• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong (2010:248) yaitu upaya yang dilakukan usaha dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data tersebut menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Miles dan Huberman, 1992:20)

Gambar 1. Komponen-komponen Analisis Data Model Interkatif. 3.8.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara pencarian data yang diperlukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan, kemudian melaksanakan pencatatan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang lengkap. Adapun pengumpulan data dalam bentuk dokumen diperoleh dari laporan program dan profil sekolah yang bersangkutan.

3.8.2 Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan penarikan kesimpulan. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh melalui wawancara yang meliputi media pembelajaran yang digunakan oleh

guru sejarah. Setelah data diperoleh, kemudian digolongkan berdasarkan sub-sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat tidak urut. Jika data kurang lengkap, maka peneliti mencari kembali data yang diperlukan di lapangan.

3.8.3 Penyajian data

Sajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara sistematis. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah dicapai, sehingga peneliti lebih mudah dalam menarik kesimpulan.

3.8.4 Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah penyajian data, maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis kembali ke

lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

95 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneiliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi pembelajaran IPS yang berlangsung di SMP Negeri 21 Semarang sudah berjalan 3 semester, masih terdapat kekurangan. Terdapat 2 guru IPS di SMP Negeri 21 Semarang. Pada guru pertama dan guru kedua sebelum proses pembelajaran menyiapkan RPP. Begitu pada penggunaan media dan metode, guru pertama dan guru kedua di dalam pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran dikarenakan fasilitas yang memadai di sekolah tersebut. Namun demikian, pada guru kedua sering menggunakan 1 model pembelajaran dikarenakan merasa kurang untuk menggunakan model pembelajaran lain. Berbeda dengan guru pertama yang menggunakan semua model pembelajaran disesuaikan materi pembelajaran, dikarenakan guru pertama menjadi ketua MGMP guru IPS di Kota Semarang dan guru mentor bagi guru-guru IPS di Kota Semarang ketika ada sosialisasi atau MGMP. Sementara masih ada beberapa guru yang sudah tua masih terbatas dalam mengoperasionalkan media yang digunakan.

2. Hambatan yang dialami oleh guru SMP Negeri 21 Semarang dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 masih

kesusahan dalam hal penilaian yang ada di kurikulum 2013 ini. Penilaian kurikulum 2013 guru tidak hanya menilai tentang pengetahuannya saja, tetapi guru harus menilai peserta didik dari sikap, pengetahuan dan juga ketrampilan dari peserta didik sehingga bagi guru yang sudah sepuh atau yang akan pensiun akan kesusahan dalam melakukan penilaian. Selain itu, hambatan lainnya dalam proses pembelajaran IPS adalah soal pemanfaatan media pembelajaran seperti LCD dan proyektor yang tidak semuanya kondisinya bagus, sehingga ketika guru akan melakukan pembelajaran guru tidak dapat memanfaatkannya secara maksimal dan juga harus mempunyai alternatif lain untuk mengatasi permasalahan atau hambatan tersebut.

3. Upaya untuk mengatasi hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran dalam hal penilaian terhadap peserta didik sangat perlu dilakukan diskusi-diskusi bagi para guru dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Dengan cara tersebut guru bisa saling tukar pikiran dan saling membantu satu sama lain sehingga guru yang tidak mengetahui bisa mengetahui dalam melakukan penilaian yang benar. Forum diskusi ini dapat dilakukan pada saat MGMP, sehingga MGMP ini dapat menjadi alternatif para guru dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Kemudian upaya untuk mengatasi hambatan pemanfaatan media yang terkendala oleh sarana dan prasarana seperti LCD dan proyektor yang kondisi disetiap kelas tidak baik, dengan cara mencari alternatif lain atau metode lain agar proses pembelajaran tetap

berjalan dengan baik serta juga bisa meminjam proyektor portable di TU ketika proyektornya yang ada di kelas kondisinya kurang baik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan sebagai berikut: 1. Guru IPS diharapkan bisa menerapkan pendekatan saintifik, model

pembelajaran yang dianjurkan kurikulum 2013 dan menguasai ilmu teknologi untuk menunjang proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dikelas berjalan dengan maksimal sesuai yang disarankan oleh kurikulum 2013.

2. Proses sosialisasi merupakan salah satu kunci sukses guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Perlu adanya sosialisasi berkala mengenai cara penilaian terhadap peserta didik dalam kurikulum 2013 agar dalam proses pembelajaran IPS dapat mengurangi hambatan seminimal mungkin. Serta guru dituntut lebih kreatif sehingga tidak merasa membosankan untuk peserta didik.

3. Perlu diadakan forum-forum seperti MGMP agar para guru dapat berdiskusi mengenai hambatan yang dialami sekaligus guru dapat mengatasi hambatan tersebut. Guru diharapkan lebih kreatif dalam penggunaan metode dalam pembelajaran supaya peserta didik tidak merasa membosankan, dalam menerima pembelajaran. Selain itu juga pada waktu pembelajaran guru diharapkan mencari alternatif lain ketika media LCD dan proyektor tidak dapat digunakan.

Dokumen terkait