• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan dari kuesioner dan wawancara, kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa. Data penelitian dianalisa berdasarkan perhitungan persentase dari tiap tabel yang hanya bersifat deskriptif.

Teknik analisa data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu meneliti kembali catatan-catatan yang diperoleh dari penelitian.

3. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban, hal ini berguna untuk dapat dipakai sebagai data, sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan dan menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian. 4. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi pada

masing-masing kategori.

5. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam tabel tunggal, sehingga dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Raya Huluan

Desa Raya Huluan berdiri pada tahun 2002 dan merupakan hasil pemekaran desa Raya Usang. Pada awalnya Raya Huluan merupakan salah satu dusun dari desa Raya Usang. Luas wilayah pemerintahan yang terlalu luas dan jumlah penduduk yang sangat banyak membuat pembangunan desa Raya Usang sangat lambat, oleh karena itu Desa Raya Huluan dimekarkan sebagai solusi untuk mempercepat perkembangan pembangunan. Desa Raya Huluan berbatasan dengan Dolog Huluan di sebelah selatan, Raya Usang di sebelah timur, kecamatan Purba di sebelah barat dan utara.

Desa Raya Huluan terdiri dari 4 (empat) dusun dan masing-masing dusun memiliki anak dusun. Adapun dusun-dusun beserta anak dusun yang ada di desa Raya Huluan ini adalah :

1. Dusun Raya Huluan dengan anak dusun Gunung Pane 2. Dusun Sihapalan dengan anak dusun Marihat Raya 3. Dusun Gotting dengan anak dusun Sibara-Bara 4. Dusun Jandiraya dengan anak dusun Haban.

Desa Raya Huluan ini memiliki luas wiayah 1588 Ha dan dipimpin oleh seorang kepala desa. Saat ini ada sebanyak 421 kepala keluarga (KK) di desa Raya Huluan. Pada umumnya penduduk desa ini adalah etnis Simalungun, adapun

etnis lain seperti etnis Batak Toba, Karo, dan Jawa biasanya adalah pendatang atau menikah dengan orang di desa ini dan menetap di sana.

Mata pencaharian utama penduduk di desa Raya Huluan ini adalah bertani atau membuka lahan pertanian. Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Tanaman yang biasa di tanam penduduk di desa ini adalah padi, cabai, jahe, kopi, ubi rambat, jagung, dan lain-lain.

4.2. Letak Geografis

Secara geografis desa Raya Huluan berlokasi ± 15 Km dari kota Raya dan memiliki luas sekitar 1588 Ha. Letak geografis desa Raya Huluan adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tigarunggu 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Dolog Huluan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Raya Usang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tigarunggu

4.3. Orbitasi

Desa Raya Huluan mempunyai orbitasi sebagai berikut:

1. Jarak ke ibu kota Kecamatan : 15 Km Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 0,5 jam 2. Jarak ke ibu kota Kabupaten :15 Km

Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 0,5 Jam 3. Jarak ke ibu kota Provinsi : 175 Km

4.4. Keadaan Demografis

4.4.1. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Luas desa Raya Huluan adalah 1588 Ha dengan penggunaan wilayah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Penggunaan Wilayah Desa Raya Huluan

No Kategori Frekwensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 Luas pemukiman Luas kuburan Luas persawahan Luas perladangan darat Luas rawa

Luas lahan untuk fasilitas umum Luas hutan 125 28 52 1258 2 3 120 7,87 1,77 3,28 79,2 0,13 0,20 7,55 Jumlah 1588 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Pada umumnya penduduk desa ini adalah petani, hal ini sesuai dengan penggunaan lahan desa yang kebanyakan untuk pertanian darat yaitu seluas 1258 Ha. Lahan ini menjadi tempat bergantung masyarakat petani desa Raya Huluan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Luas hutan yang ada di desa ini juga tidak sebanding dengan luas perladangan daratnya, hal ini menunjukkan bahwa penduduk desa ini sangat aktif di bidang pertanian. Seluruh petani di desa ini

bercocok tanam di lahan perladangan darat, sawahnya tidak digunakan untuk bercocok tanam tetapi ada sebagian masyarakat yang menjadikannya sebagai tempat pemeliharaan ikan.

