BAB III : METODE PENELITIAN
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Uji Analisis of Variance atau biasa disebut dengan ANOVA. Karena dalam penelitian ini menguji perbedaan kelompok yang berpengaruh yang disusun berdasarkan baris dan kolom dengan data yang bersifat nominal.
1. Asumsi Anova
Penggunakan uji statistik ANOVA harus dipenuhi beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Homogeneity of Variance
Variabel dependen harus memliki varian yang sama dalam setiap kategori independen. Jika terdapat dari satu variabel independen, maka harus ada homogeniety of variance di dalam cell
yang dibentuk oleh veriabel independen kategorikal. SPSS menamakan tes ini Levene’s test of homogeneity of variance. Jika
Levene’s test signifikan (probabilitas 0,05) maka hipotesis nol akan ditolak bahwa grub memiliki varians yang berbeda. Jadi yang dikehendaki adalah tidak dapat menolak hipotesis nol atau hasil
Levene’s test menyatakan (probabilitas 0,05). H0 : Varians data adalah sama/identik.
Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
b. Multivariate Normality
Untuk tujuan signifikasi, maka variabel harus mengikuti distribusi normal multivariate. Variabel dependen terdistribusi secara normal dalam setiap kategori variabel independen. ANOVA masih tetap
robust walaupun terdapat penyimpangan asumsi multivariate
normality.
Uji multivariate normality dilakukan dengan menggunakan uji
statistik non-parametrik Kolmogrov-Sminov (K-S) dengan hipotesis:
H0 = data berdistribusi normal Ha = data tidak berdistribusi normal
Pengambilan keputusan dalam uji Kolmogrov – Sminov (K-S) adalah:
a. Data berdistribusi normal jika nilai signifikansi 0,05.
b. Data tidak berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi 0,05.
2. Teknik Uji Anova Dua Jalan (Two Way Anova)
Besaran-besaran yang perlu dihitung berkaitan dengan analisis varians dua jalan (two way anova) sebagai berikut59
: Jumlah Kuadrat Total (JK(T)) dapat dihitung dengan rumus:
59
JK
(T)=
Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JK(G)) dapat dihitung dengan rumus:
JK
(G)=
+
+
+
–
n = jumlah data N= total dataJumlah Kuadrat Antar Kolom/ Perlakuan (JK(P)) dihitung dengan rumus:
JK(P) =
+
-
Jumlah Kuadrat Antar baris/Kontrol (JK(K)) dapat dihitung dengan rumus:
JK(K)
=
+
-
Jumlah Kuadrat Interaksi antara variabel A dan variabel B (JK(I)) adalah jumlah Kuadrat Antarkelompok dikurangi Jumlah Kuadrat Antarkolom (perlakuan) dikurangi Jumlah Kuadrat Antarbaris (kontrol) dan dapat ditulis dengan rumus:
JK(I) = JK(G) - JK(P) - JK(K)
Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok/ Kekeliruan (JK(E)) dihitung dengan rumus:
Selanjutnya dihitung rata-rata Jumlah Kuadrat Antar kolom/perlakuan dengan derajat kebebasan (dk) = c-1, yaitu: RJK(P) =
Perhitungan Rata-rata Jumlah Kuadrat Antarbaris / kontrol dengan dk = r -1:
RJK(K) =
Perhitungan Rata-rata Jumlah Kuadrat Interaksi dengan dk= (c - 1) (r - 1):
RJK(I) = c = Column (kolom) r = Row (baris)
Akhir dari analisis varian dua jalan adalah perhitungan statistik F. Untuk Jumlah Kuadrat Antarkolom/Perlakuan, yaitu:
F =
Untuk Jumlah Kuadrat Antarbaris/kontrol dihitung dengan rumus: F =
Untuk jumlah Kudrat Interaksi dihitung dengan rumus: F =
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dengan terlebih dahulu menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Uji ANOVA tidak hanya bisa mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, tetapi juga bisa menguji signifikasinya yaitu pengaruhnya signifikan atau tidak secara statistik dengan menggunakan uji F.
