Sebelum data dianalisis terdiri dahulu disusun kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yaitu penyusunan sistematik dari pengukuran individual dari nilai yang tinggi ke nilai yang rendah. Dari table distribusi frekuensi dapat dilihat bentuk distribusinya, yaitu apakah nilai atau skor yang didapat terbagi secara merata ataukah cenderung berkelompok, dimana pengelompokan itu terjadi dalam distribusi frekuensi tersebut.
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis. Untuk menganalisis data penelitian ini dilakukan beberapa uji statistik yaitu uji prasyarat analisis berupa uji Normalitas. Uji Normalitas di lakukan dengan menggunakan chi kuadrat. Uji homogenitas tidak diterapkan pada data dalam
penelitian ini, karena data dalam penelitian ini berasal dari 1 kelompok penelitian
a. Uji Prasyarat
Uji prasyarat analisis merupakan uji normalitas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normalitas sampel atau untuk memeriksa keabsahan sampel. Uji normalitas yang digunakan adalah Chi Kuadrat dengan rumus:
Keterangan:
Oi= frekuaensi kelas
Ei= frekuensi yang diharapkan
Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka nilai χ²hitung dikonsultasikan dalam tabel χ²
dengan kaidah apabila χ²hitung < χ²tabel, maka data dikatan berdistribusi normal dan apabila χ²hitung > χ²tabel, maka data terdistribusi tidak normal. b. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan uji normalitas maka menguji data yang diperoleh digunakan rumus Uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa yang diajar tidak menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah.
Rumus yang digunakan adalah:
2 1 2 1
1
1
n
n
S
t
Dimana 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 n n S n S n S Keterangan:
X1 = Rata-rata data kelompok satu (posttest) X2 = Rata-rata data kelompok dua (pretest) n1 = Banyak data kelompok Satu
n2 = Banyak data koelompok dua
S1 = Simpangan baku rata-rata hasil belajar kelompok Satu S2 = Simpangan baku rata-rata hasil kelompok dua
t = Hasil hitung distribusi t S = Nilai deviasi gabungan
Hasil perhitungan thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikansi 0,05.
Kriteria Pengujian:
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, Ha ditolak. 2. Penilaian Kinerja
Perhitungan persentase aktivitas keterampilan proses sains siswa pada kegiatan praktikum selama pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: N = Nilai
Keterangan kriteria interpretasi skor: 0% - 30% = Rendah
31% - 60% = Sedang 61% - 100% = Tinggi
42 A. Deskripsi Data
Penelitian tentang keterampilan proses sains (KPS) siswa di SMAN 10 Tangerang dilakukan terhadap sekelompok siswa. Kelompok tersebut terdiri dari 36 orang siswa pada kelas X-7 yang diajarkan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 36 siswa. Materi pembelajaran fisika yang pada penelitian ini disampaikan dalam 6 kali pertemuan.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian berjenis tes dan nontes. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda beralasan sebanyak 10 butir. Siswa memilih salah satu jawaban yang benar disertai alasan yang tepat. Setiap soal yang dijawab siswa memiliki rentang nilai 0-4, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Nontes yang digunakan berbentuk penilaian kinerja mencakup 4 aspek KPS yang diisi oleh pengajar (dalam hal ini sekaligus peneliti) setiap kali siswa melakukan praktikum bersama di kelas. Data diperoleh dari kemampuan siswa mengisi LKS/ nilai LKS siswa. Dari 6 kali pertemuan yang dilaksanakan, siswa melakukan 4 kali praktikum dan sisanya berupa kegiatan pretest dan posttest di kelas.
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir. Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa SMAN 10 Tangerang. Data berupa hasil tes keterampilan proses sains siswa yang dilaksanakan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran, dan KPS siswa yang mencakup empat aspek KPS, yaitu: mengobservasi, membuat hipotesis, menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan.
1. Deskripsi data hasil belajar
a. Deskripsi data hasil tes KPS sebelum pembelajaran (pretest)
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian mengenai hasil
pretest KPS dari 36 siswa yang dijadikan sampel diperoleh data sebagai berikut. Skor terendah 27,5 dengan jumlah siswa yang mendapat skor terendah pada interval 27 sampai 35 sebanyak 5 orang (13,88%), skor tertinggi 80 dengan jumlah siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 72 sampai 80 sebanyak 1 orang (2,77%). Skor terbanyak pada interval 45 sampai 53 dan 54 sampai 62 masing-masing dengan persentase 27,77% skor rata sebesar 50,25, siswa yang mendapat skor diatas rata-rata sebanyak 18 orang (50%) dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 18 orang (50%), median sebesar 50,58, modus sebesar 53,5, varians sebesar 139,56 dan standar deviasi sebesar 11,81. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.1.
b. Deskripsi data hasil tes KPS sesudah pembelajaran (posttest)
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian mengenai hasil
posttest KPS dari 36 siswa yang dijadikan sampel diperoleh data sebagai berikut. Skor terendah 42,5 dengan jumlah siswa yang mendapat skor terendah pada interval 42 sampai 50 sebanyak 2 orang (5,55%), skor tertinggi 92,5 dengan jumlah siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 87 sampai 95 sebanyak 3 orang (8,33%). Skor terbanyak pada interval 60 sampai 68 dan 69 sampai 77 masing-masing dengan persentase 36,1%, skor rata sebesar 70,58, siswa yang mendapat skor diatas rata-rata sebanyak 16 orang (44,4%) dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 20 orang (55,5%), median sebesar 69,88, modus sebesar 68,5, varians sebesar 119,22 dan standar deviasi sebesar 10,91. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2.
Berikut merupakan rekapitulasi data hasil tes sebelum (prestest) dan sesudah (posttest) pembelajaran.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest
Nilai Pretest Posttest
Tertinggi 80 92,5 Terendah 27,5 42,5 Rata-rata 50,25 70,58 Median 50,8 69,88 Modus 53,5 68,5 Standar deviasi 11,81 10,91 Variansi 139,56 119,22
Data tersebut dapat dilihat pada histogram 4.1:
Gambar 4.1 Histogram Data Pretest dan Posttest
2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa a. Persentase ketercapaian KPS siswa
Persentasi ketercapaian KPS dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (< 30%), sedang (30% - 60%), dan tinggi ( 60%). Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian KPS dapat dilihat pada tabel 4.2 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.4.
Tabel 4.2 Ketercapaian KPS Siswa Aspek KPS Skor Ideal Pretest Posttest Skor rata-rata Keterangan (%) Skor rata-rata Keterangan (%) Mengobservasi 12 5,17 43% 8,16 68,05% Membuat Hipotesis 16 9,25 57,81% 11,36 71% Interpretasi Data 4 2,25 56,25% 3,52 88,19% Komunikasi 8 3,39 42,36% 5,2 65%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa skor rata-rata pretest dari empat aspek KPS di atas paling rendah adalah aspek komunikasi dengan skor sebesar 3,39 persentase ketercapaiannya 42,36% dan yang paling tinggi pada aspek membuat hipotesis dengan skor rata-rata 9,25 prosentase ketercapaian 57,81%. Sedangkan skor rata-rata posttest paling rendah adalah aspek komunikasi dengan skor 5,2 prosentase 65% dan yang paling tinggi pada aspek interpretasi data dengan skor 5,2 prosentase 88,19%.
Histogram selisih rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 4.2:
Gambar 4.2 Histogram Persentase Ketercapaian KPS Pada Pretest
dan Posttest
Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat peningkatan persentase ketercapaian kinerja ilmiah yang cukup tinggi pada masing-masing aspek KPS dari pretest dan posttest.