrasian.

IV.2 Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Terbentuknya Kantor Imigrasi Kelas I Polonia ditujukan sejalan dengan dibukanya Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Polonia sehingga keberadaannya banyak dibantu dan diberi fasilitas dengan memanfaatkan gedung Kantor Angkasa Pura II Cabang Medan. Selanjutnya pada tahun 1987 Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Sumatera Utara melalui suratnya Nomor W2-07573.PL.02.01 tahun 1987 tanggal 09 Juni 1987 secara resmi menyerahkan gedung Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan beserta tanahnya sebagai tempat beroperasi kegiatan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia yang berkedudukan di Jalan Mangkubumi No. 2 Medan. Berdasarkan Daftar Isian Proyek tahun anggaran 1999/2000 gedung ini direnovasi total menjadi 2 (dua) lantai dengan pembangunan diarahkan untuk ruang Kepala Kantor Imigrasi, Lantaskim (Lalu Lintas Keimigrasian) dan Sub Bagian Tata Usaha sebagai proyek tahap I (pertama). Berdasarkan Daftar Isian Proyek Tahun Anggaran 2000 dilanjutkan dengan pembangunan ruang Insarkom (Informasi dan Sarana Komunikasi), Wasdakim (Pengawas dan Penindakan Keimigrasian), dan ruang arsip 2 (dua) lantai sebagai proyek tahap II (kedua) sampai dengan saat ini.

Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Polonia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.03-PR.07.04 Tahun 1991 tanggal 15 April 1991, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi dinyatakan bahwa Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Polonia terdiri dari:

1. Kecamatan Medan Johor 2. Kecamatan Medan Tuntungan 3. Kecamatan Deli Tua

4. Kecamatan Tanjung Morawa 5. Kecamatan Lubuk Pakam 6. Kecamatan Pagar Merbau 7. Kecamatan Beringin

8. Kecamatan Pantai Labu 9. Kecamatan Medan Baru

Aktivitas keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Polonia lebih terfokus kepada pelayanan keimigrasian seperti penerbitan paspor, pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari volume penerbitan paspor selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan jumlah yang cukup signifikan seperti yang telah disajikan pada Tabel I.1. Kondisi yang sama juga terjadi terhadap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal dari tahun ke tahun menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Aspek penegakan hukum Kantor Imigrasi Kelas I Polonia selama ini berjalan cukup baik.

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya volume kegiatan pemerintahan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 dibentuk beberapa kecamatan baru melalui pemekaran dari kecamatan yang sudah ada. Pemekaran wilayah tersebut berupa pembentukan kecamatan baru namun pada waktu itu belum tertampung dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Polonia yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Untuk menghindari adanya ketidakjelasan dan kesimpang-siuran wilayah kerja tersebut, melalui Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi No. F-PR.07.04-1105 tanggal 25 November 1992 telah ditegaskan tentang Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Polonia dengan berdasarkan Pemekaran Wilayah pada Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan yang meliputi beberapa kecamatan sebagai berikut:

A. Kabupaten Deli Serdang, terdiri dari: 1. Kecamatan Beringin.

3. Kecamatan Lubuk Pakam. 4. Kecamatan Pagar Merbau. 5. Kecamatan Pantai Labu. 6. Kecamatan Tanjung Morawa. B. Kotamadya Medan, terdiri dari:

1. Kecamatan Medan Amplas. 2. Kecamatan Medan Baru. 3. Kecamatan Medan Johor. 4. Kecamatan Medan Maimun. 5. Kecamatan Medan Polonia. 6. Kecamatan Medan Selayang. 7. Kecamatan Medan Tuntungan.

Keberadaan Bandara Internasional Polonia di Kecamatan Medan Polonia, mengharuskan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia untuk mempunyai sarana pendukung seperti Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang memiliki 33 orang Petugas Pendaratan di Bandara Polonia. Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, akan berhubungan dengan keimigrasian melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi ini, dimana pemeriksaan akan dilakukan oleh Pejabat Imigrasi. Semakin meningkatnya kegiatan orang untuk keluar masuk wilayah Indonesia, selain pengurusan paspor maka kegiatan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia banyak dilaksanakan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).

