• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Berprestasi (Y)

METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas1 dan variabel bebas 2 dengan variabel terikat. Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sugiyono mengemukakan bahwa statistik parameter yaitu statistik yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik. Untuk memperoleh etimasi serta signifikansi data yang dilakukan dengan analisis statistik univariate dan bivariate. Analisis univariate dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi tentang masing-masing variavel, sedangkan analisis hivariate untuk mengungkapkan signifikansi kualitas hubungan atau korelasi dua variabel. Berdasarkan harga statistik yang diperoleh dapat disimpulkan erat tidaknya tingkat hubungan antara ketiga variabel termasuk besar kecilnya kontribusi antara veriabel-variabel tersebut. Pengujian data meliputi:

a. Uji Normalitas

Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, maka penulis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah suatu data yang dihasilkan berdisitribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2009). Melalui uji Chi

Kuadrat, dengan nilai: (X2) =

c c o f f f )2 (

kriteria uji X2hitung< X2tabel

maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

1. Nilai α. variabel motivasi berprestasi pada uji Kolmogorov Smirnov sebesar 0,752>0,05, berarti H0 diterima atau data variabel motivasi berprestasi berasal dari sampel yang berdistribusi secara normal.

2. Nilai α. variabel budaya organisasi pada uji Kolmogorov Smirnov sebesar 0,754>0,05, berarti H0 diterima atau data variabel budaya organisasi berasal dari sampel yang berdistribusi secara normal. 3. Nilai α. variabel iklim sekolah pada uji Kolmogorov Smirnov

diperoleh 0,852>0,05, berarti Ho diterima atau data variabel iklim sekolah berasal dari sampel yang berdistribusi secara normal. 4. Nilai α. variabel kepemimpinan kepala sekolah pada uji

Kolmogorov Smirnov diperoleh 0,846>0,05, berarti H0 diterima atau

data variabel kepemimpinan kepala sekolah berasal dari sampel yang berdistribusi secara normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data yang dianalisis berasal dari populasi yang homogen atau tidak.Dalam pengujian ini menggunakan Uji Bartlett. dengan menggunakan rumus: X2 (In 10) {B - ( db) log S12}. Kriteria uji X2hitung< X2tabel maka kelompok data berasal dan populasi yang homogen.

Berdasarkan output test of homogeneity of variances pada lampiran 20, diperoleh:

1. Nilai α. variabel budaya organisasi adalah 0,624>0,05, berarti H0 diterima atau varians populasi adalah homogen.

2. Nilai α. variabel iklim sekolah adalah 0,594> 0,05, berarti H0 diterima atau varians populasi adalah homogen.

3. Nilai α. variabel kepemimpinan kepala sekolah adalah 0,777>0,05, berarti H0 diterima atau varians populasi adalah homogen.

Berdasarkan hasil pengujian ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa data sampel yang diambil merupakan sampel yang berasal dari populasi bervarian homogen.

c. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pengaruh X1 terhadap Y

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji signifikansi koefisien korelasi Product Moment (PM). Berikut Rumus dari Product Moment adalah rxy = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Korelasi PM

dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 <r < + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempuma, r = 0 artinyanya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan, yaitu: KP r2 x 100%. Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus:

thitung = 2 1 2 r n r

harga thitung tesebut selanjutnya dibandingkan

dengan nilai ttabel, apabila thitung> ttabel, maka koefisien korelasi signifikan. Atau secara langsung harga r hitung dikonsultasikan dengan r pada tabel product moment, apabila rh> rt maka koefisien korelasi signifikan.

