BAB II KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,
H. Teknik Analisis Data
Setelah angket dan uji instrumen terkumpul, kemudian dilakukan
analisis untuk mengetahui validitas item-item yang terdapat dalam
angket serta realibilitas dari instrumen tersebut, sehingga dapat diketahui
item-item yang mewakili setiap indikator dalam variabel yang diukur.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam penelitian
ini digunakan presentasi dengan rumus:
% 100 X N F P Keterangan:
P = Jumlah pesentase yang didapat
F = Frekuensi yang didapat
N = Jumlah responden
100% = Standar hitung tetap
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kompetensi guru
PAI dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan kompetensi guru PAI dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
dengan prestasi belajar siswaSMK Muhammadiyah BulakambaKabupaten
Brebes, penulis menggunakan rumus korelasi “r” product moment
(Suharsimi Arikunto, 2002: 218) sebagai berikut:
2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan: xyr
= Angka korelasi antara variabel X dan Y
X = Jumlah variabel X
Y = Jumlah variabel dan Y
XY = Hasil perkalian antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
Untuk menafsirkan hasil perhitungan korelasi di atas, maka
digunakan ketentuan sebagai berikut:
0,800 – 1,000 = Tinggi sekali 0,600 – 0,799 = Tinggi
0,400 – 0,599 = Cukup 0,200 – 0,399 = Rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten
Brebes dalam Mengimplementasikan Kurikulum PAI
Prestasi belajar siswa ditentukan antara lain oleh sejauhmana guru mampu atau berkompeten dalam mengimplementasikan kurikulum.Berdasarkan hasil penelitian penulis terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebes dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) PAI. Kegaiatan dimaksud adalah:
1. Perencanaan
Perencanaan kurikulum bukan hanya dilakukan secara nasional, tapi pada tataran implementasinya harus dilakukan oleh setiap guru pada saat akan melakukan proses pembelajaran. Namun dalam KTSP guru diberi kewenangan penuh untuk menyusun program-program pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan program-program tersebut guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebes telah mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan KTSP yang telah disusun oleh BSNP. Adapun perencanaan program-program pengembangan KTSP tersebut antara
lain: a). Program Tahunan; b). Program semester; c). Program mingguan dan harian; d). Program pengayaan dan remedial; e). Program pengembangan diri;
2. Pengorganisasian
Selain melakukan perencanaan guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebes adalah melakukan pengorganisasian. Salah satu yang menjadi perhatiaan guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebesadalah penerapan pendekatan pembelajaran tuntas dan mengakui perbedaan kecepatan belajar setiap siswa. Aplikasinya selain adalah selain layanan pembelajaran secara klasikal juga melakukan aktifitas pembelajaran secara individual, seperti pengajaran remedial bagi siswa yang belum kompeten, pengayaan bagi siswa yang kompeten 75-85 %. Remedial dan pengayaan ini telah dilakukan secara periodik setelah menyelesaikan satu materi pembelajaran.
3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam pembelajaran, guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebesmengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Terdapat tiga instrumen yang biasa dilakukan oleh guru PAI SMK Muhammadiyah
Bulakamba Kabupaten Brebesyaitu: pre tes, pembentukan kompetensi, danpost test.
Ketiga hal tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut ini: Pre Test(tes awal). Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test. Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menajajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre test yang dilakukan oleh guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebes secara teknis biasanya secara lisan maupun melalui tes tulis, secara klasikal maupun individual.
Pre test dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka kerjakan. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes. Selain kedua maksud tersebut juga untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik, serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.
Selain pre test, guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebes juga melakukan pembentukan kompetensi. Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.
Kualitas pembentukan kompetensi yang dilakukan oleh guru PAI SMK Muhammadiyah Bulakamba Kabupaten Brebesdilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi siswa dan diikuti rencana tindak lanjutnya. Hasil penilaian ada tiga kemungkinan, yaitu kompetensi 75-85% dalam waktu terjadwal, kompetensi lebih dari 85% dalam waktu kurang dari alokasi atau kompetensi dalam waktu terjadwal, sebagaimana yang tergambar berikut:
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka tindak lanjutnya ada tiga kemungkinan, yaitu pemberian remedial, pemberian pengayaan, dan atau akselerasi. Perbedaan tindak lanjut tersebut berdasarkan variasi pencapaian kompetensi siswa sebagai berikut:
1) Melanjutkan ke KBM berikutnya secara klasikal bila dalam waktu terjadwal sebagian besar siswa mencapai kompetensi minimal 85 %. 2) Pemberian remedi secara individual / kelompok kepada siswa yang
dalam waktu terjadwal belum mencapai kompetensi minimal 75 %, sehingga siswa tersebut belum diizinkan melanjutkan ke KBM berikutnya:
3) Pemberian pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai kompetensi antara 75-85 % sedangkan waktu terjadwal masih tersisa. 4) Pemberian izin akselerasi (percepatan) ke pembelajaran Kompetensi
Dasar (KD) berikutnya secara individual kepada siswa yang sudah kompeten lebih dari 85 % sedangkan waktu terjadwal belum habis.