Kaidah Pengujian Anova60 :
1. Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang.
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak, artinya Ada perbedaan pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang. Atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
2. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima, artinya jenis barang dagangan tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak, artinya jenis barang dagangan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.
60
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), 233.
Atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
3. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka H0 diterima, artinya, tidak ada interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan pedagang.
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak, artinya ada interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan pedagang. Atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian
1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Pasar Prajurit Kulon didirikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto yang dibawah naungan UPTD Pasar pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto. Pasar Prajurit Kulon beralamatkan di Jl. Raya Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Pasar Prajurit Kulon mulai dibangun sekitar tahun 1987 yang awalnya bangunan pasar digunakan sebagai pasar ikan. Pada sekitar tahun 2010 bangunan pasar ikan direnovasi dan diubah alih fungsi sebagai pasar tradisional, Dimana pedagangnya tidak hanya penjual ikan atau daging saja. Akan tetapi beragam jenis barang dagangan terdapat di pasar Prajurit Kulon, mulai dari kebutuhan memasak, pakaian, hingga kebutuhan alat-alat rumah tangga atau barang pecah belah tersedia di pasar Prajurit Kulon.
Pasar Prajurit Kulon memiliki luas lahan sekitar ± 2529 m2
. Kondisi pasar yang dilengkapi dengan fasilitas toilet umum, dan lahan parkir. Pasar Prajurit Kulon mulai buka untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli pada saat selesai adzan shubuh atau sekitar jam 5 pagi sampai pada adzan dzuhur.
2. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi UPTD Pasar Pada Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Mojokerto
3. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden berdasarkan Pembagian Jenis Kelamin
Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan frekuensi jenis kelamin pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-Laki 33 41%
2 Perempuan 47 59%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016.
KEPALA
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah jenis kelamin pedagang (responden) laki-laki berjumlah 33 orang dengan presentase 41% sedangkan pedagang (resoponden) perempuan berjumlah 47 orang dengan presentase 59%.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan usia pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Prosentase
1. 20-30 Tahun 10 13%
2. 31-40 Tahun 28 35%
3. 41-50 Tahun 29 36%
4. 50 Tahun 13 16%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016.
Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa pedagang pasar Prajurit Kulon didominasi oleh pedagang berusia 41-50 tahun. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, usia 20-30 tahun sebesar 12%, usia 31-40 tahun sebesar 35%, usia 41-50 tahun sebesar 36%, dan usia lebih dari 50 tahun sebesar 16%.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan status perkawinan pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan No. Status Perkawinan Jumlah Prosentase
1. Menikah 76 95%
2. Belum Menikah 1 1%
3. Janda 3 4%
4. Duda 0 0%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016.
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon didominasi oleh pedagang dengan status pernikahan. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, status menikah sebesar 95%, belum menikah sebesar 1%, janda sebesar 4% dan duda sebesar 0%.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan tingkat pendidikan pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SD/MI 6 7% 2. SMP/MTS 31 39% 3. SMA/MA 16 20% 4. Diploma/Sarjana 20 25% 5. Tidak Sekolah 7 9% Total 80 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2016.
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon didominasi oleh pedagang dengan tingkat pendidikan akhir SMP/MTS. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, SD/MI sebesar 7%, SMP/MTS sebesar 39%, SMA/MA sebesar 20%, Diploma/Sarjana sebesar 25%, dan yang Tidak Sekolah sebesar 9%.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Barang Dagangan Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan Jenis Barang Dagangan pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Barang Dagangan No. Jenis Barang Dagangan Jumlah Prosentase
1. Warung/Toko 20 25%
2. Hasil Bumi/Buah 20 25%
3. Sayur/ Bumbu 20 25%
4. Ikan/Daging 20 25%
Total 80 100%
Sumber: Data Primer, Diolah 2016.
