• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Laporan Keuangan PT. Taspen (Persero)

Berdasarkan laporan keuangan PT. Taspen (Persero), terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat mengukur kinerja perusahaan. Dengan membaca laporan keuangan PT. Taspen (Persero) akan dapat diketahui penyebab terjadinya kenaikan/penurunan tingkat keuntungan. Laporan keuangan juga memberikan pesan selama ini aktivitas apa yang mendominasi perusahaan. Berdasarkan informasi laporan keuangan PT. Taspen (Persero) untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Dan untuk posisi aktiva, hutang dan modal perusahaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Laporan Neraca

PT. Taspen (Persero) Tahun 2011-2015

Tahun Total Asset Hutang Modal

2011 107.336.982.052.239 93.932.000.089.606 13.404.981.962.633 2012 130.936.485.738.387 117.035.824.082.426 13.900.661.655.961 2013 135.839.163.957.366 125.782.880.083.240 10.056.283.874.126 2014 161.177.615.927.526 147.077.354.368.911 14.100.261.558.615 2015 172.560.999.475.916 163.181.413.274.952 9.379.586.200.964

Sumber : Laporan Keuangan PT. Taspen (Persero) yang diolah

Dalam laporan keuangan dari PT. Taspen (Persero) yang dapat dilihat dari total aset untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan, begitu

juga untuk hutang perusahaan yang juga mengalami peningkatan. Meningkatnya hutang perusahaan menunjukkan bahwa meningkatnya asset perusahaan yang banyak dibiayai oleh hutang perusahaan. Hal ini tidak begitu baik bagi perusahaan, karena tingkat resiko perusahaan akan menjadi lebih besar.

Sedangkan modal perusahaan untuk tahun 2013 dan tahun 2015 mengalami penurunan, bahkan ditahun 2011 sampai tahun 2015 modal perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan hutang perusahaan.

Meningkatnya hutang perusahaan menunjukkan bahwa modal perusahaan yang banyak dibiayai oleh hutang perusahaan. Hal ini tidak begitu baik bagi perusahaan, karena tingkat resiko perusahaan akan menjadi lebih besar, begitu juga untuk laba perusahaan yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu dalam memaksimalkan pengelolaan baik dari asset ataupun modal perusahaan untuk meningkatkan keuntungannya.

a. Perhitungan Laba Bersih PT. Taspen (Persero)

Laba bersih merupakan angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. Laba sangat penting bagi suatu perusahaan, karena berhasil atau tidak suatu perusahaan pada umumnya diukur dengan laba yang diperoleh. Laba adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik

Dari hasil penelitian yang dilakukan, faktor-faktor yang dapat menurunnya laba bersih pada PT. Taspen (Persero) terjadi dikarenakan

menurunnya jumlah pendapatan bersih yang dimiliki perusahaan, dengan menurunnya jumlah pendapatan perusahaan akan berdampak terhadap operasional perusahaan. Dan juga menurunnya yang terjadi pada laba bersih perusahaan disebabkan karena menurunnya jumlah ekuitas perusahaan, Perkembangan laba bersih pada PT. Taspen (Persero) dari tahun 2011 –2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi

PT. Taspen (Persero)Tahun 2011-2015

Tahun Pendapatan Biaya Operasional Laba Bersih 2011 15.079.887.050.326 14.500.802.142.025 579.084.908.301 2012 16.672.097.518.226 16.250.939.051.995 421.158.466.231 2013 17.623.861.065.478 16.299.568.404.977 1.324.292.660.501 2014 14.326.903.100.753 10.863.980.020.683 3.462.923.080.070 2015 15.167.329.951.060 14.589.426.914.688 577.903.036.372

Sumber : Laporan Keuangan PT. Taspen (Persero)

Berdasarkan sumber dari laporan keuangan yang dillihat dari laporan laba rugi yang telah diolah di PT. Taspen (Persero) tahun 2011 sampai tahun 2015 untuk pendapatan perusahaan mengalami peningkatan, hanya ditahun 2014 pendapatan perusahaan mengalami penurunan, sedangkan untuk biaya operasional perusahaan untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan, dan untuk keuntungan perusahaan ditahun 2012 dan tahun 2015 mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi untuk laba bersih pada PT.

