• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Teknik Analisis Data

Berdasarkan teknik analisis data dilapangan model Miles dan Hubeman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagi berikut (Sugiyono, 2007 :92) :

1. Melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam hal ini, mereduksi artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gmabaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data (Data Display) . Dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat grafik, matriks, networks (jaringan), dan chart (grafik).

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibilitas.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi secara singkat sesuai dengan judul penelitian yang mau diangkat yaitu Konsep Diri Wanita Berprofesi Sebagai Juru Parkir di Kota Medan, dimana peneliti mulai mencari wanita yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Medan. Kota Medan sendiri merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan(di akses pada 27 Mei 2016).

Kota Medan sendiri berbatasan dengan beberapa Kabupaten dan Kota yang ada di Sumatera Utara :

- Bagian Barat, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

- Bagian Selatan, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

- Bagian Utara, Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka

- Bagian Timur, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Visi Kota Medan :

- Jangka Panjang (Visi 2025)Perda Nomor 8 Tahun 2009 : Kota Medan yang maju, sejahtera, religius dan berwawasan lingkungan (Indikasi : Income perkapita Rp 72 Juta / tahun)

- Jangka Menengah (Visi 2015) : Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera

- Jangka Pendek (Tahun 2011) : Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin dinamis dan berkualitas guna menciptakan kesempatan kerja yang luas, mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan public dan kesejahteraan masyarakat (Indikasi : Income perkapita menjadi Rp 41,3 Juta dari Rp 36 Juta Tahun 2010). Misi Kota Medan :

- Melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar, yaitu :

- Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan yagng semakin baik.

- Perbaikan infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan, taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan.

- Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan yang semakin baik.

- Peningkatan pelayanan administrasi public terutama pelayanan KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.

- Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil untuk meningkatkan kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Sedangkan jumlah penduduk di Kota Medan pada 2015 semester satu sesuai dengan data dari website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan menyatakan bahwa Jumlah Laki-Laki adalah 1.241.826 jiwa dan untuk perempuan berjumlah 1.226.603 jiwa.

Peneliti melakukan observasi terhadap beberapa wanita juru parkir yang bertemu dengan peneliti ketika melakukan pencarian informan untuk penelitian ini. Peneliti melakukan observasi dengan mencari dan melihat dimana saja terdapat tukang parkir wanita yang ada di Kota Medan.

Dalam penelitian ini selain menggunakan teknik observasi, peneliti juga menggunakan teknik wawancara mendalam. Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti sebelumnya bertemu sehari sebelum melakukan wawancara. Peneliti memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud dan tujuan peneliti untuk mewawancarai informan dan tujuan dari penelitian ini sendiri, serta peneliti juga menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan untuk menyesuaikan calon informan dengan kriteria informan yang peneliti cari,yaitu wanita juru parkir yang telah bekerja minimal selama 3 (tiga) bulan dan yang telah berkeluarga atau menikah. Peneliti memilih 5 (lima) orang wanita penjaga juru parkir yang sesuai dengan kriteria informan tersebut. Serta peneliti juga menanyakan kesediaan informan untuk melakukan wawancara mendalam serta membuat janji dengan informan yang sesuai dengan kriteria penelitian untuk bertemu keesokan harinya. Keempat informan tersebut keseluruhnya bersedia untuk melakukan wawancara terkait dengan penelitian ini.

Wawancara dengan informan pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2016 di depan Mesoclinic tempat dimana informan pertama bekerja sebagai juru parkir, peneliti memilih untuk melaksanakan wawancara di tempat informan bekerja dikarenakan peneliti tidak ingin mengganggu waktu kerja informan dan peneliti juga ingin melihat bagaimana informan bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya untuk menambah data penelitian. Peneliti sampai di tempat wawancara pada pukul 16.00 WIB dan sempat mencari dimana keberadaan