2. Uji Hipotesis Keempat

Untuk mengetahui apakah regresi linier ganda yang didapat dari penelitian ada artinya jika dipakai untuk membuat kesimpulan tentang hubungan X1, X2dan X3 dengan Y, maka digunakan pengujian hipotesis keberartian persamaan regresi linier multipel. Rumus Hipotesis

H0 : θ1 = 0 (regresi tidak ada artinya jika dipakai untuk membuat kesimpulan)

H1 : θ1 0 (regresi ada artinya jika dipakai untuk membuat kesimpulan) Rumus Statistik Fhit = / 1 / k n JK k JK res reg

Dimana: JKreg= Σa1x1y + a2 x2y JKres = Σy2 – JKreg

Keterangan:

n = Banyaknya sampel

k = Banyaknya variabel bebas. Kriteria Uji:

Tolak H0 jika Fhit ≥ F(1 –α)(k – 2,n – k), dengan taraf signifikan α

Untuk menentukan berapa kuat hubungan antara X1, X2, X3 dengan Y digunakan rumus: 2 2 y JKreg R Rumus Hipotesis:

Ho : θ = 0 (koefisien korelasi multipel tidak berarti) H1: θ = 0 (koefisien korelasi multipel cukup berarti)

Rumus Statistik: 1 / 1 / 2 2 k n R k R Fhit

Kriteria uji: Tolak H0 jika Fhit ≥ F(1 – α)(n – k – 1), dengan taraf signifikan

α = 5%

2 1

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut:

a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat. Kontribusi yang diberikan sebesar 54,1%. Variabel kepemimpinan kepala sekolah terdapat kecenderungan terhadap variabel motivasi berprestasi guru, artinya semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat. Kontribusi yang diberikan sebesar 75,0%. Variabel iklim sekolah terdapat kecenderungan terhadap variabel motivasi berprestasi guru, artinya semakin tinggi iklim sekolah semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

c. Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat. Kontribusi yang

diberikan yaitu sebesar 30,5%. Variabel budaya organisasi terdapat kecenderungan terhadap motivasi berprestasi guru, artinya semakin tinggi budaya organisasi maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi guru.

d. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi guru terhadap motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat. Kontribusi yang diberikan sebesar 81,2%. Variabel kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama terdapat kecenderungan terhadap variabel motivasi berprestasi guru, artinya semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi guru.

e. Variabel yang memiliki kecenderungan paling kuat dalam peningkatan motivasi berprestasi guru adalah iklim sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa iklim sekolah di SD Negeri Metro Barat dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru dalam bidang pengajaran.

5.2 Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusinya bagi perkembangan teori-teori pendidikan tentang motivasi berprestasi guru, kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, budaya organisasi implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya penelitian terhadap peningkatan motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat.

a. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Implikasi teoritis penelitian ini berkaitan dengan teori motivasi berprestasi guru, kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Implikasi yang Berkenan dengan Motivasi Berprestasi Guru.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa motivasi berprestasi guru dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Peningkatan motivasi berprestasi guru akan sebanding dengan peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi guru dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan budaya organisasi.

2. Implikasi yang Berkenaan dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah Penelitian ini telah membuktikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan berpengaruh pada tingkat motivasi berprestasi guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Danim dan Suparno (2005: 48): untuk menjawab pelbagai permasalahan yang dihadapi di sekolah, pola kepemimpinan merupakan salah satu pilihan bagi kepala sekolah untuk memimpin dan mengembangkan sekolah

yang berkualitas. Dengan penekanan hal-hal seperti itu, diharapkan kepala sekolah akan mampu meningkatkan kinerja guru dalam rangka mengembangkan kualitas sekolahnya.

3. Implikasi yang Berkenaan dengan Iklim sekolah

Penelitian ini telah membuktikan bahwa iklim sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Iklim sekolah yang baik akan berpengaruh pada tingkat motivasi berprestasi guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pidarta (dalam Saerozi 2005: 2) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: 1) Kepemimpinan kepala sekolah, 2) Iklim sekolah, 3) Harapan-harapan, dan 4) Kepercayaan personalia sekolah.

Upaya peningkatan motivasi berprestasi guru melalui iklim sekolah, iklim sekolah yang baik akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat besar terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Iklim sekolah yang baik adalah iklim sekolah yang dapat meningkatkan gairah kerja guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tanpa iklim sekolah yang kondusif maka para guru pun tidak akan mempunyai gairah untuk bekerja, sehingga akan berakibat menurunnya motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Budaya organisasi yang baik akan berpengaruh pada tingkat motivasi berprestasi guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran.

Greenberg dan Baron (2005:47) mengemukakan empat ciri budaya organisasi, yaitu kualitas (setiap orang bertanggung jawab untuk mencapai kualitas), tanggung jawab (setiap pegawai bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya), kebersamaan (menciptakan situasi di mana setiap orang bisa saling berhubungan), efisiensi (keberlangsungan organisasi secara efisien).

b. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini memberikan implikasi pada pelaku dan pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kota Metro untuk dapat:

1. Upaya Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Upaya peningkatan motivasi berprestasi guru SD Negeri Metro Barat dapat dilaksanakan melalui kepemimpinan kepala sekolah yang dilaksanakaan oleh seorang kepala sekolah berupa: (1) Kepribadian yang kuat mengindikasikan adanya kepemimpinan yang berkualitas, (2) pemahaman terhadap visi dan misi (3) pengetahuan yang luas (4) Keterampilan mengambil keputusan (5) Kemampuan berkomunikasi. Dengan pendekatan tersebut diharapkan akan terjalin hubungan organisasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah selaku pimpinan. Dalam organisasi sekolah kepemimpinan kepala sekolah seorang pimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena dapat

memberikan arah bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan membawa sikap positif pada diri guru untuk melaksanakan tugasnya, karena merasa nyaman dan tidak ada unsur keterpaksaan dalam melaksanakan tugasnya. Demikian sebaliknya kepemimpinan kepala sekolah yang kurang baik akan menumbuhkan sikap anti pati bagi guru terhadap pimpinannya. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya semangat kerja pegawai, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru tersebut dalam menjalankan tugasnya.

2. Upaya Meningkatkan Iklim Sekolah

Iklim sekolah atau suasana lingkungan kerja sekolah adalah segala sesuatu yang dialami oleh guru ketika berinteraksi di dalam lingkungan sekolah. Iklim sekolah menjadi faktor penting dalam pemberdayaan sekolah sebagai sebuah organisasi, karena iklim sekolah erat kaitanya dengan tugas guru dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang efektif. Variabel – variabel yang terdapat dalam lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan sekolah.

3. Upaya Meningkatkan Budaya Organisasi

Meningkatkan budaya organisasi guru dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat memfasilitasi guru dalam meningkatkan budaya organisasi baik berupa pembuatan karya-karya ilmiah,

maupun dalam kemampuan mengajar. Kebijakan dari pemerintah berupa penyediaan dana bagi guru untuk mengembangkan kemampuan akademik baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil Penelitian ini, maka dapat disarankan kepada guru, sekolah dinas pendidikan, maupun peneliti sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah memiliki Kepribadian yang kuat memiliki pemahaman terhadap visi dan misi, memiliki knowledge, memiliki ketrampilan mengambil keputusan dan Kemampuan berkomunikasi yang baik.

b. Sekolah: (a) memfasilitasi guru untuk mengembangkan potensinya dengan memberikan reward bagi guru yang memiliki prestasi dan dedikasi yang tinggi, (b) memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan dukungan sehingga guru merasa nyaman dan memiliki semangat untuk memajukan sekolah.

c. Dinas Pendidikan: (a) memfasilitasi guru SD Negeri Metro Barat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan dukungan dana dan kemudahan perijinan, (b) memberikan insentif bagi guru yang memiliki prestasi baik dalam lingkup kota maupun tingkat nasional, (c) menyelenggarakan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan guru dalam mengajar.

d. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah lebih dispesifikan lagi mengingat dalam penelitian ini masih bersifat umum.

Dokumen terkait