• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Metode Penelitian

3.5.3 Teknik Analisis Data

3.5.3.1 Analisis potensi perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir

Dalam melakukan analisis potensi perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir digunakan Analisis Deskriptif dan pemetaan persebaran perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Adapun tahapan pengolahan data untuk melakukan pemetaan persebaran potensi perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut.

 Menganalisis data persebaran potensi perkebunan kelapa. Data yang digunakan adalah data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilit tentang sebaran potensi dan luasan perkebunan kelapa yang terdapat di masing-masing kecamatan di Kebupaten Indragiri Hilir.  Mendapatkan peta persebaran potensi perkebunan

kelapa Kabupaten Indragiri Hilir.

 Melakukan penyajian peta yang komunikatif dan sesuai standar

Output dari tahapan diatas adalah pemetaan kawasan yang memiliki potensi perkebunan kelapa sehingga dapat dilihat persebaran perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Selain itu dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui kawasan dengan potesi perkebunan kelapa terbaik yang mana hasil analisis dari sasaran ini akan digunakan untuk analisis dalam menentukan lokasi pemngembagan yang tepat bagi kawasan cluster industry kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir.

3.5.3.2 Analisis Potensi Industri di Kabupaten Indragiri Hilir

Dalam melakukan analisis industri yang dapat dikembangkan di Kabupaten Indragiri Hilir digunakan Analisis

Theoritycal Deskriptive karena sangat membantu dalam

meringkas perbandingan beberapa data skala dalam satu tabel dan dapat digunakan untuk melakukan pengamatan penyimpangan data. Analisis deskriptif diperlukan dalam menjawab sasaran penelitian yaitu mengidentifikasi jenis industri yang belum dan dapat dikembangkan berdasarkan pohon industri kelapa. Selain itu juga dilakukan penyajian peta persebaran industri di Kabupaten Indragiri Hilir dengan menggunakan Geographic Information System.

Dalam analisis ini dilakukan perbandingan antara data-data yang didapat dari beberapa literatur dan hasil survei sekunder termasuk diantaranya yang didapat dari kajian pustaka dengan berbagai peraturan yang berhubungan dengan pengembangan industri di Kabupaten Indragiri Hilir. Data yang akan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif adalah :

1. Data pohon industri tanaman kelapa

2. Data persebaran industri di Kabupaten Indragiri Hilir

3. Data produk olahan kelapa Kabupaten Indragiri Hilir

Dari data persebaran industri kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir, dilakukan penyajian melalui peta agar dapat terlihat persebaran industri kelapa di tiap kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan melalui penggabungan semua data, dilakukan analisis deskriptif unutk melihat jenis

industri yang telah dan belum berkembang di Kabupaten Indragiri Hilir sehingga dapat diketahui jenis industri apa yang berbahan aku kelapa yang dapat dikembangkan di Kabupaten Indragiri Hilir.

3.5.3.3 Analisis Pembobotan Variabel Pembentukan Kawasan Cluster Industry Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir

Dalam menentukan bobot variabel pembentukan kawasan cluster industry di Kabupaten Indragiri Hilir, dilakukan teknik analisis berupa Stakeholder Analysis dan

Analytic Hierarchy Process. Teknik ini berguna untuk

menentukan bobot tiap variabel pembentukan kawasan Cluster

Industry kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir karena bobot

variabel pembentukan cluster akan berbeda tiap kawasan tergantung karakteristik kawasan masing-masing. Hasil bobot ini digunakan sebagai bahan untuk tahap selanjutnya yaitu tahap skoring akhir. Adapun prinsip utama dari teknik analisis AHP menurut Forman dan Selly (2001) adalah: Hierarchy

Thinking (membagi permasalahan kompleks dan tidak

terstruktur ke dalam bagian lebih terstruktur), Decomposition (pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur yang lebih kecil), Comparative Judgement (penilaian tentang kepentingan relatif beberapa elemen pada suatu tingkat diatasnya). Adapaun tahapan dalam melakukan Analytic Hierarchy Process adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan berupa perumusan variabel terkait faktor-faktor penentu cluster industry di Kabupaten Indragiri Hilir

2. Melakukan analysis stakeholder sebagai rujukan untuk mencari stakeholder terkait dan terlibat

3. Pemberian kuisioner kepada stakeholder terkait setelah dilakukan analysis stakeholder sebelumnya 4. Stakeholder memberikan penilaian berupa bobot

pada variabel

5. Melakukan pengolahan data kuisioner melalui aplikasi Expert Choice untuk menghasilkan bobot dari masing-masing variabel

6. Bobot atau hasil kuisioner digunakan untuk tahap akhir dalam penentuan lokasi cluster industry di Kabupaten Indragiri Hilir.

Hasil dari analisis ini adalah didapatkan bobot masing-masing variabel yag akan berpengaruh pada hasil skoring kecamatan yang paling tepat diterapkan konsep cluster industry kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Dalam melakukan analisis ini dilkkan uji validitas dan reabilitas melalui aplikasi Expert

Choice. Jika Angka inconsistency menunjukkan nilai CR ≤ 0,1,

artinya tidak perlu peninjauan ulang terhadap struktur hirarki dan kuisioner untuk kriteria atau penelitian dapat dikatakan valid.

3.5.3.4 Analisis Lokasi Cluster Industry Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir

Untuk mengetahui kecamatan yang paling tepat diterapkan konsep Cluster Industry Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir digunakan teknik analisis skoring. Skoring

dilakukan berdasarkan analisis deskriptif berdasarkan studi literatur, survei sekunder dan wawancara terhadap stakeholder terkait variabel pengembangan kawasan cluster industry perkebunan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Skala pengukuran yang digunakan dalam analisis ini adalah rating

scale dan skala guttman disesuaikan dengan data dari

masing-masing variabel. Rating scale berupa penilaian setiap kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir pada salah setiap variabel kawasan cluster industry kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir tertentu. Rating scale dapat berupa seperangkat pertanyaan tentang karakteristik atau kualitas aspek tertentu yang diukur. Rating scale yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Numerical Rating Scale. Jenis ini merupakan rating scale yang paling sederhana bentuk pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti oleh angka yang menunjukan kualitas. Beberapa analisis menggunakan rating scale dengan skala 1-5 disesuaikan dengan data tiap variabel dengan standar baku tiap variabel. Sedangkan skala guttman digunakan untuk variabel-variabel yang hanya memiliki dua kepastian, yaitu tersedia dan tidak tersedia atau sesuai standar atau tidak sesuai standar.

Untuk menilai kawasan yang memenuhi faktor penentu kawasan kawasan Cluster Industry di Kabupaten Indragiri Hilir, maka dilakukan teknik skoring dengan tahapan:

a. Tabulasi dan pengumpulan data

b. Menghitung nilai variabel per-kawasan berdasarkan faktor penentunya

c. Mengalikan nilai variabel kecamatan dengan bobot variabel dalam satu indikator

e. Menjumlah nilai masing-masing kawasan berdasarkan indikatornya sehingga didapatkan tiga kawasan dengan nilai tertinggi ssebagai alternatif kawasan yang cocok diterapkan Cluster Industry.

Dalam penggunaan rating scale pada analisis ini, tidak diperlakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Hal tersebut disebabkan karena instrumen yang digunakan dalam analisis ini, yaitu variabel kawasan cluster industry, telah dapat mengukur hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut disebabkan karena penentuan variabel yang akan digunakan dalam analisis ini, telah sebelumnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Sehingga faktor tersebut sudah pasti sesuai dengan tujuan penelitian dan dianggap valid.

Dokumen terkait