IV.2.2 Tugas dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Kantor Imigrasi Kelas I Polonia merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang keimigrasian yang berada di bawah lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kanwil Kemenkumham) dan bertanggung jawab kepada

Kepala Kantor Wilayah. Kantor Wilayah mempunyai tugas yang salah satunya adalah melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap UPT dan melaksanakan kegiatan keimigrasian di wilayahnya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.03-PR.07-04 Tahun 1991, Kantor Imigrasi mempunyai tugas melaksanakan bagian tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya Direktorat Jenderal Imigrasi secara jelas telah menentukan kerangka tugasnya yang tertuang dalam Tri Fungsi Imigrasi, yaitu sebagai:

1. Aparatur pelayanan masyarakat.

2. Pengamanan negara dan penegakan hukum keimigrasian. 3. Fasilitator ekonomi nasional.

Untuk dapat melaksanakan fungsi pokok tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I Polonia memiliki tugas antara lain :

1. Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian.

2. Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang Lalu Lintas Keimigrasian. 3. Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang Status Keimigrasian.

4. Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.

Aspek pelayanan keimigrasian mengandung makna melancarkan dan memudahkan orang masuk dan keluar dari wilayah Indonesia. Dalam aspek pelayanan termasuk pengaturan pembebasan visa bagi orang asing dari negara-negara tertentu. Berbagai bentuk pelayanan ini tidak terlepas dari kepentingan nasional, karena itu setiap kemudahan keimigrasian yang diberikan kepada warga negara asing dari satu atau beberapa negara tertentu dilakukan dengan sedapat mungkin mengupayakan penarapan prinsip resiprositas yang memungkinkan

Warga Negara Indonesia menikmati kemudahan-kemudahan yang sama dari negara-negara yang mendapat kemudahan keimigrasian di Indonesia33

1. Kepastian Persyaratan.

.

Direktorat Jenderal Imigrasi menyadari bahwa untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dibutuhkan dukungan dan kerja keras dari setiap personil yang ada di dalamnya. Direktorat Jenderal Imigrasi juga berupaya untuk menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Setiap personil Direktorat Jenderal Imigrasi harus tetap berpegang pada nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yaitu: Taqwa, Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung secara langsung kualitas kerjanya.

IV.2.3 Motto, Janji Layanan, Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Motto dari Kantor Imigrasi Kelas I Polonia adalah “Melayani dengan Tulus”. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjamin kepuasan masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik, Kantor Imigrasi Kelas I Polonia memiliki janji pelayanan sebagai berikut:

2. Kepastian Biaya.

3. Kepastian Waktu Penyelesaian.

Visi yang dimiliki oleh Kantor Imigrasi Kelas I Polonia adalah “Menjadikan insan imigrasi yang professional, berwibawa, dan berwawasan global”. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, maka misi dari Kantor Imigrasi Kelas I Polonia adalah:

a. Melaksanakan pelayanan yang cepat.

33

Edy Firyan. 2009. Deportasi sebagai Salah Satu Tindakan Keimigrasian di Luar Proses Peradilan.

b. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap masyarakat.

c. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan nasional.

IV.2.4 Ruang Lingkup Pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Pelayanan yang diberikan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia ditujukan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Indonesia. Pelayanan tersebut sama seperti pelayanan yang di berikan oleh Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia34

1. Pelayanan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) terdiri dari: , pelayanan yang dimaksud adalah:

a. Paspor (Surat Perjalanan Republik Indonesia) b. Pemberian tanda bertolak atau masuk.

2. Pelayanan bagi Warga Negara Asing (WNA), terdiri dari: a. Pemberian Dokumen Keimigrasian (DOKIM), berupa:

 Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS)

KITAS diberikan kepada orang asing yang tinggal di wilayah Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas. KITAS ini juga diberikan kepada orang asing yang masuk ke Indonesia dengan menggunakan Visa Tinggal Terbatas, seperti untuk penanaman modal, bekerja sebagai tenaga ahli, rohaniawan, mengadakan penelitian ilmiah dan lain-lain yang disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia dan bermanfaat bagi Negara. Selain itu KITAS juga dapat diberikan kepada isteri atau anak yang belum berusia 18 tahun dan belum kawin untuk mengikuti suami atau orang tuanya yang telah mendapatkan izin tinggal

34

Salman Dalimunthe. 2005. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Proses Pemberian Surat Perjalanan Republik Indonesia (Paspor) terhadap Kepuasan Masyarakat di Kantor Imigrasi Polonia Medan,”

terbatas. KITAS juga diberikan kepada anak orang asing yang mengikuti status ayahnya yang belum mendapat izin Keimigrasian, sedangkan ibunya adalah Warga Negara Indonesia.

 Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP)

KITAP diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap di Indonesia yang telah memiliki surat keterangan kependudukan dan orang asing pemegang KITAS yang telah diperpanjang sampai dengan masa yang telah ditentukan. b. Pemberian perpanjangan izin tinggal yang meliputi:

 Visa Kunjungan Usaha (VKU).

 Visa Kunjungan Sosial Budaya (VKSB).  Visa Kunjungan Wisata (VKW).

c. Pemberian Exit Reentry Permit, yaitu izin yang diberikan kepada orang asing pemegang KITAS dan KITAP, yang meliputi:

Multiple Exit Reentry Permit(MERP) yaitu izin masuk dan keluar ke wilayah Indonesia dengan beberapa kali perjalanan dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Single Exit Reentry Permit (SERP) yaitu izin masuk dan keluar ke wilayah Indonesia untuk satu kali perjalanan.

Exit Reentry Only (EPO) yaitu izin yang diberikan untuk meninggalkan Indonesia dan tidak kembali.

d. Pendaftaran Orang Asing (POA) diberikan kepada orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 3 (tiga) bulan.

IV.2.5 Keadaan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Kantor Imigrasi Polonia memiliki 96 orang pegawai yang bertugas di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia sebanyak 63 orang, sedangkan yang lainnya sebanyak 33 orang bertugas di

Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Bandara Polonia. Keadaan pegawai di Kanim Polonia dapat dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan formal dan golongan. Keadaan pegawai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Kualifikasi Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Polonia berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

NO Bagian Tingkat Pendidikan Formal Jumlah

SMP SMA D3 S1 S2

1 Ka. Kanim I Polonia - - - - 1 1

2 Sub. Bag Tata Usaha - 1 - 2 1 4

3 Sie. Informasi - - - 2 1 3

4 Sie. Lalu Lintas - - 1 2 - 3

5 Sie. Status - - - 1 2 3

6 Sie. Pengawasan - - - 3 - 3

7 Staf 1 42 9 27 - 79

Jumlah 1 43 10 37 5 96

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan pegawai Kanim Polonia sangat beragam dengan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 43 pegawai dimana 42 orang diantaranya merupakan pegawai pada bagian staf.

Tabel 4.2

Kualifikasi Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Polonia berdasarkan Golongan

No Bagian

Golongan

Jumlah

II III IV

A B C D A B C D A B C D 1 Ka. Kanim I Polonia - - - - - - - - 1 - - - 1

2 Sub. Bag Tata Usaha - - - - - 1 - 2 1 - - - 4

3 Sie. Informasi - - - - 1 1 - 1 - - - - 3

4 Sie. Lalu Lintas - - - - 1 1 - 1 - - - - 3

5 Sie. Status - - - - 1 1 - 1 - - - - 3

6 Sie. Pengawasan - - - - - 3 - - - - - - 3

7 Staf 6 6 16 9 20 16 4 2 - - - - 79

Jumlah 6 6 16 9 23 23 4 7 2 0 0 0 96

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Data diatas menunjukkan bahwa pangkat pegawai paling tinggi adalah golongan IV A sebanyak 2 orang pegawai, serta mayoritas pegawai berpangkat golongan III A dan III B.

