• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Ada dua jenis analisis data dalam penelitian ini, yaitu analisis data secara kualitatif dan analisis data secara kuantitatif.

Data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, lokakarya (FGD), pencatatan (field-note), dan dokumen dianalisis secara kualitatif. Analisis dokumen merupakan analisis data yang paling utama dalam proses analisis kualitatif ini. Analisis ini semua mengarah kepada pengembangan model bahan ajar apresiasi prosa fiksi secara terpadu dengan pendekatan quantum learning, yang muaranya adalah menghasilkan model bahan ajar apresiasi prosa fiksi.

Sebelum data dianalisis, terlebih dulu harus diuji validitasnya, melalui triangulasi teori dan triangulasi peneliti, informan review, dan perpanjangan keikutsertaan ( Anselm Strauss, 2003).

Selanjutnya juga dipertimbangkan model analisis kualitatif yang dikemukakan oleh Spradley (1980), yang meliputi analisis tema, analisis domain, analisis taksonomi, dan analisis komponen. Di samping itu, prosedur analisis data dilengkapi dengan analisis interaktif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) sebagai berikut :

Gambar 3. Analisis Data Secara Interaktif (Miles &Huberman, 1984)

Selain analisis data secara kualitatif dilakukan, dalam peneliti pengembangan bahan ajar ini pun juga dilakukan analisis data secara kuantitatif, yaitu pada ketika mengujicobakan produk awal model menjadi model. Ujicoba produk awal model menjadi model ini dilaksanakan untuk mengetahui secara empiris efektivitas model tersebut. Ujicoba dilakukan dua kali, pertama dengan sampel 120 siswa dari siswa kelas VIII B, VIII C, dan VIII D di SMP Negeri 4 Sukoharjo; kedua dengan sampel 40 siswa yang diambil dari kelas VIII A SMP Negeri 3 Sukoharjo.

Teknik analisis statistik yang digunakan untuk ujicoba tersebut adalah dengan Uji-t Noninedependent (Herman J. Waluyo, 1992: 136), yaitu membandingkan nilai pre-test dan post-test.

Pengumpulan Data Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Reduksi Data Display Data

F. Prosedur Pengembangan Model Bahan Ajar 1. Perencanaan

Dalam perencanaan ini disusun hal-hal yang akan dilakukan dalam penelitian pengembangan, mulai dari masalah, tujuan, kriteria ketercapaian hasil, kegiatan lapangan yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini, peneliti merancang pengembangan di SMP Negeri 4 Sukoharjo, Kelas VIII Semester I, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ”Apresiasi Prosa Fiksi”.

2. Studi Eksplorasi

Studi eksplorasi ini meliputi 2 langkah yaitu : (1) studi pustaka; dan (2) studi lapangan tempat pengembangan akan dilaksanakan, yaitu di Kelas VIII Semester I di SMP Negeri 4 Sukoharjo, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ”Apresiasi Prosa Fiksi”. Studi pustaka berkaitan dengan kurikulum, teori Apresiasi Prosa Fiksi, teori yang berkaitan dengan pendekatan Quantum Learning, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan/ pembelajaran.

Studi lapangan berkaitan dengan latar belakang siswa, minatnya terhadap Apresiasi Prosa Fiksi, ketersediaan bahan ajar Apresiasi Prosa Fiksi di antara mereka, dan kondisi kelas yang digunakan untuk pengembangan.

3. Pengembangan Bentuk Awal Produk (Prototype Model)

Pada tahap ini akan dikembangkan produk awal bahan ajar ”Kajian dan Apresiasi Prosa Fiksi”. Pengembangan ini dilaksanakan berkali-kali melalui review demi review oleh pakar dan pengguna. Pengguna ada dua macam, yaitu guru dan

siswa. Untuk Guru adalah guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sukoharjo. Untuk siswa adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo.