informan yang ternyata sedang istirahat makan siang. Tepat pada pukul 16.15 wawancara dengan informan pertama di mulai. Informan menggunakan jilbab berwarna coklat dengan motif bunga-bunga dengan kemeja pendek berwarna orange bertuliskan dinas perhubungan dan tas kecil berwarna hitam. Karena informan pertama tidak menggunakan handphone sehingga ketika ada infromasi yang kurang dan ingin di pertanyakan kembali kepada informan, peneliti harus kembali menemui informan pada 16 Mei 2016 pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan informan kedua dilakukan pada 27 Mei 2016. Sama seperti informan pertama, sebelum melakukan wawancara tepatnya pada tanggal 26 Mei 2016 peneliti bertemu dengan informan, peneliti memperkenalkan diri dan memberitahukan apa maksud penelitian ini. Wawancara dilakukan di sekitar Jalan Dr Mansur tepatnya didepan rumah makan khas Padang ZAM-ZAM pada pukul 18.35 WIB. Dengan menggunakan hijab berwarna merah marun dan baju terusan panjangan dan dengan perlengkapan rompi bertuliskan Dinas Perhubungan begitulah penampilan informan kedua ketika di wawancarai. Kegiatan wawancara sempat terhenti beberapa saat ketika informan ingin melaksanakan tugasnya sebagai juru parkir. Sambutan yang hangat sangat terlihat dari informan kedua, sejak awal pertemuan hingga wawancara berakhir senyum tidak pernah lepas menghiasi wajah informan kedua ini. Pemilihan kata-kata yang cukup sopan dan keramahan informan membuat peneliti merasa seperti telah mengenal informan cukup lama.

Wawancara dengan informan ketiga dilaksanakan pada 01 Juni 2016, informan ketiga ini menjadi juru parkir di sekitaran Bescamp Cafe di Jalan Setia Budi Kelurahan Tanjug Rejo. Sebelum melakukan wawancara dengan informan ketiga ini sempat terjadi sedikit perselisihan antar peneliti dengan informan ketiga, informan ketiga merasa bahwa peneliti telah mengambil foto dirinya secara diam-diam dan membuat informan merasa tidak nyaman, akan tetapi peneliti dapat meyakinkan ifroman dengan baik sehingga kesalahpahaman tersebut dapat terselesaikan. Setelah menyelesaikan kesalahpahaman tersebut dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, peneliti membuat janji bertemu dengan informan keesokan harinya tepatnya pada tanggal 02 Juni 2016 di lokasi yang sama dimana tempat informan bekerja. Tepat pada tanggl 02 Juni 2016 informan

dan peneliti bertemu di tempat yang telah disepakati, informan datang lebih dulu ke lokasi karena memang sesuai dengan jam kerja informan, pukul 10.15 informan dan peneliti bertemu. Saat bertemu untuk melakukan wawancara informan menggunakan baju kaos lengan panjang berwarna kuning dengan luaran kemeja oranye bertuliskan dinas perhubungan kota Medan dan juga informan membawa tas kecil yang digunakannya untuk tempat mengumpulkan uang hasil parkir. Dengan rambut yang diikat dan diwarnai. Ketika bertemu peneliti tidak langsung melakukan wawancara dengan informan, karena ada pengunjung yang akan parkir, peneliti memberikan kesempatan kepada informan untuk melakukan tugasnya terlebih dahulu. Pada pukul 10.25 menit wawancara dengan informan ketiga pun dimulai. Karakter informan yang ramah dan lucu membuat wawancara terasa tidak membosankan, selama wawancara berlangsung tidak hanya pengunjung kafe yang sering menyapa informan, akan tetapi warga sekitar yang hanya sekedar lewat pun sering menyapa informan. Hal tersebut setidaknya membuktikan sikap ramah informan ketiga tersebut membuatnya banyak dikenal orang.

Wawancara dengan informan keempat dilaksanakan pada tanggal 04 Juni 2016. Wawancara dilakukan di tempat informan bekerja yaitu Jalan karya Medan tepatnya di depan BG Bakery. Sehari sebelum wawancara informan tepatnya pada tanggal 03 Juni 2016 peneliti menemui informan yang sedang duduk menunggu pengunjung yang datang, peneliti langsung menjelaskan apa maksud dan tujuan peneliti menemui informan. Disertai dengan senyuman informan pun menyetujui permintaan peneliti untuk diwawancarai. Keesokan harinya Tanggal 04 Juni 2016 peneliti dan informan bertemu di tempat yang sama seperti hari sebelumnya yaitu di depan BG Bakery tempat informan bekerja sebagai juru parkir. Ketika peneliti datang informan sedang melakukan tugasnya sebagai juru parkir. Ketika informan melihat peneliti datang secara spontan informan tersenyum kepada peneliti. Pada saat melakukan wawancara informan menggunakan kaos berlengan pendek berwarna merah muda yang cukup lembut dengan rambut yang digerai dan dengan rompi bertuliskan Dinas Perhubungan lengkap dengan tanda pengenalnya sebagai juru parkir. Peneliti pun duduk sembari menunggu informan selesai melaksanakan tugasnya. Tepat pada pukul 15.45 WIB wawancara dengan