Taspen (Persero) menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu dalam memaksimalkan pengelolaan baik dari asset ataupun modal perusahaan untuk meningkatkan keuntungannya

b. Perhitungan Pertumbuhan Laba Bersih PT. Taspen (Persero)

Laba bersih merupakan angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain

dikurangi oleh beban lain-lain. Laba sangat penting bagi suatu perusahaan, karena berhasil atau tidak suatu perusahaan pada umumnya diukur dengan laba yang diperoleh. Laba adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, faktor-faktor yang dapat menurunkan laba bersih pada PT. Taspen (Persero) terjadi dikarenakan menurunnya jumlah pendapatan bersih yang dimiliki perusahaan, dengan menurunnya jumlah pendapatan perusahaan akan berdampak terhadap operasional perusahaan. Dan juga penurunan yang terjadi pada laba bersih perusahaan disebabkan karena menurunnya jumlah ekuitas perusahaan, Perkembangan laba bersih pada PT. Taspen (Persero) dari tahun 2010 –2014 adalah sebagai berikut :

Tahun 2011 = 579.084.908.301− 576.396.936.830

576.396.936.830

× 100%

= 0,46%

Tahun 2012 = 421.158.466.231− 579.084.908.301

579.084.908.301

× 100%

= −27%

Tahun 2013 = 1.324.292.660.501− 421.158.466.231

421.158.466.231

× 100%

= 214%

Tahun 2014 = 3.462.923.080.070− 1.324.292.660.501

1.324.292.660.501

× 100%

=

161%

-100.00%

-50.00%

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

2011 2012 2013 2014 2015

Pertumbuhan Laba

Tahun 2015 = 577.903.036.372− 3.462.923.080.070

3.462.923.080.070

× 100%

= −83%

Tabel 4.3

Data Pertumbuhan Laba PT. Taspen (Persero) Tahun Laba Bersih Tahun

Awal

Laba Bersih Tahun Akhir

Pertumbuhan Laba

2010 - 576.396.936.830

-

2011 576.396.936.830 579.084.908.301 0,46%

2012 579.084.908.301 421.158.466.231 -27%

2013 421.158.466.231 1.324.292.660.501 214%

2014 1.324.292.660.501 3.462.923.080.070 161%

2015 3.462.923.080.070 577.903.036.372 -83%

Sumber : Laporan Keuangan yang diolah

Grafik 4.1 : Pertumbuhan Laba

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 tingkat pertumbuhan laba mengalami penurunan, bahkan ditahun

2012 dan tahun 2015 tingkat pertumbuhan laba mengalami nilai negatif. Tahun 2011 tingkat pertumbuhan laba sebesar 0,46%, ditahun 2012 mengalami penurunan signifikan bahkan memperoleh nilai negatif menjadi (27%), ditahun 2013 pertumbuhan laba mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 214%, dimana peningkatan yang terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah laba perusahaan yang signifikan, bahkan jauh melebihi dari keuntungan tahun sebelumnya, untuk tahun 2014 pertumbuhan laba kembali mengalami penurunan menjadi 161%, ditahun 2015 pertumbuhan laba mengalami penurunan yang signifikan, bahkan bernilai negative sebesar (83%).

Tingkat pertumbuhan laba untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 pada PT. Taspen (Persero) mengalami penurunan, hal ini terjadi dikarenakan kurang maksimalnya jumlah pendapatan yang diterima perusahaan, dan meningkatnya jumlah biaya operasional perusahaan, sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) mengalami penurunan, dimana untuk tahun 2012 dan tahun 2015 pertumbuhan laba memperoleh nilai negatif, hal ini tentu tidak baik bagi perusahaan, penurunan yang terjadi disebabakan karena kurang maksimalnya penjualan perusahaan dan semakin besarnya biaya operasional perusahaan sehingga berdampak dengan keuntungan perusahaan yang mengalami penurunan.

2. Perhitungan Rasio Keuangan a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin adalah margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Semakin tinggi Net Profit Margin maka investor semakin menyukai perusahaan tersebut karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan hasil yang baik melebihi harga pokok penjualan.

