• Tidak ada hasil yang ditemukan

1

Tahap Awal

1. Lihat target

2. Sikap berdiri yang seimbang 3. Tangan sedikit dibelakang bola 4. Posisi pergelangan tangan yang rileks 5. Posisi bola di depan dada

6. Siku masuk dan rapat

2 Tahap Pelaksanaan

1. Lihat target

2. Pandangan jauh atau mengecoh sebelum operan

3. Melangkah pada arah operan

4. Rentangkan lutut,punggung dan lengan 5. Perkuat pergelangan tangan dan jari

melalui bola

6. Perkuat tangan yang lemah melalui bola 7. Lepaskan bola dari tangan pertama dan

kedua berurutan 3 Tahap Gerak Lanjut 1. Lihat target 2. Lengan direntangkan

3. Telapak tangan menghadap kebawah 4. Jari-jari menunjuk pada target

6

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

= × 100 %

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes (Surisman1997)

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar 5 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % 5 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass 1. Siklus Pertama

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola volli sebagai modifikasi bola basket yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak 3 meter.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Gambar 3. Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasarchest pass.

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola volli

8

Gambar 4. Contoh gerak dasarchest passmenggunakan bola volli

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasarchest pass, berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasarchest passmereka kembali ke belakang barisan .

X X X X X X X X X X Keterangan:

: Gerak dasarchest pass : Lari kebelakang barisan

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola Volli pada siklus kedua yang mana siswa melakukan gerak dasar chest pass kedinding didiskusikan, dan dilihat berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.

yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi bola basket yang akan dipergunakan pada silkus ke dua sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus ke dua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi empat kelompok berbentuk persegi dan berbaris saling menghadap dengan jarak 2,5 meter.

X X X X X X X X

X X X X X X X X Keterangan :

: Arah gerakanchest pass : Lari menyilang ke depan

10

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus ke dua, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasarchest pass.

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola karet.

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasarchest passke kelompok yang lain dan begitu seterusnya secara berulang-ulang.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes bola basket pada teknik Materi chest pass didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan sebagai salah satu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara alami dan bekembang searah dengan zaman. Melalui pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah memiliki peran penting karena memberikan kesempatan kepada perserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Dan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di sekolah sangat besar artinya untuk pembangunan nasional di mana tujuan akhir dari berbagai bidang pembangunan tersebut adalah untuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk pondasi gerak yang kokoh dan dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani juga rohani, dan bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih baik. Banyak macam olahraga yang dapat dipilih, salah satunya adalah bola basket.

meningkatkan watak disiplin, kesehatan serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bola basket. Permainan bola basket memiliki aspek fisik yang paling dominan antara lain daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelincahan (agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal.

Faktor lingkungan sangat berperan sekali terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain: guru pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri, teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua. Sedangkan faktor model latihan atau pembelajaran akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan model yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasi oleh siswa. Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain: model komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran berpasangan, model pengajaran individu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah.

Bola basket merupakan permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan cara menggiring, mengoper dan menembak. Permainan bola basket memiliki aspek fisik yang paling dominan antara lain daya tahan

(endurance), kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelincahan (agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal. Faktor lingkungan sangat berperan sekali terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain; guru pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri, teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua. Sedangkan faktor metode latihan atau pembelajaran akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan medote yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasi oleh siswa.

Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain; model komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran berpasangan, model pengajaran individu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah.

Gerak dasar pada permainan bola basket, antara lain Passing (teknik mengumpan), Dribbling (teknik menggiring bola),Ball handling(penguasaan bola), Rebounding (teknik merayah bola), Intercept (teknik memotong arah passing bola), Steals (teknik merebut bola), Foot work (teknik gerakan kaki). Gerak dasar ini sudah harus diberikan atau dilatihkan pada siswa saat pertama kali mengenal permainan bola basket, karena dengan kebebasan siswa untuk menguasai berbagai pengalaman keterampilan gerak selama mungkin pada para siswa, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki keterampilan lain selain memiliki pengalaman dan keterampilan di cabang olahraganya, juga harus mampu memilih metode yang tepat agar tujuan dari pembelajaran gerak yang di inginkan dapat tercapai secara maksimal.

kearah dada teman, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam bermain bola basket, masih rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari model model pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket, dan rendahnya keterampilan gerak dasar terutamachest passbola basket dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Setelah penulis mengamati selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70 % dari siswa masih kurang penguasaan gerak dasar chest pass. Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai gerak dasar chest paas tidak lebih dari 15-20 %, dikarenakan jumlah siswa putri lebih besar dari jumlah laki-laki berkisar 70 % berbanding 30 %, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar chest pass, jika dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampng Selatan adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu Meningkatkan Gerak Dasar Chest Pass Melalui Pembelajaran Kelompok Dalam Bermain Bola Basket Pada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung

Dokumen terkait