Karena sampel yang diambil berjumlah sama sehingga tabel 4.5 menunjukkan jenis barang dagangan warung/toko sebesar 25%, jenis barang dagangan Hasil bumi/ buah-buahan sebesar 25%, jensi barang dagangan Sayur/ Bumbu sebesar 25%, dan jenis barang dagangan Ikan/Daging sebesar 25%. f. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Sesuai dengan
Barang Dagangan Responden
1) Barang Dagangan Warung/Toko
Berikut dapat disajikan dalam tabel jenis pendidikan apa saja yang sudah ditempuh oleh pedagang sesuai dengan jenis barang dagangan Warung / Toko.
Tabel 4.6
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Sesuai dengan jenis Barang Dagangan Warung/Toko
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SD/MI 1 5% 2. SMP/MTS 8 40% 3. SMA/MA 3 15% 4. Diploma/Sarjana 5 25% 5. Tidak Sekolah 3 15% Total 20 100%
Sumber: Data Primer, Diolah 2016
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon sesuai dengan jenis barang dagangan warung/toko didominasi oleh pedagang dengan tingkat pendidikan akhir SMP/MTS. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, SD/MI sebesar 5%, SMP/MTS sebesar 40%, SMA/MA sebesar 15%, Diploma/Sarjana sebesar 25%, dan yang Tidak Sekolah sebesar 15%.
2) Barang Dagangan Hasil Bumi/Buah
Berikut dapat disajikan dalam tabel jenis pendidikan apa saja yang sudah ditempuh oleh pedagang sesuai dengan jenis barang dagangan Hasil/Bumi.
Tabel 4.7
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Sesuai dengan Jenis Barang Dagangan Hasil Bumi/Buah
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SD/MI 3 15% 2. SMP/MTS 6 30% 3. SMA/MA 4 20% 4. Diploma/Sarjana 5 25% 5. Tidak Sekolah 2 10% Total 20 100%
Sumber: Data Primer, Diolah 2016
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon sesuai dengan jenis barang dagangan hasil bumi/ buah didominasi oleh pedagang dengan tingkat pendidikan akhir SMP/MTS. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, SD/MI sebesar 15%, SMP/MTS sebesar 30%, SMA/MA sebesar 20%, Diploma/Sarjana sebesar 25%, dan yang Tidak Sekolah sebesar 10%.
3) Barang Dagangan Sayur/Bumbu
Berikut dapat disajikan dalam tabel jenis pendidikan apa saja yang sudah ditempuh oleh pedagang sesuai dengan jenis barang dagangan Sayur/Bumbu.
Tabel 4.8
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Sesuai dengan Jenis Barang Dagangan Sayur/Bumbu
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SD/MI 2 10% 2. SMP/MTS 10 50% 3. SMA/MA 3 15% 4. Diploma/Sarjana 5 25% 5. Tidak Sekolah 0 0% Total 20 100%
Sumber: Data Primer, Diolah 2016
Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon sesuai dengan jenis barang dagangan Sayur/Bumbu didominasi oleh pedagang dengan tingkat pendidikan akhir SMP/MTS. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, SD/MI sebesar 10%, SMP/MTS sebesar 50%, SMA/MA sebesar 15%, Diploma/Sarjana sebesar 25%, dan yang Tidak Sekolah sebesar 0%.
4) Barang Dagangan Ikan/Daging
Berikut dapat disajikan dalam tabel jenis pendidikan apa saja yang sudah ditempuh oleh pedagang sesuai dengan jenis barang dagangan Ikan/Daging.
Tabel 4.9
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Sesuai dengan Jenis Barang Dagangan Ikan/Daging
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SD/MI 0 0% 2. SMP/MTS 7 35% 3. SMA/MA 6 30% 4. Diploma/Sarjana 5 25% 5. Tidak Sekolah 2 10% Total 20 100%
Sumber: Data Primer, Diolah 2016
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon sesuai dengan jenis barang dagangan Ikan/Daging didominasi oleh pedagang dengan tingkat pendidikan akhir SMP/MTS. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden yang ada, SD/MI sebesar 0%, SMP/MTS sebesar 35%, SMA/MA sebesar 30%, Diploma/Sarjana sebesar 25%, dan yang Tidak Sekolah sebesar 10%
g. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Berikut dapat disajikan dalam tabel jumlah pedagang atau responden berdasarkan Pendapatan bersih pedagang Pasar Prajurit Kulon Kota Mojokerto sebagai berikut.