informan keempat dilakukan. Di saat-saat awal melakukan wawancara informan terlihat tidak terlalu bersemangat dan terlihat tidak nyaman, akan tetapi setelah peneliti mengajukan beberapa pertanyaan informan mulai dapat menyesuaikan diri dan muai terlihat nyaman sampai wawancara berakhir dan informan dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik.

4.1.2 Profil Informan

Gambaran secara umum untuk kelima informan dalam penelitian ini adalah informan terdiri dari usia 40 sampai 53 tahun, masing-masing informan memiliki masa kerja menjadi juru parkir yang berbeda-beda 1 tahun sampai 10 tahun dan masih terus bekerja sampai dengan sekarang serta seluruh informan telah menikah dan memiliki keluarga sendiri.

Informan 1

Dina Simbolon (DS) atau yang akrab disapa ibu Dina adalah salah satu juru parkir wanita yang ada di Kota Medan, Dina memiliki lima orang anak yang telah beranjak dewasa, Walaupun usia Dina tidak muda lagi yaitu 53 tahun serta dengan kondisi kakinya yang sempat mengalami cedera, tidak menjadi penghalang untuk melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir. Dina berasal dari Kota Sidikalang dan merupakan seorang mualaf, Dina memutuskan memeluk agama islam dan pindah ke Medan setelah menikah dengan suaminya. Dina telah bekerja selama hampir sepuluh tahun menjadi seorang juru parkir. Alasan Dina memilih untuk bekerja sebagai juru parkir adalah untuk membantu perekonomian keluarganya. Penghasilan suaminya yang hanya bekerja sebagai penarik becak tidak dapat memenauhi kebutuhan ekonomi keluarganya, Dina sendiri melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir tepat didepan Mesoclinic di Jalan Mongonsidi Medan. Pengguna jasanya adalah orang-orang yang mengunjungi Mesoclinic tersebut.

Dina adalah orang yang ramah terbukti bagaimana cara Dina berkomunikasi dengan supir serta orang-orang yang menggunakan jasanya sebagai juru parkir, bukan hanya itu saja Dina juga menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar tempat kerjanya seperti pedangan asongan yang

berada tepat disamping tempat kerjanya, tukang tambal ban yang juga berada tidak jauh dari tempat kerja Dina.

Informan 2

Sudah hampir dua tahun Rahma Sri Harahap (RS) atau yang dikenal dengan Ibu Rahma bekerja sebagai seorang juru parkir, Rahma memilih pekerjaan ini karena penghasilan yang didapat suaminya yang hanya seorang supir angkutan umum tidak pasti dan masih kurang mencukupi ekonomi keluarganya. Rahma berusia 45 tahun dengan mengenakan rompi bertuliskan DISHUB wanita berhijab ini melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir sudah hampir dua tahun di Jalan Dr. Mansur kampus USU. Tepatnya tidak jauh dari tempat makan khas Padang ZAM-ZAM. Pengguna jasa Rahma adalah orang-orang yang akan berkunjung kebeberapa outlet yang tidak jauh dari tempatnya.

Rahma berasal dari Padang Sidempuan, Rahma juga telah memiliki lima orang anak. Empat orang anak berasal dari pernikahan terdahulunya dan satu orang anak adalah hasil pernikahan Rahma dengan suaminya sekarang. Empat orang anak dari pernikahannya yang terdahulu menetap di kampung halamannya di Padang Sidempuan dan anak dari hasil pernikahan dengan suaminya sekarang tinggal bersama Rahma dan suaminya di Medan. Tempat tinggal Rahma tidak jauh dari tempatnya bekerja sebagai juru parkir yaitu masih di Jalan Dr Mansur medan, Sejak lima tahun yang lalu RS menetap di tempat tinggalnya yang sekarang.

Informan 3

Rosmawati br Siahaan (R) atau yang disapa Inang Ros wanita berusia 50 tahun ini telah menjadi seorang juru parkir selama satu tahun lebih delapan bulan demi membantu ekonomi keluarganya dan menghidupi dirinya serta anaknya. Suami Ros bekerja sebagai mekanik alat berat dan tinggal di Jakarta bersama anaknya yang juga sedang melanjutkan studinya disana.

Sudah kurang lebih empat tahun suami Ros tidak kembali ke kota Medan. Ros sendiri bekerja menjadi juru parkir karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan membiayai anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah

Menengah Atas. Tempat kerja Ros menjadi juru parkir adalah di depan Basecamp cafe tepatnya di Jalan Setia Budi pengguna jasa Ros sebagai juru parkir adalah orang-orang yang datang ke Basecamp cafe tersebut. Jarak antara tempat kerja Ros dan tempat tinggal dapat dikatakan cukup jauh, Ros tinggal di Jalan Gaperta gang Rel.

Informan 4

Teoningsih Br. Tinambunan (TT) atau yang akrab dipanggil Ningsih adalah wanita yang berusia 46 tahun memiliki tiga orang anak yang ketiganya masih duduk dibangku sekolah. Ningsih tinggal di Jalan Gaperta Ujung Gang Bakti dengan suami dan ketiga anaknya. Ningsih bekerja menjadi juru parkir di Jalan Karya tepatnya di depan BG Bakery, sedangkan suaminya hanya bekerja sebagai supir angkutan umum.

Selain menjadi seorang juru parkir demi mendapatkan penghasilan tambahan dan membantu ekonomi kelaurganya, Ningsih juga bekerja menjadi seorang buruh pabrik di PT Jigo Agung. Setelah pulang menjadi buruh pabrik Ningsih melaksanakan tugasnya menjadi seorang juru parkir. Ningsih telah melakukan pekerjaan sebagai juru parkir selama satu tahun lebih lima bukan dan pekerjaan menjadi juru parkir di dapatnya dari seseorang yang datang kedaerah tempat tinggalnya untuk mencari orang-orang yang ingin bekerja menjadi seorang juru parkir.

INFORMAN 1

Nama : Dina Simbolon (DS) Umur : 53 Tahun

Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006)

Status : Menikah

KETERBUKAAN DIRI

Keterbukaan diri sangat memiliki kendali yang cukup besar dalam kehidupan bersosial, Keterbukaan diri ini terlihat ketika seseorang telah membagi pikirannya dan fakta tentang dirinya serta menceritakan permasalahannya dengan orang lain. Orang yang memiliki keterbukaan diri akan memiliki kepercaya diri

yang baik dan lebih percaya dengan orang lain, serta lebih mampu bersikap positif dalam kehidupan sosial. Keterbukaan diri DS terlihat ketika ia menceritakan apapun yang sedang dihadapinya terkhususnya dalam hal pekerjaan kepada orang terdekatnya. Anak menjadi tempat DS menceritakan segala sesuatu yang sedang dihadapinya. DS memiliki lima orang anak yang sudah beranjak dewasa, ketiga anaknya telah menikah, Dua anak lainnya masih tinggal bersama DS yang paling kecil seorang laki-laki berumur 22 tahun. DS sering menceritakan kepada anak-anak yang masih tinggal bersamanya terkait dengan permasalahan yang dihadapinya, Ia berharap dengan kondisi anak-anaknya yang telah beranjak dewasa ia dapat membagi dan menceritakan masalahnya dengan keluarga dapat sama-sama memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Ke suami juga cerita dek, tapi lebih sering keanak ibu. Biar sama-sama mikir solusi kalau lagi ada masalah, kalau cerita kerjaan ini biar orang itu tau aja susahnya cari makan dek.

Tidak hanya pekerjaan yang dilakukannya, banyak hal yang ia ceritakan kepada anak-anaknya. Hal ini dilakukan DS agar anak-anaknya mengetahui dengan jelas bagaiman kondisi keluarganya dan apa yang sedang ia hadapi. Hal yang sama juga ia lakukan ketika DS menerima tawaran pekerjaan menjadi seorang juru parkir, ia pun tidak lupa menceritakan tentang tawaran tersebut dan berdiskusi dengan keluarganya terkait dengan pekerjaan sebagai juru parkir ini.

Ada, ibu tanya kekeluarga juga diskusi dengan orang itu, gimana tentang kerjaan ini, ya mau gimana lagi kerja. kerjakanlah yang penting hati-hatilah markir jangan sampek tertabrak, gitu kata suami dan anak ibu. apapun tentang pekerjaan ini saya cerita sama keluarga, gak ada kok dek yang ibu tutup-tutupi dari mereka, gak cuma kalau ada masalah aja dek, kalau dapat uang masuk lebih juga saya cerita. Ibu terbuka aja dek sama keluarga, orang itu juga harus tau dek.

Baginya menceritakan kepada keluarganya mengenai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dan pekerjaanya adalah sebuah keharusan. Salah satu permasalahan yang dihadapi DS dalam pekerjaannya adalah ketika terjadi kecelakan yang ia alami dengan seorang pengendara motor, yang membuat DS harus di rawat di Rumah sakit. hal tersebut dialaminya ketika ia sedang melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir.

Pernah dek, waktu tahun 2010, Ibu belanggar lagi markirin mobil sampai ketengah jalan, tiba-tiba ada motor dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenak dua belas jahitan dikaki ibu ini. Ibu ceritakan kek mana kejadiannya, Ibu bilang waktu aku mau bantuin keluarkan mobil dari tempat parkir, ada kereta kencang dari sana, gak sempat diremnya. Kenak serempetlah aku. ya keluarga cuma bilang sekali lagi ya hati-hati, kalau mau ngapain mobil itu liat-liat dulu jangan sembarangan.

Keterbukaan diri DS tidak hanya kepada keluarganya saja. DS juga sering membagi apapun mengenai dirinya dengan orang lain. Namun, tidak kepada sembarang orang DS akan terbuka mengenai dirinya. Ia hanya akan berbagi dengan orang lain yang menurut penilaiannya adalah orang yang baik dan dapat memberikan solusi dari apapun yang sedang ia hadapi, tanpa rasa malu DS akan menceritakan mengenai yang ia alami, salah satu orang yang sering menjadi tempat berbagi cerita DS selain keluarganya adalah Ijal. Ijal yang berprofesi sebagai supir pribadi dokter di klinik kecantikan tempat DS melakukan pekerjaannya.

Ada dek, si ijal namanya supir dokter ini. enak cerita sama dia kadang dia kasih solusi juga ke Ibu, kalau lagi ada masalah baik orangnya, orang perjuangan. Masalah keluarga juga, sampek juga cerita tentang kerjaan ini ke dia tapi ya kita liat-liat juga kalau cerita sama orang, kalau ibu udah sering ngobrol sama dia dan dia ibu anggap baik baru mau ibu cerita sama dia.

DS cukup selektif memilih kepada siapa ia akan terbuka selain dari keluarganya, butuh waktu lama untuk DS membuka diri dengan orang lain. Semua tergantung intensitas interaksi yang dilakukan antara DS dengan orang tersebut dan penilaian tersendiri DS mengenai orang tersebut.

STEREOTIP BERBASIS GENDER

Wanita adalah kelompok yang cukup sering mengalami stereotipe berbasis gender. Dikonstruksikan sebagai makhluk yang lemah membuat gerak kaum wanita cukup terbatas, tidak terkecuali dalam hal pekerjaan. Pekerjaan domestiklah atau pekerjaan rumah tangga yang sesuai untuk dilakukan oleh seorang wanita, banyak keraguan yang terjadi ketika wanita mencoba untuk melakukan pekerjaan public atau pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangga dan pandangan masyarakat yang masih menganggap tabu wanita yang bekerja diluar

rumah. Hal tersebut juga dialami DS dalam pekerjaan yang dilakukannya, pekerjaan yang masih dominan dilakukan oleh kaum pria daripada kaum wanita. Stereotipe sebagai kaum yang lemah yang melekat bagi kaum wanita menimbulkan beberapa masalah yang harus di hadapi oleh DS ketika bekerja. Preman jalanan adalah sebagian kelompok yang memanfaatkan stereotipe tersebut.

Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka

Dokumen terkait