• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson yaitu mendasarkan pada angka-angka kasar seperti apa adanya dengan alasan, peneliti melakukan pengambilan datanya

menggunakan skala interval, yaitu skala numerik yang tidak memiliki nilai 0 dan skala rasio yang mempunyai nilai 0 alami. (Sastroasmoro dkk, 1995).

Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel kontinu yaitu memiliki skala interval atau skala ratio (Uyanto, 2006)

Adapun rumus korelasi Product Moment Pearson adalah:

(

)(

)

(

)

(

)

        −         − =

N y y N x x N y x xy rxy 2 2 2 2 Keterangan:

rxy = indeks korelasi aitem skor aitem dengan skor total aitem N = jumlah subjek

ΣX = jumlah skor tiap-tiap aitem

ΣY = jumlah skor total aitem

ΣX2 = jumlah kuadrat nilai tiap-tiap aitem

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi kancah penelitian

Penelitian ini di lakukan di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Kelurahan Ngruki, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki adalah lembaga pendidikan Islam. Sistem pendidikan dan pengajaran yang dikembangkan di lembaga ini adalah perpaduan antara sistem pesantren tradisional dengan pendidikan moderen yang berkembang saat ini.

Sejak awal berdirinya, para pendiri pesantren telah menegaskan bahwa pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki sebagai pondok milik umat atau milik seluruh lapisan masyarakat Islam. Hal ini didasarkan pada keikutsertaan dan andil dari seluruh lapisan umat Islam dalam membangun dan mengembangkan keberadaan pesantren tersebut sejak awal proses berdirinya sampai saat ini.

Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki merupakan pondok yang mandiri, tidak berada dibawah (underbouw) organisasi atau kelompok tertentu, tidak berafiliasi pada golongan atau jam'iyah tertentu, dan tidak berdiri pada satu sekte tertentu. Ia berdiri ditengah-tengah serta bersikap mengambil jarak yang sama dengan berbagai golongan maupun organisasi yang ada dan berkembang di masyarakat. Dengan demikian subtansi ajaran Islam yang menjadi basic sistem pendidikan dan pengajaran di pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki senantiasa

bertumpu pada Al-Qur'an dan Sunah Shohihah yang difahami secara kaffah (universal), syumuu l (komprehenship) dan mutakaamil (integratif). Dengan cara pandang ini diharapkan para alumnus pondok pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki menjadi generasi yang kritis dan taktis sehingga tidak mudah terjebak dalam sikap fanatisme golongan dan tidak taqlid buta (mengekor atau mengikuti pendapat orang lain yang tidak dilandasi kebenaran).

Berdirinya pondok pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki bermula dari adanya kegiatan pengajian selepas dhuhur di masjid Agung Surakarta. Selanjutnya para da'i dan mubaligh mengembangkan bentuk pengajian tersebut dengan mendirikan Madrasah Diniyah dijalan Gading Kidul 72 A Solo. Perkembangan Madrasah ini cukup pesat karena didukung oleh media massa yaitu RADIS ( Radio Dakwah Islam). Dinamika madrsah yang menggembirakan tersebut selanjutnya mengilhami gagasan para mubaligh yang ada untuk mengasramakan para siswa dalam bentuk lembaga pendidikan pondok pesantren.

Realitas sosial masyarakat Solo pasca tahun 1965 dan timbulnya berbagai ancaman yang dianggap membahayakan eksistensi Islam serta umatnya pada waktu itu, semakin memotivasi semangat para mubaligh se-Surakarta untuk segera mewujudkan pendidikan pondok pesantren. Hal ini juga didasarkan pada perspektif dan pertimbangan sejarah bahwa pesantren pada zaman dulu telah memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam membela, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia .

Akhirnya, pada tanggal 10 Maret 1972 berdirilah Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin di jalan Gading Kidul No 72 A Solo, di

bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam dan Asuhan Yatim Al-Mukmin (YPIA) dengan akte Notaris No. 130 b 1967.

Pada waktu itu jumlah santri yang diasramakan sebanyak 30 siswa termasuk didalamnya 10 siswa dari Asuhan YPIA. Adapun para perintis dan pendirinya pada waktu itu adalah Ustadz Abdullah Sungkar , Ustadz Abu Bakar Ba'asyir , Ustadz Abdullah Baraja' , Ustadz Yoyok Rosywadi , Ustadz H. Abdul Qohar Daeng Matase dan Ustadz Hasan Basri, BA serta para pendukung yang lain.

Mengingat perkembangan santri yang sangat pesat dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas pada waktu itu, maka dua tahun berikutnya yaitu tahun 1974 pengurus Yayasan Pendidikan dan Asuhan Yatim/Miskin Al-Mukmin (YPIA) memindahkan lokasi madrasah ke Dukuh Ngruki Kelurahan Cemani Kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo dengan menempati tanah KH. Abu Amar. Sejak saat itulah pondok pesantren ini terkenal dengan pondok pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki.

a. Visi

Terbentuknya generasi muslim yang siap menerima dan mengamalkan Islam secara secara kaffah,

b. Misi

1. Mencetak kader Ulama dan cendekia yang amilin fi sabilillah,

2. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan da'wah secara "Independen" dan bertanggung jawab kepada umat melalui YPIA,

3. Melaksanakan proses pembelajaran secara integral dalam satu kepemimpinan mudirul Ma'had,

c. Tujuan

1. Lahirnya kader ulama dan cendekia yang amilin fi sabilillah,

2. Lahirnya generasi yang siap menerima dan mengamalkan Islam secara kaffah.

Dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan di atas serta sebagai upaya untuk menyalurkan siswa sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan yang dimilikinya, maka pondok pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki membuka berbagai unit pendidikan sebagai berikut :

a. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Merupakan unit pendidikan setingkat SLTP yang memadukan pendidikan nasional dan pendidikan pesantren. Masa pendidikan 3 tahun sebagai kelanjutan dari jenjang SD/MI. Program unggulan pada Unit ini antara lain:

1. Kelas Al Qur'an (kelas ini dititik beratkan pada aspek quroatul Qur'an dan tahfidz)

2. Kelas Olimpiade (kelas ini dititik beratkan pada aspek pengembangan materi Matematika dan IPA)

3. Kelas Internasional (kelas ini dititik beratkan pada pengembangan bahasa internasional yaitu bahasa Arab dan Inggris) Pada unit MTs ini telah terakreditasi dan dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN). Materi pelajaran Aqidah, Syari'ah, bahasa Arab dan

Inggris sebagai materi dasar yang diajarkan di setiap kelas. Mendidik santri agar memiliki dasar-dasar keimanan, berwawasan IPTEK, berakhlakul karimah, memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris serta siap melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA (KMI atau MA). Unit ini menerima putra dan putri dari lulusan SD dan MI

b. Takhasus (Pra SLTA)

Unit ini merupakan unit persiapan selama satu tahun. Diperuntukkan siswa putra dan putri dari jenjang SLTP maupun MTS (non pondok pesantren). Dalam unit ini diperdalam pelajaran bahasa Arab dan Inggris serta materi khusus kepesantrenan sehingga selama satu tahun diharapkan memiliki kemampuan untuk menguasai ilmu yang seimbang dengan lulusan MTs / SLTP Pondok Pesantren Islam Al Mukmin. Dari unit ini santri dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan Madrsah Aliyah kelas satu atau ke jenjang Kuliyyatul Mu'alimin kelas I. Hasil evaluasi dari ujian akhir di unit takhasus ini hanya berupa keterangan untuk bisa melanjutkan ke unit MA atau KMI Pondok Pesantren Islam Al Mukmin.

c. Kulliyyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (KMI)

Dibukanya unit ini bertujuan untuk mendidik kader dakwah dan guru agama yang siap pakai. Unit ini merupakan jenjang pendidikan yang setara dengan SLTA. Menerima siswa putra dan putri dari lulusan SLTP Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin atau pondok pesantren lain yang memiliki kemiripan kurikulum dengan SLTP Pon Pes Al Mukmin. Lama pendidikan tiga tahun dengan materi pelajaran terdiri dari 70 persen program

kepesantrenan dan 30 persen program non kepesantrenan (Materi SLTA yang telah disesuaikan).

d. Madrasah Aliyah (MA)