Tabel 4.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan No. Pendapatan Jumlah Prosentase
1. 1.000.000 2 2,5%
2. 1.000.000-2.000.000 10 12,5% 3. 2.000.000-3.000.000 22 27,5%
4. 3.000.000 46 57,5%
Total 80 100%
Sumber: Data primer, diolah 2016.
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa pedagang pasar tradisional Prajurit Kulon pendapatan bersih tiap bulannya didominasi pendapatan yang dikisaran lebih dari 3.000.000. Hal ini dilihat dari keseluruhan responden, 1.000.000 sebesar 2,5%, 1.000.000-2.000.000 sebesar 12,5%, 2.000.000-3.000.000 sebesar 27,5%, dan pendapatan 2.000.000-3.000.000 sebesar 57,5%.
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Anova a. Uji Homogeneitas
Hasil uji homogeneitas dapat diketahui dengan menggunakan
sama/identik jika nilai Sig. 0,05, sedangkan jika nilai Sig. 0,05 maka data varians berbeda.
Berikut dapat disajikan hasil uji homogeneitas: Tabel 4.11
Uji Homogeneitas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Pendapatan
F df1 df2 Sig.
1,479 17 62 ,133
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Pendidikan + Dagangan + Pendidikan * Dagangan
Sumber: Data Primer. Dikelola 2016
Berdasarkan hasil output SPSS dengan menggunakan tabel
Levene’s Test of Equality of Eror Variances menunjukan data bervarians sama/ identik dengan nilai 0,133 karena siginifikansi lebih dari 0,05 maka data bervarians sama/identik.
b. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dapat diketahui dengan menggunakan kolmogrov smiornov test dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal jika nilai Sig. 0,05, sedangkan jika nilai Sig.
0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Berikut dapat disajikan hasil uji normalitas:
Tabel 4.12 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 829171,371791
60
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,065
Kolmogorov-Smirnov Z ,710
Asymp. Sig. (2-tailed) ,695
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer, dikelola 2016
Berdasarkan hasil output SPSS dengan menggunakan tabel
One Sample Kolmogrov-Smirnov Z test sudah menunjukkan
ditribusi normal pada model yang digunakan dengan nilai signifikan (Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,695. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka residual berdistribusi normal.
2. Uji Two Way Anova
Two way anova digunakan untuk mengetahui pengaruh perbedaan variabel bebas yang terdiri dari tingkat pendidikan (X1), jenis barang dagangan (X2) terhadap variabel Y yaitu pendapatan. Adapun hasil uji two way anova dapat dilihat dari tabel Test of Between- Subjects
a. Pengaruh Bersama (interaksi)
Dalam tahap ini menguji apakah ada pengaruh yang signifikan secara bersama atau interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang di pasar tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto.
Pada pengujian ini terdapat hipotesis dan kriteria keputusan sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh perbedaan interaksi (pengaruh bersama) antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang
Ha = Ada pengaruh perbedaan interaksi (pengaruh bersama) antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan.
2) Kriteria keputusan
Jika Sig. 0,05 maka H0 diterima Jika sig. 0,05 maka H0 ditolak
Berikut dapat disajikan data hasil Test of Between-Subject Effect
Tabel 4.13
Test of Between-Subject Effect
Interaksi Tingkat Pendidikan dan Jenis Barang Dagangan Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Pendapatan
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3,694E13 17 2,173E12 4,278 ,000
Intercept 5,092E14 1 5,092E14 1002,631 ,000
Pendidikan 5,773E12 4 1,443E12 2,842 ,031
Dagangan 1,711E13 3 5,703E12 11,229 ,000
Pendidikan * Dagangan 4,819E12 10 4,819E11 ,949 ,496
Error 3,149E13 62 5,079E11
Total 7,824E14 80
Corrected Total 6,843E13 79
a. R Squared = ,540 (Adjusted R Squared = ,414)
Sumber: Data Primer. Dikelola 2016
Berdasarkan hasil output SPSS dari tabel Test of Between-Subjects Effects tersebut diatas diperoleh nilai signifikansi 0,496. Karena signifikansi 0,05 maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang.
b. Pengaruh perbedaan tingkat pendidikan
Dalam tahap ini menguji apakah variabel perbedaan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (pendapatan).
Pada pengujian ini terdapat hipotesis dan kriteria keputusan sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh perbedaan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang.
Ha = Ada pengaruh perbedaan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang.
2) Kriteria keputusan
Jika Sig. 0,05 maka H0 diterima Jika sig. 0,05 maka H0 ditolak
Berikut dapat disajikan data hasil Test of Between-Subject Effect:
Tabel 4.14
Test of Between-Subject Effects
Variabel Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Pendapatan
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3,694E13 17 2,173E12 4,278 ,000
Intercept 5,092E14 1 5,092E14 1002,631 ,000
Pendidikan 5,773E12 4 1,443E12 2,842 ,031
Dagangan 1,711E13 3 5,703E12 11,229 ,000
Pendidikan * Dagangan 4,819E12 10 4,819E11 ,949 ,496
Error 3,149E13 62 5,079E11
Total 7,824E14 80
Corrected Total 6,843E13 79
a. R Squared = ,540 (Adjusted R Squared = ,414)
Berdasarkan hasil output SPSS dari tabel Test of
Between-Subjects Effects tersebut diatas diperoleh nilai signifikansi 0,031.
Karena signifikansi 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan perbedaan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang.
c. Pengaruh Jenis Barang Dagangan
Dalam tahap ini menguji apakah variabel perbedaan jenis barang dagangan berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan pedagang.
Pada pengujian ini terdapat hipotesis dan kriteria keputusan sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh perbedaan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang.
Ha = Ada pengaruh perbedaan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang.
2) Kriteria keputusan
Jika Sig. 0,05 maka H0 diterima Jika sig. 0,05 maka H0 ditolak
Berikut dapat disajikan data hasil Test of Between-Subject
Tabel 4.15
Uji Test of Between-Subject Effects
Variabel Jenis Barang Dagangan terhadap Pendapatan
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Pendapatan
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3,694E13 17 2,173E12 4,278 ,000
Intercept 5,092E14 1 5,092E14 1002,631 ,000
Pendidikan 5,773E12 4 1,443E12 2,842 ,031
Dagangan 1,711E13 3 5,703E12 11,229 ,000
Pendidikan * Dagangan 4,819E12 10 4,819E11 ,949 ,496
Error 3,149E13 62 5,079E11
Total 7,824E14 80
Corrected Total 6,843E13 79
a. R Squared = ,540 (Adjusted R Squared = ,414)
Sumber: Data Primer. Dikelola 2016
Berdasarkan hasil output SPSS dari tabel Test of
Between-Subjects Effects tersebut diatas diperoleh nilai signifikansi 0,000.
Karena signifikansi ˂ 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan yang signifikan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang.
d. Diagram Plot
Tabel 4.16 Digram Plot
Diagram plot berguna untuk menilai apakah ada efek interaksi antar variabel. Diagram plot diatas menunjukkan bahwa garis tidak sejajar, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terdapat efek interaksi antar variabel.
e. Homogeneus Subsets 1) Pendidikan
Tabel 4.17
Homogeneus Subsets (Pendidikan) Pendapatan
Pendidikan N
Subset
1 2
Tukey HSDa,b,c Tidak Sekolah 7 2592857,1429
SMP/MTS 31 2756451,6129 2756451,6129
SMA/MA 16 3087500,0000 3087500,0000
Diploma/Sarjana 20 3247500,0000 3247500,0000
SD/MI 6 3508333,3333
Sig. ,211 ,110
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 507902169738,864. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 11,006.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
c. Alpha = ,05.
Dari tabel homogeneus subsets menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SMP, SMA, dan Diploma dianggap mendekati sama. Dan tingkat pendidikan SD dan Tidak Sekolah dianggap berbeda. Hal ini berarti mean pendapatan pedagang dengan tingkat pendidikan SMP, SMA, dan Diploma tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
2) Jenis Barang Dagangan
Tabel 4.18
Homogeneus Subsets (Barang Dagangan) Pendapatan
Dagangan N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa,b Warung/Toko 20 2130000,0000
Hasil Bumi/Buah 20 2947500,0000
Ikan/Daging 20 3110000,0000
Sayur/Bumbu 20 3762500,0000
Sig. 1,000 ,888 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 507902169738,864. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.
b. Alpha = ,05.
Dari tabel homogeneus subsets menunjukkan bahwa jenis barang dagangan hasil bumi/buah dan ikan/daging berada di kolom yang sama yakni dikolom 2. Hal ini berarti mean pendapatan pedagang dengan jenis barang dagangan hasil bumi/buah dan ikan/daging tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan dan Jenis Barang
Dagangan Secara Bersama (Interaksi) Terhadap Pendapatan
Pedagang di Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Berdasarkan hasil penelitian dari Test of Between-Subjects Effects
secara bersama (interaksi) pada variabel tingkat pendidikan (X1) dan jenis barang dagangan (X2) didapatai hasil sebesar 0,496 yang mana nilainya lebih besar dari 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan (X1) dan jenis barang dagangan (X2) jika diuji secara bersama (interaksi) hasilnya yaitu variabel variabel tingkat pendidikan (X1) dan jenis barang dagangan (X2) tidak ada perbedaan interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan (Y) atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rata-rata pendapatan pedagang di pasar tradisional Prajurit Kulon berdasarkan interaksi antar tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan adalah sama.
Pada kenyataan dilapangan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi pendapatan secara bersama (interaksi) yakni faktor lokasi atau tempat berjualan para pedagang. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh pedagang
“percuma mbak kalau pendidikannya memadai dan barang dagangan juga baik tetapi lokasi berjualan pedagang tidak strategis atau jarang dilewati oleh pembeli itu juga sama saja mbak”.61
Pernyataan yang disampaikan oleh salah satu pedagang pasar Prajurit Kulon mendukung hasil olahan SPSS dimana terdapat faktor lain sehingga hasil menyakatan tidak ada interaksi antara tingkat pendidikan dan jenis barang dagangan.
Menurut Lamb bahwa memilih tempat atau lokasi yang baik untuk usaha merupakan hal yang penting karena62
:
1. Tempat merupakan sumber daya jangka panjang yang dapat menentukan keberhasilan masa depan.
2. Lokasi yang dipilih yang mampu tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat memertahankan kelangsungan hidup usahanya.
Memilih lokasi bisnis yang tepat dapat menentukan keberhasilan sebuah usaha. Karena lokasi akan mempengaruhi niat konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin ketidak strategis sebuah lokasi, konsumen makin enggan untuk membeli sebuah produk. sehingga lokasi merupakan hal yang penting dalam kelangsungan hidup sebuah usaha.
61
Zainuddin, Wawancara, Pasar Prajurit Kulon, 21 Desember 2016. 62
B. Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan dan Jenis Barang
Dagangan Secara Individu Terhadap Pendapatan Pedagang di
Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto
1. Pengaruh perbedaan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto Berdasarkan hasil penelitian dari Test of Between-Subjects Effects variabel tingkat pendidikan (X1) didapati hasil sebesar 0,031 yang mana nilai tersebut lebih kecil dibanding 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan di uji secara individu hasilnya adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan perbedaan tingkat pendidikan terhadap pendapatan