4. Validasi Produk

Bentuk awal produk harus divalidasi atau dikembangkan menjadi produk yang benar-benar berkualitas sesuai dengan pandangan para ahli dan diterima oleh pengguna. Validasi ada dua macam (Janali), yaitu : (1) validasi produk, artinya validasi yang berkaitan dengan bentuk fisik produk itu, misalnya petunjuk, keterbacaan, sistematika, kualitas tampil gambar, komposisi warna, cara penyampaian materi, dan daya tarik; (2) validasi instruksional, artinya validasi yang berkaitan dengan kesesuaian muatan isi, dengan tuntutan kualitas materi dan aspek kependidikan/ kepengajarannya yang meliputi misalnya: kedalaman dan keluasan materi, ketepatan urutan, kemungkinan interaksi guru-siswa, dan evaluasi yang disampaikan.

Validasi produk dapat dilakukan melalui validasi ahli (expert judgment) dan validasi lapangan atau field testing. Validasi lapangan yang dilaksanakan harus melalui dua tahap, yaitu uji coba lapangan awal dan perbaikan (preliminary field testing) dan uji coba lapangan utama dan perbaikan (main field testing).

a. Validasi Ahli (Expert -Judgment)

Di samping dalam produk awal sudah ada review, maka ahli masih diperlukan untuk memvalidasi produk yang sudah diperbaiki sebagai awal langkah penelitian.

expert-judgment memberikan kritik dan saran perbaikan guna penyempurnaan bahan ajar sebagai produk awal.

b. Uji Lapangan Awal dan Perbaikan (Preliminary F ield Testing)

Pengujian produk bahan ajar ini dilakukan pada kelompok terbatas dari pemakai (guru dan siswa) dalam jumlah yang terbatas. Pada tahap ini didiskusikan dalam Focus Group Discussion antara peneliti (pengembang), dosen, guru, dan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo. Untuk perbaikan ini dapat dilakukan beberapa kali FGD berupa mendiskusikan bahan ajar yang sudah diberikan komentar oleh ahli dan sudah diperbaiki. Selesai FGD, bahan ajar itu diperbaiki sesuai dengan saran guru dan siswa.

c. Uji Lapangan Utama dan Perbaikan (Main Field Testing)

Uji coba dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo. Pada tahap ini peneliti/ pengembang masih berperan aktif. Bahan ajar tersebut digunakan di kelas. Sebelum uji coba diadakan pre-test tentang Kajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Tes ini menggunakan pedoman penilaian Apresiasi Sastra menurut Moody (1979) yang menyatakan bahwa aspek yang dinilai dalam pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi adalah : informasi, konsep, perspektif, dan apresiasi.

Setelah diadakan pre-test, kemudian diadakan uji coba. Kemudian diakhiri dengan post-test. Nilai pre-test dan post-test kemudian dianalisis dengan Uji t Non– Independent (Herman J. Waluyo, 1992: 136) dengan rumus berikut:

( )

(

1

)

2 2 __ -S S = n n n D D D t Keterangan Rumus: __

D = selisih antara pre- test dikurangi post-test D = kuadrat dari selisih pre-test dan post-test n = jumlah siswa yang ikut uji coba

Nilai t itu kemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis diterima (Ho ditolak), jika t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak atau Ho diterima.

d. Uji Lapangan Operasional atau Perbaikan Akhir (Operational F ield Testing) Pada tahap ini peranan peneliti/ pengembang sudah kurang. Pengguna sepenuhnya menggunakan waktu untuk uji coba tersebut. Sebelum dilaksanakan uji coba diadakan pre–test, dan sesudah uji coba diadakan post–test. Hasil pre–test dan post–test kemudian dianalisis untuk menentukan efektivitas bahan ajar yang disusun dalam pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi. Uji statistik untuk menentukan efektivitas bahan ajar ini adalah dengan statistik sederhana Uji t Non–Independent, dengan rumus Uji t Non–Independent seperti pada tahap c, hanya saja memang kondisi D– nya berasal dari pre – test dan post – test yang berbeda.

Prosedur pengembangan model bahan ajar tersebut dapat ditampilkan pada diagram sebagai berikut:

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Studi Pendahuluan untuk Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi

Dokumen terkait