4.4.2. Komposisi Penduduk

1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk desa Raya Huluan pada tahun 2011 adalah 1855 jiwa atau 421 KK. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 904 951 48,73 51,27 Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

2. Penduduk Berdasarkan Agama

Gambaran umum agama yang dianut penduduk Desa Raya Huluan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Islam Katolik Protestan 62 340 1453 3,34 18,32 78,34 Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa ada 3 kelompok penganut agama penduduk desa Raya Huluan, yaitu Protestan sebanyak 78,34%, Katolik 18,32% dan Islam sebanyak 3,34%. Walaupun terdapat perbedaan Agama, di Desa Raya Huluan ini belum pernah terjadi perkelahian karena adanya perbedaan tersebut, tetapi penduduk desa ini menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan setiap orang bebas beribadah sesuai agamanya tanpa ada ancaman.

3. Penduduk Berdasarkan Etnis

Penduduk desa Raya Huluan mayoritas berasal dari etnis Simalungun dan etnis Simalungunlah yang menjadi penduduk asli desa ini. Untuk lebih mengetahui gambaran penduduk desa Raya Huluan berdasarkan etnis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Etnis

No Etnis Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Banjar Jawa 1 29 0,06 1,57

3 4 6 7 Karo Nias Simalungun Toba 63 21 1505 236 3,39 1,13 81,13 12,72 Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Raya Huluan berasal dari etnis Simalungun yaitu 81,13%, mengingat bahwa Desa Raya Huluan ini berada di wilayah pemerintahan Simalungun dan penduduk asli desa ini juga etnis Simalungun. Walaupun ada perbedaan etnis, penduduk desa Raya Huluan belum pernah berkelahi dan ribut karena adanya perbedaan etnis tersebut. Penduduk Desa ini tetap menjaga kerukunan dan menjunjung adat istiadat yang berlaku dan tetap mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

4.5. Sarana dan Prasarana Desa Raya Huluan 4.5.1. Prasarana Transportasi Darat

1) Jalan desa/kelurahan : 500 M 2) Jalan antar desa/ kelurahan : 3 Km 3) Jalan kabupaten yang melewati desa : 1500 M 4) Jalan provinsi yang melewati desa : 14 Km

4.5.2. Prasarana Rumah Ibadah

4.5.3. Prasarana Kesehatan

1) Puskesmas pembantu : 1 unit

2) Posyandu : 2 unit

3) Balai pengobatan masyarakat swasta : 3 unit

4) Rumah bersalin : 1 unit

4.5.4. Prasarana Pendidikan

1) TK/PAUD : 1 unit

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data-data yang disajikan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, wawancara maupun hasil observasi di lapangan yang disusun dalam bentuk tabel yang kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi di desa Raya Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

Melalui penyebaran kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi nama, umur, agama, suku, pendidikan terakhir dan data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Adapun yang menjadi responden pada penelitian ini adalah petani perempuan yang telah berumah tangga dan suaminya bukan petani yaitu sebanyak 32 responden.

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang meliputi penyajian data dalam bentuk distribusi tunggal. Melalui distribusi tunggal inilah akan diketahui dengan jelas data-data yang terkumpul melalui angket/kuisioner yang telah diedarkan.

Agar pembahasannya tersusun sistematis, dalam penelitian ini penulis membagi pembahasan dalam 2 sub bab, yaitu:

1. Analisis identitas responden

5.1. Analisis Identitas Responden

Agar data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan lebih akurat, maka perlu diuraikan beberapa karakteristik sumber datanya. Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik responden berupa usia, agama, etnis, pendidikan terakhir dan jumlah anak.

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Identitas responden berdasarkan usia dapat dilihat dari uraian tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Kategori Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 30-39 40-49 50-59 5 21 6 15,625 65,625 18,75 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 32 responden, dominan responden (65,625%) berada pada kisaran usia 40-49 tahun dimana masa-masa ini adalah masa aktif bagi petani perempuan dimana mereka sudah semakin banyak mendapatkan pengalaman dalam pertanian. Sebagai petani, tenaga, pengalaman dan pengetahuan tentunya sangat diperlukan dalam bekerja. Dalam usia produktif

petani perempuan lebih kuat bekerja, sampai pada batas usia tertentu seiring dengan bertambahnya usia, produktifitasnya akan menurun lagi.

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Kristen Protestan 32 100

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Agama yang dianut penduduk desa Raya Huluan bervariasi yaitu Kristen Protestan, Islam dan Katolik tetapi responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah Kristen Protestan. Responden adalah petani perempuan yang sudah menikah dan suaminya tidak bekerja sebagai petani, dalam penelitian ini responden yang memenuhi persyaratan tersebut keseluruhannya (100%) merupakan penganut agama Kristen Protestan.

