• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6. Teknik analisis

Teknik analisis data adalah kegiatan analisis – analisis dalam penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari instrument penelitian, yang terdiri dari catatan, rekaman, dokumen, tes dan lain sebagainya (Meleong:2007). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampling yaitu Purposive or Judgemental Sampling, yaitu ;

37

3.6.1. Skala Likert

Skala likert adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkain pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian sudah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Mengutip dari buku Nazir M. “Metode Penelitian” , Ghalia Indonesia; Bogor; tahun 2005.

Dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan yaitu :

1. Mengumpulkan item – item yang cukup banyak, memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.

2. Kemudian item – item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representative dari populasi yang ingin diteliti.

3. Responden diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia sukai (+) atau tidak sukai (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi sukai diberi skor tertinggi. Angka 5 merupakan skor tertinggi & angka 1 skor terrendah atau sebaliknya. Dalam menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden diminta menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan tersedia yaitu :

1) Pertanyaan Positif (+)

STS (Sangat Tidak Setuju) Bobot Nilai 1

TS (Tidak Setuju) Bobot Nilai 2

S (Setuju) Bobot Nilai 4

SS (Sangat Setuju) Bobot Nilai 5

2) Pertanyaan Negatif (-)

STS (Sangat Tidak Setuju) Bobot Nilai 5

S (Setuju) Bobot Nilai 4

N (Netral) Bobot Nilai 3

TS (Tidak Setuju) Bobot Nilai 2

STS (Sangat Tidak Setuju) Bobot Nilai 1

3.6.2. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali: 2009). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relavan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisi ini dengan cara mengkorelasikan masing – masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item – item pertanyaan yang berkolerasi signifikan dengan skor total

39

menunjukkan item – item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap a valid. Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,0) maka instrument atau item – item pertanyaan berkorelasi signifikkan terhadap skor total (dinyatakan valid). x2

Rumus Korelasi Product Moment :

𝑟xy

𝑁𝜖𝑥𝑦 −(𝜖𝑥)(𝜖𝑦) √(𝑁𝜖x2 −(𝜖𝑥)2 (𝑁𝜖𝑦2 −(𝜖𝑦)2 ) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y

𝜖𝑥𝑦 = Jumlah perkalian antara variable x dan y 𝜖𝑥2

= Jumlah Kuadrat dari nilai X 𝜖𝑦2 = Jumlah Kuadrat dari nilai Y

(𝜖𝑥)2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan (𝜖𝑦)2

= Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

3.6.3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya (Sugiharto & Situnjak : 2004).

Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setalah dilakukan berulang – ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiric ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukam dengan nilai rxy mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.7.

Pengujian reliabilitas instrument dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena intrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. t2

Rumus Alpha Cronbach

r11 = ( 𝑛

𝑛−1 ) ( 1- 𝜖𝜎t2 𝜎t2 ) Keterangan :

r11 = relibialitas yang dicari

n = Jumlah item pertanyaan yang di uji 𝜖𝜎t2

= Jumlah varians skor tiap – tiap item 𝜎t2 = Varians total.

Jika nilai alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linier, misalnya uji multikolinieritas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linier sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu

41

diterapkan pada data yang bersifat cross sectional pada analisis regresi linier berganda. Jadi uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas.

3.6.5. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atau uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dan analisis grafik (normal P-P plot) regresi. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya dengan koreksi lilliefors.

Menurut Singgih Santoso (2007:154), menjelaskan output test of normality, yaitu:

1) Ada pedoman pengambilan keputusan : Angka signifikansi (Sig) > α0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Angka signifikansi (Sig) < α0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Adapun cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Menurut Singgih Santoso (2002:322) metode yang digunakan adalah pengujian secara visual dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan:

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.6. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan adanya kolerasi diantara variable bebas. Jika terjadi kolerasi diantara variabel bebas, maka dinamakan gejala multikolineritas. Menurut Ghozali (2005) cara mendeteksi terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut :

1) Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF) pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolineritas yaitu nilai VIF ≤ 10

2) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolineritas yaitu nilai Tolerance ≥ 0,1.

3.6.7. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik scatterplot, pada output yang dihasilkan jika titik-titik

43

membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.

Dokumen terkait