TAHAP INTERPRETASI
E. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan prinsip penelitian mixed method, maka analisis data penelitian menggunakan teknik sequential data analysis yang dipilih berdasarkan desain
penelitian (embedded design). Analisis data penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu: (1) analisis data kualitatif, (2) analisis data kuantitatif, dan (3) analisis data gabungan kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kualitatif baik yang dilakukan sebelum, selama maupun setelah pembelajaran dilakukan terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam menganalisis kasus dengan menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis deskriptif. Analisis isi (content analysis) bertujuan untuk mengidentifikasi konsep, hukum dan teori dalam berita/informasi tentang kasus-kasus yang dieksplorasi, hasil deskripsi kasus dan penjelasan mahasiswa tentang kasus-kasus yang dieksplorasinya. Melalui analisis isi juga akan diketahui relevansi setiap kasus dengan olahraga, biokimia dan tingkat urgensinya untuk dikaji atau dianalisis. Selain itu, analisis isi akan membedakan kasus-kasus yang dieksplorasi mahasiswa sebagai kasus-kasus yang masih orginal atau sudah merupakan hasil kajian/analisis pakar, seperti makalah atau artikel. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi kasus-kasus olahraga, kemampuan mahasiswa dalam mendeskripsikan kasus dan kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan kasus untuk mengidentifikasi dan memahami aspek-aspek biokimia dalam setiap kasus olahraga.
Hasil analisis data kualitatif terdiri atas deskripsi tentang kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi, mendeskripsikan kasus-kasus olahraga, menjelaskan kasus olahraga, mengidentifikasi dan menjelaskan aspek-aspek biokimia (konsep, prinsip dan teori) yang terdapat dalam kasus olahraga, dan persepsi mahasiswa tentang matakuliah biokimia.
Analisis kualitatif data kemampuan mengeksplorasi (exploration) kasus ditinjau dari aspek jumlah kasus dan relevansinya dengan konteks olahraga dan dengan konteks biokimia. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk klasifikasi kasus-kasus olahraga yang relevan dengan biokimia berdasarkan 3 kriteria, yaitu: (1) produksi dan penggunaan energi, (2) menimpa atlet saat berolahraga, dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme. Selain itu juga ditampilkan klasifikasi setiap kasus berdasarkan topik/pokok bahasan biokimia dan aspek-aspek biokimia dalam setiap kasus.
Analisis kualitatif data kemampuan mendeskripsikan kasus (description) dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis) dengan prinsip W5H (who, what, when, where, why dan how). Pada setiap aspek pertanyaan tersebut dilakukan kategorisasi hasil deskripsi kasus berdasarkan kelas, yaitu: (1) kategori baik, jika semua mahasiswa sudah dapat mendeskripsikan kasus dan mendapat skor penuh sesuai pedoman penilaian tugas, (2) cukup, jika jumlah mahasiswa yang belum mendapat nilai penuh kurang dari separuh jumlah total mahasiswa yang terlibat, dan (3) kategori kurang, jika jumlah mahasiswa yang tidak mendapat nilai penuh lebih dari separuh jumlah mahasiswa yang terlibat. Kategorisasi tersebut dilengkapi dengan keterangan penyebab kesulitan dalam mendeskrisikan kasus.
Seperti halnya pada analisis kemampuan mendeskripsikan kasus, analisis kualitatif data kemampuan menjelaskan kasus (explanation) dikategori menjadi 3 kategori, yaitu: 1) kategori baik, jika semua mahasiswa sudah dapat mendeskripsikan kasus dan mendapat skor penuh sesuai pedoman penilaian tugas, (2) cukup, jika jumlah mahasiswa yang belum mendapat nilai penuh kurang dari separuh jumlah total mahasiswa yang terlibat, dan (3) kategori kurang, jika jumlah mahasiswa yang tidak
mendapat nilai penuh lebih dari separuh jumlah mahasiswa yang terlibat. Kategorisasi tersebut ditinjau dari 3 aspek, yaitu jumlah literatur yang digunakan, kemampuan menjelaskan aspek-aspek biokimia yang terdapat dalam kasus yang meliputi, konsep, hukum, prinsip dan teori, dan kemampuan membuat paparan, argumen dan kesimpulan tentang kasus yang dijelaskan. dilengkapi dengan keterangan penyebab kesulitan dalam menjelaskan kasus.
Analisis kualitatif data ”presentation” ditinjau dari aspek “description, explaining dan presentation” kasus dalam diskusi panel dalam bentuk kategori “baik” jika kasus dideskripsikan dengan lengkap sesuai dengan prinsip W5H, kasus dijelaskan sesuai dengan prinsip menjelaskan kasus (tahap explanation) dan mempresentasikan kasus dengan memenuhi standar penilaian diskusi (bahan presentasi, presentasi di depan kelas, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar dan membuat kesimpulan), ”cukup” jika ketiga aspek tersebut dinilai cukup oleh penilai dan ”kurang” jika aspek-aspek dalam penilaian dinilai kurang oleh penilai selama diskusi.
