METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel
H. Analisis Data
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis, data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2012: 243) “karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia”.
Dalam kegiatan analisis data penelitian, peneliti melakukan uji normalitas, analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi, uji signifikansi dan uji regresi linear sederhana. Berikut teknik analisis data yang dilakukan.
a. Uji Normalitas
Uji normaltas dilakukan sebagai salah satu cara untuk menentukan apakah penelitian akan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Menurut Husein Umar (2008: 77) “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.
Setelah data ordinal dirubah menjadi data interval maka uji normalitaspun dapat dilakukan. Jika hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa data yang dimiliki peneliti berdistribusi normal maka statistik yang dipakai adalah statistik parametrik dan peneliti dapat melakukan pengujian berikutnya. Jika data hasil uji normalitas menunjukkan data peneliti tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji Liliofers. Dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.0. Hasil pengujian dikatakan normal apabila nilai sig.> α, pada uji normalitas α yang digunakan yaitu 0,05.
Berikut hasil uji normalitas yang dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh dari kuesioner menggunakan Software SPSS.
Tabel 3.10
Uji Normalitas Variabel X (Manajemen Kepala Sekolah) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. Manajemen Kepala Sekolah .066 95 .200*
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance
Dan dibawah ini hasil uji normalitas dari variabel Y (Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah).
Tabel 3.11
Uji Normalitas Variabel Y (Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah .075 95 .200*
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance
Dari tabel 3.10 dan 3.11 maka dapat diketahui bahwa nilai signifikan dari kedua variabel penelitian bernilai 0,200. Maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Variabel X yaitu manajemen kepala sekolah, hasil uji normalitasnya adalah 0,200 yang berarti nilai sig. lebih besar dari nilai alpha maka dapat dikatakan bahwa variabel X berdistribusi normal.
2) Variabel Y yaitu penyelenggaraan perpustakaan sekolah, hasil uji normalitasnya adalah 0,200 yang berarti nilai sig. Lebih besar dari nilai alpha, maka dapat dikatakan variabel Y berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis (Korelasi)
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang apda akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari pada hipotesis yang telah dirumuskan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. “...statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”(Sugiyono, 2012: 147).
Sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan menggunakan pengujian hipotesis assosiatif (hubungan). Menurut Sugiyono (2012: 182) “...hipotesis assosiatif diuji dengan teknik korelasi Pearson Product moment”. Pengujian hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan antara variabel X (Manajemen Kepala Sekolah) terhadap variabel Y (Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah).
Rumus yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis yaitu rumus korelasi product moment yakni sebagai berikut
√
(Sugiyono, 2012: 183 )
Setelah nilai r diketahui maka selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap hasil r tersebut dengan pedoman penilaian r menurut Husein Umar (2008: 112-113) sebagai berikut:
1) Nilai korelasi r diantara angka -1 sampai +1 (nilai r menuju +1 menunjukkan korelasi menuju kuat dan positif, sebaliknya nilai r menuju -1 menunjukkan korelasi menuju kuat dan negatif)
2) Menguji hipotesis korelasi pearson, menggunakan statistik t dengan rumus:
√ √
Hitung statistik t melalui tabel tuntuk tertentu, misal 10%, dengan derajat kebebasan (dk) atau degree of freedom (df) = n-2. Kesimpulannya adalah jika nilai maka Ho ditolak dan korelasi memiliki arti/signifikan.
Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.12
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2012: 184)
109
Lisna Nurhalisma, 2013
Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Studi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan manajemen kepala sekolah yang meliputi leading, planning, organizing
dan controlling terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah di SMAN 10 Bandung, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen kepala sekolah memiliki hubungan kuat dengan penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini ditunjukkan oleh unsur leading, planning, organizing dan controlling. Masing-masing unsur tersebut dinilai cukup mampu untuk meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Karena melalui penerapan manajemen yang baik oleh kepala sekolah akan mendukung terselenggaraanya perpustakaan sekolah yang berkualitas.
Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima yang berarti manajemen kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan penyelenggaraan perpustakaan.
Kesimpulan dari hasil pengujian setiap indikator X terhadap variabel Y yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Indikator leading kepala sekolah SMAN 10 Bandung terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur leading. Aspek-aspek tersebut adalah pengambilan keputusan, pengkomunikasian, pemberian motivasi, penyeleksian orang-orang dan pengembangan orang-orang. Aspek yang paling berpengaruh pada leading kepala sekolah SMAN 10 Bandung yakni pada pengambilan keputusan.
Indikator planning kepala sekolah SMAN 10 Bandung terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur
110
Lisna Nurhalisma, 2013
Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Studi
planning. Aspek-aspek tersebut adalah peramalan, penetapan sasaran, pemrograman, penjadwalan, penganggaran, pengembangan prosedur, penetapan dan penapsiran kebijakan. Aspek yang paling berpengaruh dalam planning kepala sekolah SMAN 10 Bandung yaitu penetapan sasaran.
Indikator organizing kepala sekolah SMAN 10 Bandung terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur
organizing. Aspek-aspek tersebut adalah perencanaan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, dan penentuan hubungan-hubungan. Aspek yang paling berpengaruh dalam organizing kepala sekolah SMAN 10 Bandung yaitu perencanaan struktur organisasi.
Indikator controlling kepala sekolah SMAN 10 Bandung menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk megukur controlling. Aspek-aspek tersebut adalah pengembangan standar prestasi, pengukuran prestasi, penilaian hasil, dan pengambilan tindakan. Aspek yang paling berpengaruh dari controlling kepala sekolah SMAN 10 Bandung yaitu penilaian hasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang telah dihasilkan, maka peneliti menyatakan beberapa hal dengan harapan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait dalam rangka mengoptimalkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Beberapa hal tersebut yaitu dalam rangka memaksimalkan penerapan manajemen kepala sekolah SMAN 10 Bandung, maka kebutuhan-kebutuhan dari semua unsur yang ada di sekolah perlu diperhatikan. Peraturan-peraturan yang ada diharapkan dapat mendukung semua kegiatan yang dilakukan sekolah. Disertai dengan koordinasi yang jelas yang dapat membuat semua bidang ikut terlibat dalam penerapan peraturan. Untuk itu semua diperlukan kerja sama pada semua bidang, dengan adanya kerja sama maka diharapkan
peraturan-111
Lisna Nurhalisma, 2013
Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Studi peraturan yang dibuat dapat sesuai dengan kebutuhan dan dapat saling menguntungkan.
Dalam rangka memaksimalkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, maka sumber daya yang ada khususnya di perpustakaan sekolah lebih dimaksimalkan. Pemanfaatan sumber daya baik manusia maupun non manusia dapat meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan, tanpa menunggu kebijakan-kebijakan baru yang diharapkan menguntungkan perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan SMAN 10 Bandung diharapkan lebih mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki. Dibandingkan dengan terus mengharapkan perubahan pada manajemen kepala sekolah.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan maka bukan tidak mungkin hasil yang didapat sekarang tidak akan bermakna dimasa yang akan datang. Maka dari itu kegiatan utama sebelum melakukan penelitian ialah mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan terlebih dahulu, dari identifikasi masalah yang ada maka perumusan masalah yang sesuaipun dapat dilakukan.