IV.2.6 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Setiap instansi pemerintah maupun swasta pasti memiliki struktur organisasi. Pembentukan struktur organisasi bertujuan agar suatu instansi memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

Adapun struktur organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia dapat dilihat melalui gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Ka. Kanim Kelas I Polonia

Drs. Lilik Bambang Lestari

Kasubbag Tata Usaha Chairil Lufthi, S.H, M.Si

Kasi. Status Keimigrasian Murdo Danang Laksono,

S.E, M.Si

Ka. Urusan Keuangan Tetty Matondang, S.E

Kasubsi. Penentuan Status Keimigrasian Hermansyah, Amd. Im,

S.H, M.Si

Ka. Urusan Umum Zulfan B. Siregar, S.H

Kasi. Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Hattor Tampubolon, S.H Ka. Urusan Kepegawaian

Jenda Ukur Br. Karo

Kasi. Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Edy Firyan, S.H, M.H Kasubsi. Penelaahan Status Keimigrasian Imam Bahri, S.H Kasubsi. Penindakan Keimigrasian Agustinus Makabori, S.H Kasubsi. Pengawasan Keimigrasian Andy Syahputra, S.H Kasubsi. Informasi Ricky Abrianda, Amd.Im, S.H

Kasi. Lalu Lintas Keimigrasian

Rafli, S.H

Kasubsi. Komunikasi Katrine, S.H

Kasubsi. Lintas Batas Ismed Ade W, Amd. Im.

Kasubsi. Perizinan Keimigrasian Adrianus Tonny, S.H

Kasubsi. Penentuan Status Keimigrasian Hermansyah, Amd. Im,

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V.1 Penyelenggaraan Pelayanan Publik dalam Pengurusan Paspor V.1.1 Dasar Hukum

Segala bentuk kebijakan publik yang berlaku dalam suatu organisasi selalu memiliki dasar hukum sebagai acuan organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dasar hukum tersebut dapat berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Keputusan Menteri, atau dalam lingkungan Keimigrasian terdapat Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi (Perdirjenim). Untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai instansi pemerintah, Kanim Polonia juga memiliki dasar hukum yang dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan publik dalam pengurusan paspor. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan rasa aman bagi Kanim Polonia sebagai pelaksana pelayanan publik dan juga kepada masyarakat bahwa pelayanan yang didapatkan sesuai dengan standar dan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi kesalahan maupun pelanggaran dapat diperbaiki dan dipertanggungjawabkan berdasarkan hukum yang berlaku.

Undang-undang yang berlaku di lingkungan Kanim Polonia menyangkut pengurusan paspor, antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, sebagai acuan dasar pelaksanaan tugas keimigrasian oleh Kantor Imigrasi selaku pelaksana pelayanan pengurusan Paspor bagi masyarakat yang melakukan permohonan.

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sebagai acuan Standar Operasional Prosedur dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang merumuskan tentang tarif yang berlaku pada Kantor Imigrasi terkait dengan pengurusan Paspor dan pelayanan keimigrasian lainnya.

4. Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi No. IMI-891.GR.01.01 Tahun 2008 tentang Standart Operasional Prosedur Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia, sebagai standar operasional prosedur bagi petugas Imigrasi yang berkaitan dengan proses penerbitan Paspor.

5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia, yang memuat tentang masa berlaku Paspor.

V.1.2 Sistem Penerbitan Paspor

Demi mewujudkan pencapaian produktivitas dan efisiensi pelayanan keimigrasian, perlu adanya penggunaan sistem pelayanan dan administrasi keimigrasian yang berbasis teknologi informasi dalam rangka pelayanan keimigrasian kepada masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, sistem penerbitan paspor menerapkan Sistem E-office Keimigrasian yang bersifat online. Sistem ini mengintegrasikan seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia sehingga pemberian pelayanan keimigrasian, pengumpulan dan pengolahan data dapat dilakukan lebih efisien, transparan, tertib, cepat, mudah, terpadu, dan aman.

Sistem e-office keimigrasian ini menggunakan perangkat-perangkat yang terdiri dari: 1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras terdiri dari server, komputer kerja (workstation), penyimpanan data (storage device), peripheral (printer, scanner dan lain sebagainya), dan perangkat keras pendukung seperti Uninterruptable Power Supply (UPS).

Perangkat lunak e-office keimigrasian terdiri dari: a. Sistem operasi;

b. Program Tools (Software Development Kit/SDK dan lain sebagainya), dan Database;

c. Sistem pengamanan, berupa antivirus, firewall;

d. Customized Application Program, dikembangkan untuk mendukung pelayanan keimigrasian;

e. Perangkat lunak jaringan, berupa Network Management System/NMS dan lain sebagainya.

3. Jaringan Komputer

Jaringan komputer sebagai sarana pengimplementasian e-office keimigrasian, baik dalam lingkup Direktorat Jenderal Imigrasi maupun dengan unit atau satuan kerja di luar Direktorat Jenderal Imigrasi dalam rangka otomatisasi pertukaran data dan informasi. Perangkat pendukung jaringan komputer terdiri dari:

a. Media Transmisi (Wireline dan Wireless) yang dapat mengkomunikasikan data (kabel Coaxial, kabel UTP, serat optik dan lain-lain);

b. Konektor kabel transmisi ke peralatan (modem, ethernet card, hub, switch, router, dan lain-lain);

c. Networking Interface Card (NIC).

Tujuan diterapkannya sistem e-office keimigrasian adalah untuk mewujudkan standarisasi prosedur kegiatan substantif maupun fasilitatif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi keimigrasian. Sistem ini akan lebih mengefektifkan fungsi dari Kantor Imigrasi itu sendiri sebagai suatu lembaga yang bertugas untuk menerbitkan paspor bagi seluruh Warga Negara Indonesia sebagai bukti identitas dirinya di luar negara Indonesia. Oleh sebab itu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh Kantor Imigrasi harus terus meningkatkan

kualitas pelayanannnya sehingga tercipta pelayanan publik yang prima. Selain itu sistem e-office

keimigrasian juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia dari tindak kecurangan dan kejahatan, misalnya penggandaan paspor.

Adapun manfaat dari penerapan e-office keimigrasian adalah guna memperoleh informasi yang akurat berkaitan dengan pelayanan maupun pengawasan keimigrasian. Penerapan e-office keimigrasian memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam pengurusan paspor dikarenakan data pemohon akan tersimpan secara otomatis pada Pusat Data Keimigrasian (Pusdakim), sehingga pemohon dapat mengajukan permohonan paspor dimana saja tanpa harus disesuaikan dengan wilayah domisili yang tertera pada kartu identitasnya. Hal ini juga mempersingkat waktu pengurusan paspor karena seluruh data telah terintegrasi dan dapat diakses secara online melalui kanim di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya dengan penerapan e-office ini dapat menghindari terjadinya pembuatan paspor ganda karena adanya pengambilan foto wajah dan 10 sidik jari. Sistem akan menolak secara otomatis apabila terdapat indikasi penggandaan identitas dengan foto wajah dan sidik jari yang serupa pada data yang tersimpan di Pusdakim.

V.1.3 Pejabat yang Berwenang dan Bertanggung Jawab

Sebuah pelayanan publik akan berjalan lancar jika ada petugas yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Hal ini juga berlaku dalam pengurusan paspor, di setiap proses dan tahapannya ada petugas yang memiliki kewenangan sekaligus bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Secara umum Kanim Polonia dibagi ke dalam empat substansi yang sekaligus menjadi tugas pokok Kepala Kantor Imigrasi Polonia, sebagai berikut:

1. Lalu Lintas Keimigrasian (Lantaskim) yang menyangkut pelayanan keimigrasian seperti paspor bagi WNI, sedangkan untuk orang asing pemberian exit reentri permitt yaitu izin yang diberikan kepada orang asing pemegang KITAS dan KITAP.

2. Status Keimigrasian (Statuskim) melayani pemberian izin tinggal bagi orang asing seperti izin tinggal kunjungan yang meliputi:

a. Izin tinggal terbatas untuk tenaga kerja asing atau non tenaga kerja asing misalnya orang yang melakukan perkawinan campuran dengan WNI.

b. Izin tinggal tetap, perbedaan antara izin tinggal tetap dengan izin tinggal terbatas adalah masa berlakunya. Kalau izin tinggal terbatas masa berlakunya hanya satu tahun sedangkan izin tinggal tetap berlaku lima tahun.

3. Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim), seksi ini bertugas melakukan pengawasan keimigrasian terhadap WNI maupun WNA atas dokumen keimigrasian yang diberikan, dan penindakan keimigrasian dilakukan bagi setiap orang yang melakukan pelangggaran atau tindak pidana keimigrasian misalnya pemalsuan

Dokumen terkait