5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Etnis Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Etnis

1 2 3 Simalungun Toba Nias 26 5 1 81,25 15,625 3,125 Jumlah 32 100 Sumber :kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa responden berasal dari etnis yang berbeda-beda. Dominan responden (81,25%) adalah etnis Simalungun karena penduduk asli desa Raya Huluan ini adalah etnis Simalungun dan secara letak wilayah juga masih merupakan bagian dari wilayah Simalungun. Etnis lain yang menjadi responden adalah Toba dan Nias, yang tinggal dan menetap di Simalungun karena menikah dengan orang Simalungun, maupun karena bekerja di desa Raya Huluan. Walaupun terdapat perbedaan etnis, responden mengaku tidak pernah ribut dan berkelahi karena masalah perbedaan tersebut, tetapi masyarakat memiliki hubungan interaksi yang baik antara satu dengan yang lainnya.

5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 Tamatan SD/Sederajat Tamatan SMP/Sederajat Tamatan SMU/Sederajat Ahli Madya (D3) 6 10 14 2 18,75 31,25 43,75 6,25

Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tamatan SMU/Sederajat yaitu sebanyak 14 responden (43,75%). Mayoritas responden sudah memenuhi kewajiban wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Sarana pendidikan yang ada di Desa Raya Huluan ini hanyalah sebatas PAUD dan Sekolah Dasar, jika ingin melanjut ke jenjang SMP dan jenjang yang lebih tinggi maka anak-anak dari desa ini harus ke luar dari daerah Raya Huluan. Orang tua responden sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan dan serius untuk menyekolahkan responden. Tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah diploma yaitu sebanyak 2 responden. Responden mengaku tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Berikut hasil wawancara dengan ibu Rastinim: “saya dulu sudah sempat kuliah sampai D3, rencana sih masih mau melanjut tetapi tidak cukup biaya karena pada saat itu adik-adik saya pun masih sekolah semua”.

5.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

1 2 3 4 5 1 2 3 4 ≥5 1 4 10 7 10 3,125 12,5 31,25 21,875 31,25 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa responden belum memiliki kesadaran dalam melakukan program keluarga berencana yang menyatakan 2 anak cukup, terlihat dari jumlah responden yang memiliki anak ≤ 2 orang hanya ada 5 orang responden. Mayoritas responden memiliki anak sebanyak ≥3 orang yaitu 27 responden (84,375%). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, responden masih mempercayai bahwa banyak anak maka rejeki akan semakin banyak.

5.2. Analisis Data Penelitian 5.2.1. Kemiskinan

Desa Raya Huluan ini merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar luas wilayahnya digunakan untuk lahan pertanian darat. Petani perempuan di desa Raya Huluan, umumnya bekerja di sektor pertanian bukan karena kemiskinan tetapi mereka bekerja karena tradisi turun temurun yang ada dilingkungannya. Petani perempuan dan keluarganya sangat jarang kekurangan bahan makanan.

Mayoritas responden (93,75%) sudah memiliki rumah sendiri dimana 53% responden memiliki rumah yang semi permanen, 28,125% responden sudah memiliki rumah yang permanen dan responden lainnya memiliki rumah papan dan tepas. Dari 32 responden, 25 (78,125%) diantaranya sudah memiliki fasilitas MCK dan 7 responden lain sudah memiliki kamar mandi. Keseluruhan responden sudah mendapatkan air bersih dari PAM, mendapatkan penerangan listrik dari PLN dan sudah mendapatkan informasi dari berbagai media. Mayoritas responden (87,5%) dapat membeli lebih dari 1 stel baju baru setiap tahunnya. Responden sudah mampu membawa anggota keluarganya yang sakit untuk berobat dan responden beserta keluarganya mengkonsumsi nasi 3 kali setiap harinya. mayoritas responden sudah mengelola lahan lebih dari 500 m2 dan mendapatkan penghasilan lebih dari Rp. 600.000,- perbulan. Mayoritas responden (81,25%) sudah memiliki kendaraan bermotor dan 20 responden (62,5%) memiliki tabungan dalam bentuk uang.

Melihat kondisi responden yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa responden tidak termasuk dalam kategori miskin. Responden tidak terjerat kemiskinan karena responden berkontribusi dan bekerja keras untuk kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya.

5.2.2. Kontribusi Petani Perempuan dalam Pertanian

1. Jawaban Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Petani Tabel 5.6

No Kategori Waktu (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 3-6 7-10 > 10 1 1 30 3,125 3,125 93,75 Jumlah 32 100 Sumber : kuesioner 2013

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sudah menjadi petani dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. 93,75% responden sudah menjadi petani lebih dari 10 tahun. Semakin lama petani bekerja di sektor pertanian maka pengalamannya dalam pertanian juga semakin banyak sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Setelah 10 tahun lebih bekerja di sektor pertanian, petani perempuan sudah memiliki pengalaman dalam proses pengolahan lahan dan perawatan tanaman sampai menghasilkan, tetapi pengetahuan petani perempuan dalam pertanian masih kurang, seperti pemilihan bibit, pemberian pupuk kepada tanaman sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah, pengggunaan pestisida dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Melalui pengamatan peneliti, responden dalam pertaniannya masih cenderung mengandalkan pengalaman-pengalamannya, padahal saat ini sudah banyak perkembangan dan ilmu pengetahuan tentang pertanian.

2. Jawaban Responden Berdasarkan Motivasi Bekerja Tabel 5.7

No Motivasi Bekerja Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Masyarakat lebih menghargai perempuan yang bekerja Tradisi turun temurun di

lingkungan 3 29 9,375 90,625 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa motivasi bekerja petani perempuan mayoritasnya (90,625%) adalah karena tradisi turun temurun yang ada di lingkungannya (29 responden) dan 3 responden lainnya bekerja karena masyarakat disekitarnya lebih menghargai perempuan yang bekerja. Penduduk desa Raya Huluan ini mayoritasnya bekerja sebagai petani dan sudah berjalan turun temurun, sehingga pertanian bukan hal yang asing lagi bagi perempuan dan anak-anak di desa ini. 90,625% memilih untuk mengikuti tradisi turun temurun dilingkungannya untuk bekerja di sektor pertanian.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Orang Yang Menyarankan Bekerja di Sektor Pertanian

No Orang Yang Menyarankan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Inisiatif sendiri Suami Keluarga 25 3 4 78,125 9,375 12,5

Jumlah 32 100 Sumber : kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas (78,125%) petani perempuan ini bekerja dengan inisiatif sendiri, karena lingkungannya pun adalah lingkungan pertanian. Beberapa responden yang menjadi petani dengan inisiatif sendiri menjadi petani bahkan sebelum berumah tangga dan setelah berumah tanggapun tetap memilih bekerja sebagai petani karena sudah menjadi tradisi turun menurun di lingkungannya. Seperti pengakuan dari ibu Rohani Saragih: “sebelum menikah pun saya sudah bekerja sebagai petani, jadi setelah menikah pun saya tetap memilih untuk menjadi petani, bahkan saya lebih suka berada di ladang daripada di rumah. Di ladang sepertinya semua beban saya terasa lepas, apalagi ketika saya melihat tanaman-tanaman yang saya tanam semakin termotivasi saya untuk bekerja”. Selain itu 3 responden bekerja di sektor pertanian atas saran dari suaminya dan 4 responden lagi disarankan oleh keluarganya.

2. Jawaban Responden Berdasarkan Modal Awal Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal Awal

No Sumber Modal Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Modal sendiri Koperasi 30 2 93,75 6,25 Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Modal tentunya sangat dibutuhkan untuk memulai suatu usaha demikian juga pertanian, modal tentunya sangat dibutuhkan untuk membeli bibit dan mengusahakan pemeliharaan tanaman. Mayoritas responden (93,75%) petani perempuan memulai usaha pertanian dengan modal sendiri. Mulanya petani ini hanya membuka dan mengusakan lahan yang tidak terlalu luas dan setelah panen, sedikit demi sedikit responden semakin mengembangkan usaha pertaniannya. Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Lerpi Damanik: “saya memulai usaha pertanian dengan modal sendiri, yang saya dapatkan dengan bekerja ke ladang orang lain. Pada awalnya saya hanya membuka lahan sekitar 5 rante, makin lama saya menjadi petani saya bisa membuka lahan yang lebih luas”.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dikelola No Luas Lahan (Ha) Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 < 0,5 0,6-1,5 1,6 - 3 > 3 2 12 17 1 6,25 37,25 53,125 3,125 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden membuka lahan seluas 1,6-3 Ha, yaitu 17 (53,125%) responden, 12 responden