Madrsah Aliyah Al-Mukmin (MAAM) mendidik kader dakwah dan intelektual muslim yang beraqidah lurus. Lama pendidikan 3 tahun. Menerima santri (siswa) dari lulusan SLTP pondok pesantren Al-Mukmin serta pondok pesantren lain yang sederajat. Dari SLTP atau MTS non pesantren Al-Mukmin harus lulus seleksi lisan Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan psikotest. Unit ini telah terakreditasi A.

e. Ma'had Aly (Sekolah Tinggi)

Pesantren Tinggi (Ma'had Aly) Al-Mukmin sebagai kelanjutan dari jenjang pendidikan setingkat SLTA pondok pesantren Al-Mukmin (KMI/KMT/MAAM) dan SLTA pondok pesantren yang lain. Unit ini menyelenggarakan pendidikan strata 1 (S1) dengan kurikulum perpaduan antara kurikulum Ma'had Aly Al-Islam yang berkembang di Indonesia, STAIN, Al-Jami'ah Al-Islamiyah Umul Quro di Mekah dan Universitas Islam Timur Tengah yang lain.

Tujuan diselenggarakan Ma'had Aly sebagai upaya untuk menghadirkan lahirnya ulama' dengan dibekali kemampuan untuk dapat memanfaatkan IPTEK, profesional pada bidangnya, trasnparansi, bertanggung-jawab, berdedikasi tinggi serta peka terhadap situasi dan perkembangan zaman.

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kulliyyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (KMI) kelas 3 secara keseluruhan, dimana merupakan populasi penelitian. Sehingga dapat dikatakan penelitian ini adalah penelitian populasi.

2. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah skala kecerdasan emosi, dan TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale).

a. Skala kecerdasan emosi.

Skala kecerdasan emosi digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat kecerdasan emosi subjek dalam penelitian ini. Penyusunan skala kecerdasan emosi mengacu berdasarkan aspek-aspek menurut Goleman (2007) yang meliputi: mengenali emosi diri (sadar diri), mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), membina hubungan dengan orang lain.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 50 aitem, yang terdiri dari 25 aitem favorable dan 25 aitem unfavorable. Skala kecerdasan emosi ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Penilaian aitem favorable bergerak dari skor 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak setuju). Sedangkan penilaian aitem unfavorable bergerak dari skor 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (tidak setuju), 4 (sangat tidak setuju). Distribusi aitem skala kecerdasan emosi sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.

Susunan Aitem Skala Kecerdasan Emosi Nomor Aitem

No Aspek

Favourable Unfavourable Total 1 Mengenali emosi diri 10,20,30,40,50 5,15,25,35,45 10 2 Mengelola emosi 4,19,24,29,44 9,14,34,39,49 10 3 Memotivasi diri sendiri 13,18,38,43,48 3,8,23,28,33 10 4 Mengenali emosi orang

lain

2,12,22,27,47 7,17,32,37,42 10 5 Membina hubungan

dengan orang lain

1,16,21,31,36 6,11,26,41,46 10

Jumlah 25 25 50

b. TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)

Skala kecerdasan emosi digunakan untuk mengungkap sejaumana tingkat kecemasan subjek dalam penelitian ini.

TMAS merupakan kuesioner yang terdiri dari 50 butir pernyataan yang kesemuanya menunjukkan skor kecemasan yang muncul. Banyak butir-butir ini menunjukkan gejala kecemasan yang mencolok seperti berkeringat, muka merah, keguncangan, gemetaran dan lain-lain. Sebagian mengandung keluhan- keluhan somatik seperti mual, pusing, diare, gangguan lambung dan lain-lain. Butir-butir lainya menunjukkan konsentrasi, perasaan eksitasi atau tidak bisa istirahat, menurunya kepercayaan diri, sensitifitas ekstra terhadap orang lain, perasaan akan bahaya dan tidak berguna.

Pengukuran ini terdiri dari jawaban “ya” dan “tidak”, dimana penilaian untuk setiap jawaban “ya” dinilai dengan skor 1 dan untuk jawaban tidak dinilai dengan skor 0. Penilaian kecemasan dinilai dengan menjumlahkan jawaban “ya”. Skor minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 50.

3. Pelaksanaan uji coba

Skala yang akan digunakan dalam penelitian harus di uji cobakan terlebih dahulu agar memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yakni valid dan reliabel. Pengambilan subjek untuk uji coba diberikan kepada kelas 3 remaja pondok pesantren mu’alimin Sukoharjo. Adapun alat ukur yang di uji cobakan adalah skala kecerdasan emosi sedang TMAS tidak di uji cobakan karena sudah baku. Skala kecerdasan emosi yang diberikan bersifat universal.

Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2009 yang dikenakan pada keseluruhan remaja kelas 3 Mu’allimin Pondok Pesantren Al- Mukmin Sukoharjo yang berjumlah 95 orang. Dari 95 eksemplar yang dibagikan, kesemuanya dapat terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis. Data inilah yang dipergunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas dari alat ukur tersebut.

4. Uji validitas dan reliabilitas

Perhitungan validitas aitem untuk skala kecerdasan emosi dan kecemasan dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, yaitu mencari korelasi antara skor aitem dengan skor total aitem. Sedangkan perhitungan reliabilitasnya dihitung dengan teknik analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha. Perhitungan validitas dan reliabilitas skala pada pendekatan ini menggunakan program analisis validitas dan reliabilitas butir program statistik SPSS 16.0 for Windows. Uji validitas akan menentukan aitem yang gugur atau sahih.

a. Uji validitas skala kecerdasan emosi

Hasil uji validitas skala kecerdasan emosi dapat diketahui bahwa dari 50 aitem yang diujicobakan, diperoleh indeks korelasi aitem berkisar antara -0,305 sampai dengan 0,632. Ada 10 aitem dinyatakan gugur, yaitu 3, 5, 11, 12, 14, 20 , 24, 29, 30, 34 dikarenakan rhitung < rtabel, nilai rtabel sebesar 0,202 dimana taraf signifikansi 5% dan N = 95 dengan nilai kritis 0,209. Selanjutnya dari analisis korelasi aitem total yang telah dikoreksi, diperoleh 40 aitem sahih dengan indeks korelasi aitem berkisar antara 0,209 sampai dengan 0,632.

b. Uji reliabilitas skala kecerdasan emosi

Sedangkan reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,825. Dengan demikian, skala kecerdasan emosi ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang sahih dan gugur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.

Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Skala Kecerdasan Emosi Nomor Aitem

Favourable Unfavourable

No Aspek

Valid Gugur Valid Gugur

Total 1 Mengenali emosi diri 10,40,50 20,30 15,25,35,45 5 10 2 Mengelola emosi 4,19,44 24,29 9,39,49 14,34 10 3 Memotivasi diri sendiri 13,18,38,43,48 8,23,28,33 3 10 4 Mengenali emosi orang lain 2,22,27,47 12 7,17,32,37,42 10 5 Membina hubungan

dengan orang lain

1,16,21,31,36 6,26,41,46 11 10

20 5 20 5

Jumlah

5. Penyusunan alat ukur untuk penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya adalah menyusun alat ukur yang dipakai untuk penelitian. Dalam penyusunan alat ukur ini hanya aitem yang sahih saja yang diambil, dengan nomor urut yang baru. Sedangkan yang gugur tidak diikutsertakan. Adapun distribusi aitem skala kecerdasan emosi yang digunakan sebagai penelitian dapat dilihat pada tabel 3. berikut ini:

Tabel 4.

Distribusi Aitem Skala Kecerdasan Emosi untuk Penelitian Nomor Aitem

No Aspek

Favourable Unfavourable Total 1 Mengenali emosi diri 10(8),40(30),50(40) 15(10),25(18),35(25),45(35) 7 2 Mengelola emosi 4(3),19(14),44(34) 9{7),39(29),49(39) 6 3 Memotivasi diri sendiri 13(9),18(13),38(28),

43(33),48(38)

8(6),23(17),28(21),33(24) 9 4 Mengenali emosi orang

lain

2(2),22(16),27(20),47(37) 7(5),17(12),32(23), 37(27),42(32)

9 5 Membina hubungan

dengan orang lain

1(1),16(11),21(15), 31(22),36(26)

6(4),26(19),41(31),46(36) 9

Jumlah 20 20 40

Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

Dokumen terkait