• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

J. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu

model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM).

SEM adalah gabungan dari analisis faktor dan model persamaan simultan

(Ghozali, 2004:1). Dari penelitian ini ada lima variabel utama yang akan

diteliti, yaitu: kualitas produk, kualitas pelayanan, harga, kepuasan dan

loyalitas pelanggan. Data utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah

data primer yang didapat dari jawaban 151 responden yang mengisi

angket. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian,

yaitu:

1. Pengujian instrumen dengan uji validitas dan reliabilitas, tujuannya

untuk mengetahui bahwa angket yang digunakan untuk memperoleh

sehingga semua pernyataan dalam angket dapat dipahami oleh

responden.

2. Analisis SEM, untuk menguji model dan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga pada

kepuasan pelanggan dan pengaruh kepuasan pada loyalitas pelanggan.

Tahapan dalam Structural Equation Modeling

Proses Structural Equation Modeling mencakup beberapa langkah yang

harus dilakukan:

1. Konseptualisasi Model.

Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis berdasarkan

teori-teori sebagai dasar menghubungkan variabel laten yang satu

dengan yang lain dan juga dengan indikator-indikator lainnya. Setelah

itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui komputerisasi

program SEM. Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada teori

tentang faktor-faktor pembentuk kualitas produk, kualitas pelayanan,

harga, kepuasan, dan loyalitas pelanggan serta bagaimana faktor-faktor

tersebut berhubungan satu dengan yang lain. Teori-teori yang diambil

berdasarkan pada penelitian sebelumnya.

2. Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)

Pada tahap kedua model teoretis yang telah dibangun pada langkah

pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram

akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas

digambarkan pada sebuah path diagram, dan selanjutnya program

akan mengkonversi gambar menjadi persamaan, dan persamaan

menjadi estimasi. Berdasarkan kajian teori diatas, maka diagram alur

dapat dikembangkan sebagai berikut.

Gambar III.1

Diagram Alur Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga pada Kepuasan dan Dampaknya pada Loyalitas

Pelanggan

Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur diatas dapat

dibedakan dalam dua kelompok eksogen dan konstruk endogen yang

diuraikan sebagai berikut (Ferdinand, 2002:41). Kualitas Produk Kualitas Pelayanan Harga Kepuasan pelanggan Loyalitas pelanggan Teknologi Psikologis Kontraktual kemampuan Informasi

Keramahan Tarif Internet Tarif SMS Tarif Telpon Kebutuhan, keinginan Harapan Brand beli word Nilai Produk

a. Konstruk Eksogen (Exogenous Constructs). Konstruk eksogen

dikenal juga sebagai “source variables” atau “independent variables” yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Secara diagramatis konstruk eksogen adalah konstruk yang

menuju ke konstruk endogen dengan satu ujung panah. Ketiga

konstruk dalam penelitian ini akan diperlakukan sebagai variabel

eksogen yang tidak diprediksi oleh variabel lain tetapi akan

digunakan untuk memprediksi suatu atau beberapa variabel

endogen lainnya.

b. Konstruk Endogen (Endogenous Constructs). Konstruk endogen

adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa

konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa

konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat

berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

3. Konversi Diagram Alur kedalam Persamaan.

Setelah teori/ model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam

sebuah diagram alur, maka selanjutnya dilakukan pengkonversian

model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Langkah ketiga adalah

spesifikasi model dan menggambarkan sifat dan jumlah parameter

Gambar III.2

Diagram Alur (Path Diagram)

Dari gambar diagram alur diatas, maka dapat dibuat persamaan

struktural (Structural Equation). Persamaan ini dibuat untuk

menjelaskan hubungan antara kualitas produk, kualitas pelayanan, dan

harga pada kepuasan dan dampaknya pada loyalitas pelanggan.

Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut

ini.

Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Erorr

X₁ X₂ X₃ X₄ Y X₃.₃ X₂.₂ X₂.₂ X₂.₃ X₃.₃ X₃.₂ X₄.₂ X₄.₃ Y₁ Y₃ Y₂ X₁.₁ X₂.₁ X₃.₁ X₄.₁

Sedangkan spesifikasi model pengukuran (measurement model) yaitu

menentukan variabel mana mengukur konstruk mana adalah sebagai

berikut.

a. Variabel kualitas produk diukur melalui penilaian terhadap adanya

jaminan (kontraktual), produk yang digunakan akan meningkatkan

citra atau status konsumen yang memakainya (psikologis), dan

penilaian terhadap produk yang memiliki kekuatan atau daya tahan

(teknologi).

b. Variabel kualitas pelayanan diukur melalui informasi yang akurat,

kemampuan dan keramahan.

c. Variabel harga diukur berdasarkan persepsi pelanggan pada tarif

yang dikenakan yaitu tarif telepon, tarif sms, dan tarif internet.

d. Variabel kepuasan pelanggan diukur melalui nilai produk yang

dirasakan, tercapainya keinginan/ kebutuhan pelanggan, dan sesuai

dengan harapan pelanggan.

e. Variabel loyalitas pelanggan diukur melalui merek (brand),

pembelian berulang-ulang (beli), dan merekomendasikan kepada

teman (word of mouth communication).

4. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model

SEM hanya menggunakan matriks Varians/ Kovarians atau

matriks korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang

dilakukannya. SEM mula-mula dikembangkan sebagai alat analisis

struktur kovarians). Matrik kovarians digunakan karena ia memiliki

keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid antara

populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, dimana tidak dapat

disajikan oleh korelasi.

Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk menentukan

apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model. Metode

estimasi yang termasuk dalam Full Information Techniques, dan

berbagai asumsi yang harus dipenuhi dan jumlah ukuran sampel yang

dianjurkan adalah:

b. Maximum Likelihood (ML)

Maximum Likelihood (ML) adalah metode estimasi yang paling

populer digunakan pada penelitian SEM. ML akan menghasilkan

estimasi parameter yang valid, efisien, dan reliable apabila data

yang digunakan adalah multivariate normality dan akan robust

(tidak berpengaruh kuat) terhadap penyimpangan multivariate

normality yang sedang (moderate). ML memiliki hasil yang cukup

valid dengan besaran sampel minimal 50. Tetapi ukuran sampel

yang disarankan untuk penggunaan metode ML adalah sebesar

100-200.

c. Generalized Least Square

Generalized Least Square akan menghasilkan estimasi hasil yang

hampir sama dengan estimasi Maximum Likelihood apabila asumsi

GLS dilain pihak, akan sedikit lebih robust terhadap dilanggarnya

asumsi multivariate normality. GLS akan menghasilkan estimasi

yang kurang baik dengan ukuran sampel kecil atau kurang dari

200.

d. Weighted Least Square

Metode Weighted Least Square, atau juga disebut Asymptotically

Distribution Free (ADF) merupakan suatu metode yang tidak

terpengaruh oleh dilanggarnya multivariate normality. Kelemahan

dari metode ini adalah jumlah variabel dalam model harus sedikit

(kurang dari 20 variabel)

5. Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi

Pada program komputer yang digunakan untuk estimasi model kausal

ini, salah satu masalah yang akan dihadapi adalah masalah identifikasi

(identification problem). Problem identifikasi pada prinsipnya adalah

problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan

untuk menghasilkan estimasi yang unik. Satu-satunya solusi untuk

problem identifikasi ini adalah dengan memberikan lebih banyak

constraint pada model yang dianalisis itu dan hal ini berarti

mengeliminasi jumlah estimated coefficients.

6. Tahap keenam yaitu penilaian model fit. Suatu model dikatakan fit

apabila kovarians matriks suatu model (model-based convariance

matrix) adalah sama dengan kovarians matriks data (observed).

a. Chi-Square dan Probabilitas

Chi-Square dan Probabilitas menunjukkan adanya penyimpangan

antara sample covariance matrix dan model (fitted) covariance

matrix. Namun nilai chi square ini hanya akan valid apabila asumsi

normalitas data terpenuhi dan ukuran sampel adalah besar. Chi

square ini merupakan ukuran baik buruknya fit suatu model. Nilai

chi-square sebesar 0 menunjukkan bahwa model memiliki fit yang

sempurna (perfect fit)

b. Probability

Probability adalah uji signifikan terhadap perbedaan matriks

kovarian data dan matrik kovarians yang diestimasi. Nilai

probability yang diharapkan adalah lebih besar atau sama dengan

0,05.

c. Root Mean Square Error Of Approximation (RMSEA)

Baru akhir-akhir ini para penulis statistik sadar bahwa RMSEA ini

merupakan indikator model fit yang paling informatif. RMSEA ini

mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan

matriks populasinya. Nilai RMSEA yang kurang dari 0,05

mengidentifikasikan adanya model fit, dan nilai RMSEA yang

berkisar antara 0,08 menyatakan bahwa model memiliki perkiraan

d. Goodness Of Fit Indices (GFI)

Merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam

menghasilkan observed matriks kovarians. Nilai GFI ini harus

berkisar antara 0 dan 1. Nilai GFI yang lebih besar dari 0,9

menunjukkan fit suatu model yang baik.

e. Adjusted Goodness Of Fit Index (AGFI)

AGFI sama seperti GFI, tetapi telah menyesuaikan pengaruh

degrees of freedom pada suatu model. Model yang baik apabila

memiliki nilai PGFI jauh lebih besar daripada 0,6. Sedangkan

model yang fit adalah yang memiliki nilai AGFI adalah 0,9.

f. CMIN/ DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan

degree of freedom akan menghasilkan indeks CMIN/DF sebagai

salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

CMIN/DF adalah statistic chi-square, χ² dibagi DF sehingga disebut χ² relatif. Nilai χ² ralatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang

dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

g. Tucker Lewis Index (TLI)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

model. Nilai yang direkomendasikan adalah lebih besar dari atau

h. Comparative Fit Index (CFI)

Besaran index ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1 dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling

tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI lebih besar atau

sama dengan 0,9.

Tabel III.1

Goodness-of-fit Indices

Goodness of fit index Cut-off-value

χ² - Chi – square 0 Probability ≥ 0,05 RMSEA ≤ 0,08 GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90 CMIN/DF ≤ 2,00 TLI ≥ 0,95 CFI ≥ 0,95

i. Setelah melakukan penilaian model fit, maka model penelitian

diuji untuk menentukan apakah modifikasi model diperlukan

karena tidak fitnya hasil yang diperoleh pada tahap keenam.

j. Tahap terakhir dari proses ini adalah validasi silang model, yaitu

menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru (validasi sub

sampel yang diperoleh melalui prosedur pemecahan sampel.

Sukses tidaknya analisis Structural Equation Modeling (SEM)

harus didasari pada kuatnya teori yang mendukung. Teori yang tidak

mendukung model SEM yang akan dihipotesiskan hanya akan

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Dokumen terkait