Analisis data kuantitatif terdiri dari 3 bagian, yaitu: (a) analisis tugas mahasiswa secara kuantitatif, (b) analisis data pretes-postes (LiSBi), dan (c) analisis sikap mahasiswa.
a. Analisis tugas mahasiswa, yaitu analisis kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kasus yang dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan analisis persentase. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Dalam bentuk tabel dilakukan analisis persentase mahasiswa berdasarkan jumlah kasus yang mendeskripsikan dan menjelaskan kasus dengan empat kategori, yaitu: (1) lebih dari 5 kasus, (2) 4 sampai dengan 5 kasus, (3) 1 sampai dengan 3 kasus dan (4) tidak ada
kasus yang dideskripsikan/dijelaskan. Dalam bentuk diagram, skor yang dicapai mahasiswa dalam setiap aspek tugas (exploration, description, explanation dan presentation) dibandingkan dengan skor total kemudian dikali dengan 100. Hasil dari analisis persentase tersebut dideskripsikan dalam bentuk diagram batang sehingga tampak jelas bagaimana perkembangan mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya selama kegiatan pembelajaran (intervensi). Melalui analisis ini akan diketahui pada aspek tugas manakah mahasiswa yang paling mudah dan paling sulit dikerjakan disertai dengan kajian faktor-faktor penyebabnya.
b. Analisis data pretes dan postes (hasil tes literasi sport-biochemistry) dilakukan dalam 6 jenis analisis, yaitu: (1) uji-t dependen pada setiap kelompok (eksperimen dan kontrol, (2) uji-t independen untuk menguji peningkatan skor setiap kelompok (gain), (3) analisis perbedaan gain pada setiap proses dalam LiSBi dengan menggunakan uji-t independen, (4) analisis level literasi sport-biochemistry (LiSBi) mahasiswa secara deskriptif, (5) analisis deskriptif bentuk soal dalam LiSBi, dan (6) analisis sikap mahasiswa.
Uji-t dependent bertujuan untuk membandingkan skor mahasiswa dalam tes SBL antara pretes dan postes baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Melalui uji-t dependent ini akan diketahui signifikan tidaknya peningkatan skor yang diperoleh mahasiswa baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada taraf signifikan,
α
= 0,05.Uji-t independent dilakukan untuk membandingkan peningkatan literasi sport-biochemistry yang dicapai mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
melalui nilai gain (N-gain) pada taraf signifikan,
α
= 0,05. Nilai N-gain literasi sport-biochemistry literacy (LiSBi) dihitung dengan menggunakan rumus:Skor Postes – Skor Pretes
Nilai Gain = x 100% 53 – Skor Pretes
(Keterangan: Skor maksimum tes LiSBi = 53)
Untuk menghitung nilai N-gain mahasiswa pada proses-1, proses-2 dan proses-3 dalam LiSBi digunakan rumus sebagai berikut:
Skor Postes Proses-1 – Skor Pretes Proses-1
(1) Nilai Gain = x 100% 33 – Skor Pretes Proses-1
(Keterangan: Skor maksimum proses-1 = 33)
Skor Postes Proses-2 – Skor Pretes Proses-2
(2) Nilai Gain = x 100% 10 – Skor Pretes Proses-2
(Keterangan: Skor maksimum proses-2 = 10)
Skor Postes Proses-3 – Skor Pretes Proses-3
(3) Nilai Gain = x 100% 10 – Skor Pretes Proses-3
(Keterangan: Skor maksimum proses-3 = 10)
Untuk mengetahui apakah pembelajaran biokimia melalui analisis kasus olahraga yang digunakan dalam penelitian ini efektif atau tidak digunakan tafsiran persentase efektivitas nilai rata-rata N-gain dengan kriteria yang ditampilkan pada Tabel 3.14. Melalui uji ini akan diketahui peningkatan skor mahasiswa dari kelompok manakah diantara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) yang lebih besar yang
menggambarkan sejauhmana keunggulan pembelajaran biokimia melalui analisis kasus olahraga relatif terhadap pembelajaran konvensional.
Tabel 3.14. Tafsiran Efektivitas Pembelajaran Biokimia Melalui MAKOR (Cheng et al, 2004 dalam Herayanti, Setiawan dan Rusdiana, 2009)
Persentase Mean N-Gain Tafsiran Efektivitas
Kurang dari 30% 30 % - 70 % Lebih dari 70 % Rendah Sedang Tinggi
Uji-t independen juga dilakukan untuk membandingkan peningkatan nilai N-gain mahasiswa kelompok kontrol dan eksperimen pada setiap jenis proses (proses-1, proses-2, dan proses-3) yang digunakan dalam LiSBi. Dari analisis N-gain proses-proses tersebut akan diketahui pada proses manakah mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang mengalami peningkatan skor dan memiliki nilai N-gain yang berbeda secara signifikan.