Adapun rumus dari rasio NPM adalah sebagai berikut:

NPM = Laba sesudah Bunga dan Pajak

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑎𝑛 x 100%

Tahun 2011 = 579.084.908.301

15.079.887.050.326

× 100%

= 3,84%

Tahun 2012 = 421.158.466.231

16.672.097.518.226

× 100%

=2,53%

Tahun 2013 = 1.324.292.660.501

17.623.861.065.478

× 100%

= 7,51%

Tahun 2014 = 3.462.923.080.070

14.326.903.100.753

× 100%

= 24,17%

Tahun 2015 = 577.903.036.372

15.167.329.951.060

× 100%

= 3,81%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

2011 2012 2013 2014 2015

NPM

Tabel 4.5 Net Profit Margin PT. Taspen (Persero)

Tahun Laba Bersih Penjualan NPM

2011 579.084.908.301 15.079.887.050.326 3,84%

2012 421.158.466.231 16.672.097.518.226 2,53%

2013 1.324.292.660.501 17.623.861.065.478 7,51%

2014 3.462.923.080.070 14.326.903.100.753 24,17%

2015 577.903.036.372 15.167.329.951.060 3,81%

Sumber: data laporan keuangan PT. Taspen (Persero)

Grafik 4.2 Net Profit Margin

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa NPM untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami penurunan, hanya ditahun 2013 dan 2014 NPM mengalami peningkatan. Ditahun 2011 NPM perusahaan memperoleh sebesar 3,8%, sedangkan ditahun 2012 NPM mengalami penurunan yang menjadi 2,53%. Ditahun 2013 NPM mengalami peningkatan menjadi 7,51%, sedangkan

untuk tahun 2014 NPM mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 24,17% dan untuk tahun 2015 untuk NPM mengalami penurunan yang signifikan menjadi 3,81%.

Hasil dari penjualan perusahaan yang dikurangi dengan jumlah beban operasional perusahaan menunjukkan besarnya laba yang diterima oleh perusahaan. Semakin kecil atau rendahnya NPM, maka semakin kurang jumlah penjualan dan besarnya biaya operasional yang mengakibatkan rendahnya jumlah laba yang dimilki oleh perusahaan, sebaliknya jika NPM semakin besar, maka semakin tinggi tingkat laba yang dimiliki oleh perusahan.

Penurunan yang terjadi untuk rasio Net Profit Margin disebabkan karena kurang maksimalnya perusahaan dalam memperoleh keuntungan atas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari penjualan perusahaan yang dikurangi dengan jumlah beban operasional perusahaan menunjukkan besarnya laba yang diterima oleh perusahaan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa NPM yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) mengalami penurunan, dimana untuk tahun 2015. NPM pada PT.

Taspen (Persero) dalam kondisi yang kurang baik, hal ini disebabkan karena kurang maksimalnya perusahaan dalam memperoleh tingkat keuntungan atas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Return On Equity (ROE)

ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Adapun rumus dari ROE adalah sebagai berikut:

ROE = Laba sesudah Bunga dan Pajak

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%

Tahun 2011 = 579.084.908.301

13.404.981.962.633

× 100%

= 4,32%

Tahun 2012 = 421.158.466.231

13.900.661.655.961

× 100%

=3,03%

Tahun 2013 = 1.324.292.660.501

10.056.283.874.126

× 100%

= 13,17%

Tahun 2014 = 3.462.923.080.070

14.100.261.558.615

× 100%

= 24,56%

Tahun 2015 = 577.903.036.372

9.379.586.200.964

× 100%

=

6,16%

Tabel 4.6 Return On Equity PT. Taspen (Persero)

Tahun Laba Bersih Modal ROE

2011 579.084.908.301 13.404.981.962.633 4,32%

2012 421.158.466.231 13.900.661.655.961 3,03%

2013 1.324.292.660.501 10.056.283.874.126 13,17%

2014 3.462.923.080.070 14.100.261.558.615 24,56%

2015 577.903.036.372 9.379.586.200.964 6,16%

Sumber: data laporan keuangan PT. Taspen (Persero)

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

2011 2012 2013 2014 2015

ROE

Grafik 4.3 : Return On Equity

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ROE untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami penurunan, hanya ditahun 2013 dan tahun 2014 ROE mengalami peningkatan. Untuk tahun 2011 ROE perusahaan memperoleh sebesar 4,32%, ditahun 2012 ROE mengalami penurunan menjadi 3,03%, ditahun 2013 ROE juga mengalami peningkatan menjadi 13,17%, begitu juga untuk tahun 2014 ROE juga mengalami peningkatan 24,56%, sedangkan ditahun 2015 ROE mengalami penurunan yang signifikan menjadi 6,16%, dimana penurunan yang terjadi pada ROE disebabkan karena perusahaan tidak mampu dalam mengelola ekuitas atau modal perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, dan penurunan yang terjadi pada ROE menunjukkan bahwa tingkat penghasilan yang diperoleh pemilik perusahaan PT. Taspen (Persero) atas modal yang diinvestasikan mengalami penurunan.

Hasil pengembalian ekuitas dilakukan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat hasil

-100.00%

-50.00%

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

2011 2012 2013 2014 2015

NPM ROE

Pertumbuhan Laba

pengembalian ekuitas, maka semakin baik kondisi perusahaan, yang artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat pula. Sebaliknya jika tingkat hasil pengembalian ekuitas semakin menurun, maka semakin buruk kondisi perusahaan, yang artinya posisi pemilik perusahaan semakin lemah.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) untuk tahun 2012 dan tahun 2015 mengalami penurunan, kondisi ini kurang baik bagi perusahaan yang bila dilihat dari pengelolaan modal untuk meningkatkan keuntungan, hal ini menunjukkan bahwa posisi pemilik perusahaan akan semakin lemah, pada modal yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE) dalam Meningkatkan Pertumbuhan Laba PT. Taspen (Persero).

Tabel 4.7

Data NPM, ROE, dan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan PT. Taspen (Persero)

Tahun NPM ROE Pertumbuhan

Laba

2011 3,84% 4,32% 0,46%

2012 2,53% 3,03% -27%

2013 7,51% 13,17% 214%

2014 24,17% 24,56% 161%

2015 3,81% 6,16% -83%

Sumber : Data sekunder diolah

Grafik 4.1 : Pertumbuhan Laba

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa NPM untuk tahun 2011 sebesar 3,84%, sedangkan untuk ROE perusahaan memperoleh sebesar 4,32% dan untuk tingkat pertumbuhan laba sebesar 0,46%. Ditahun 2012 NPM mengalami penurunan yang menjadi 2.53%, begitu juga untuk ROE juga mengalami penurunan menjadi 3.03% dan untuk tingkat pertumbuhan laba juga mengalami penurunan, bahkan memperoleh nilai negatif menjadi (27%). Ditahun 2013 NPM mengalami peningkatan menjadi 7,51%, sedangkan untuk ROE juga mengalami peningkatan menjadi 13,17%, dan untuk tingkat pertumbuhan laba mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 214%.

Ditahun 2014 NPM mengalami peningkatan menjadi 24,17%, begitu juga untuk ROE yang juga mengalami peningkatan menjadi 24,56%, sedangkan untuk tpertumbuhan laba perusahaan mengalami penurunan menjadi 161%. Dan untuk tahun 2015 NPM mengalami penurunan menjadi 3,81%, yang juga diikuti juga dengan ROE yang juga mengalami penurunan menjadi 6,16%, dan juga untuk tingkat pertumbuhan laba juga mengalami penurunan, bahkan memperoleh nilai negatif menjadi menjadi (83%).

Net Profit Margin dan Return On Equity pada PT. Taspen (Persero) untuk tahun 2013 mengalami peningkatan, tetapi tidak berdampak dengan tingkat pertumbuhan laba perusahaan, sedangkan untuk tahun berikutnya untuk Net Profit Margin dan Return On Equity pada PT. Taspen (Persero) mengalami penurunan yang diikuti dengan menurunnya pertumbuhan laba perusahaan.

Dokumen terkait