membuka lahan 0,6-1,5 Ha, 2 orang membuka lahan < 0,5 Ha dan hanya 1 orang responden yang membuka lahan >3 Ha. Luasnya lahan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh, semakin luas lahan maka semakin besar pula penghasilannya. Jadi dapat disimpulkan, luas lahan juga menjadi salah satu faktor penentu besar kecilnya pendapatan responden.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan No Kapemilikan Lahan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 Lahan sendiri Lahan warisan Lahan sewaan 21 10 1 65,625 31,25 3,125 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.11 diketahui bahwa mayoritas responden (65,625%) mengusahakan lahan sendiri, selebihnya mengusahakan lahan warisan dan lahan sewaan. Lahan sendiri yang dimaksud adalah lahan yang dibeli sendiri oleh responden maupun lahan yang dulunya adalah lahan warisan tapi telah dipindah namakan atas nama responden. Lahan warisan adalah lahan yang diwariskan kepada responden tapi belum didaftarkan sebagai tanahnya. Lahan sewaan adalah lahan yang disewa responden karena responden hanya pendatang ke desa itu dan tidak memiliki lahan.

3. Jawaban Responden Berdasarkan Jam Kerja Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Hari Kerja Perminggu

No Hari Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 5 6 7 8 23 1 25 71,875 3,125 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (71,875%) bekerja selama 6 hari dalam seminggu, dan rata-rata responden tidak ke ladang pada hari Minggu karena hari minggu responden menjalankan ibadahnya. Responden yang bekerja selama 5 hari biasanya tidak ke ladang pada hari sabtu dan minggu, dan hanya ada satu orang responden yang bekerja setiap hari. Hari kerja responden biasanya tidak sama setiap minggunya, karena terkadang ada hal-hal lain yang harus dikerjakan atau bahkan ketika ada kegiatan-kegiatan-kegiatan lain yang harus dihadiri oleh responden.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja Perhari

1 2 3 4 < 4 5-6 7-8 >8 1 20 4 7 3,125 62,5 12,5 21,875 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (62,5%) hanya bekerja di ladang sekitar 5-6 jam perharinya. Dalam waktu 5-6 jam setiap harinya tersebut dimanfaatkan oleh responden untuk mengerjakan semua proses pengolahan lahan mulai dari pembersihan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai pada panennya. Beberapa responden terkadang dibantu oleh suaminya, buruh tani maupun anak-anaknya setelah pulang dari sekolah. Dari hasil wawancara, responden mengaku paling sering dibantu dalam proses penanaman dan panen karena membutuhkan tenaga yang lebih banyak.

Setelah bekerja di ladang responden yang dalam hal ini adalah petani perempuan masih mempunyai tanggungjawab di rumah, yaitu mempersiapkan makan malam, mencuci, mengurus anak dan berbagai pekerjaan dan urusan rumah tangga lainnya. Berikut hasil wawancara dengan ibu Mesdiana Manullang : “saya bekerja di ladang sekitar 6 jam setiap harinya. Waktu 6 jam tersebut saya pergunakan untuk mengerjakan seluruh pekerjaan saya diladang seperti menanam, memelihara tanaman, memanen dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. terkadang saya juga dibantu anak-anak saya setelah mereka pulang dari sekolah. Pulang dari ladang saya masih harus memasak dan mengerjakan pekerjaan

Sebenarnya dari segi fisik saya merasa sudah sangat capek tapi apa boleh buat, suami saya tidak mau berbagi tugas dia lebih suka berada di kedai tuak daripada mengajari anak-anak”.

5.2.3. Penghasilan Petani Perempuan. Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Penjualan Hasil

No Tempat Penjualan Hasil Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Pasar Dijual di lokasi Agen sayur mayur

5 16 11 15,625 50 34,375 Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (34,375%) lebih memilih untuk menjual di lokasi hasil pertaniannya karena lebih praktis dan tidak perlu repot-repot untuk memanen dan membawa kepasar karena pembeli yang langsung datang melihat ke ladang, menyepakati harga dan si pembeli juga yang memanen dan mengangkut hasil dari ladang. Responden yang lebih memilih menjual kepada agen sayur mayur yaitu sebanyak 11 orang dengan alasan dapat tawar menawar tentang harganya dan dapat meminta uang terlebih dahulu sebelum panen. Ketika ada pengeluaran yang mendesak, sementara responden tidak memiliki cukup uang maka responden akan meminta uang terlebih dahulu kepada agen sayur mayur dengan perjanjian bahwa responden

akan menjual hasil pertaniannya kepada agen tersebut dengan harga yang ditentukan oleh agen sayur mayur tersebut. Responden yang lainnya lebih memilih untuk menjual hasil pertaniannya ke pasar dengan alasan dapat memilih harga yang lebih tinggi dan sekalian belanja untuk kebutuhan rumah tangganya.

Dokumen terkait