Analisis level LiSBi baik pada pretes maupun postes dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis persentase berdasarkan pada pedoman penentuan level dalam Tabel 3.11. Melalui analisis ini akan diketahui persentase mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang meningkat level LiSBinya, turun atau bahkan tidak berubah level LiSBinya, baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Selain itu, juga akan diketahui persentase mahasiswa yang mencapai level LiSBi tertentu.
Analisis pretes-postes juga melibatkan analisis bentuk soal dalam LiSBi yang dilakukan secara deskriptif. Melalui analisis ini akan diketahui bentuk soal manakah
yang dianggap paling sulit dan paling mudah dijawab oleh mahasiswa, termasuk pokok bahasan atau sport-biochemistry unit (SBU) yang mudah atau sukar dijawab mahasiswa.
c. Analisis sikap mahasiswa dilakukan dengan menggunakan analisis persentase yaitu
mendeskripsikan jumlah mahasiswa berdasarkan sikapnya, jumlah mahasiswa yang mengalami perubahan sikap dari pretes ke postes. Selain analisis secara deskriptif juga dilakukan analisis secara inferensial dengan menggunakan uji chi kuadrat (Pearson chi-square test) dan koefisien korelasi phi (φ) pada taraf signifikan 0,05. Uji chi kuadrat tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan sikap mahasiswa tentang biokimia olahraga antara sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran biokimia dengan menggunakan MAKOR, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan signifikan tidaknya perbedaan sikap mahasiswa dapat ditentukan secara manual dengan menggunakan tabel chi kuadrat. Jika nilai chi kuadrat hitung lebih besar daripada nilai chi kuadrat tabel pada taraf signifikan 0,05, maka dinyatakan terdapat perbedaan sikap mahasiswa pada saat pretes (sebelum pembelajaran) dan postes (sesudah pembelajaran) yang signifikan. Sebaliknya, jika nilai chi kuadrat hitung lebih kecil daripada nilai chi kuadrat tabel maka perbedaan sikap mahasiswa tersebut dinyatakan tidak signifikan. Selain menggunakan kriteria manual, juga digunakan kriteria nilai probabilitas (p) hasil perhitungan SPSS seri-12. Jika nilai p lebih besar daripada taraf signifikan 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi perbedaan sikap mahasiswa yang signifikan saat pretes dan saat postes. Sebaliknya, jika nilai p lebih kecil daripada taraf signifikan
0,05 maka dinyatakan sikap mahasiswa berbeda secara signifikan dari pretes (sebelum pembelajaran) ke postes (sesudah pembelajaran). Disamping menguji perbedaan sikap mahasiswa saat mengikuti pretes dan postes juga dianalisis korelasi sikap mahasiswa saat pretes dan pada saat postes dengan menggunakan koefisien phi (φ). Interpretasi koefisien φ dilakukan dengan menggunakan kriteria ”general rule of thumb” (Simon, 2005) untuk menunjukkan kekuatan hubungan sikap mahasiswa terhadap biokimia sebelum dengan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan MAKOR yang ditampilkan pada Tabel 3.15. Baik perhitungan uji-t, uji chi kuadrat maupun koefisien ”φ” dilakukan dengan bantuan SPSS seri-12 untuk mendapatkan penjelasan dan interpretasi yang lebih detail dan akurat.
Tabel 3.15. Interpretasi Koefisien φ
Nilai Koefisien φ Interpretasi
-1,0 sd -0,7 -0,7 sd -0,3 -0,3 sd +0,3 +0,3 sd +0,7 +0,7 sd +1,0
Hubungan negatif yang kuat (strong negative association) Hubungan negatif yang lemah (weak negative association) Tidak ada hubungan (little or no association)
Hubungan positif yang lemah (weak positive association) Hubungan positif yang kuat (strong positive association)
Analisis data gabungan kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada tahap akhir dengan menggunakan ”qual embedded quan design”, yaitu analisis data yang menginterpretasikan data kuantitatif (hasil tes literasi sport-biochemistry dan hasil uji statistik N-gain baik pada tes SBL secara keseluruhan maupun dari setiap proses yang dilibatkan dalam tes SBL, yaitu proses-1,proses-2, proses-3) dengan melibatkan data kualitatif yang berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi,
mendeskripsikan, dan menjelaskan kasus-kasus olahraga serta sikap mahasiswa tentang matakuliah biokimia dan data kuantitatif, yaitu hasil analisis kuantitatif kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi, mendeskripsikan dan menjelaskan kasus, dan hasil tes dan level literasi sport-biochemistry (LiSBi) mahasiswa (tahap 4). Hasil analisis data gabungan kuantitatif dan kualitatif tersebut akan memberikan arah untuk pembuatan kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB V