• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.10 Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Tan (Soejono & Abdurrahman, 1999:22) mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menggambarkan dan menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

2. Metode Regresi Linear Berganda

Metode ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha. Metode statistik yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multiple linear regression), dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e   Dimana : Y = Kinerja Usaha a = Konstanta Y b = Koefisien Regresi X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Kemandirian Pribadi

e = Standar Error 3.10.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2011 : 100). 2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila suatu model regresi terdapat kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastitas atau tidak heterokedastitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan:

H0 : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas. HA : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177-178).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.10.3 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi (X1, X2) sebagai variabel bebas terhadap kinerja usaha (Y) sebagai variabel terikat. H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftable pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftable pada α = 5% 2. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1), kemandirian pribadi (X2) sebagai variabel bebas terhadap kinerja usaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 ditolak jika thitung > ttable pada α = 5% 5. Koefisien Determinan (R2)

Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), kemandirian pribadi (X2) terhadap variabel terikat yaitu kinerja usaha (Y). Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.                              

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pusat Pasar Medan

Pusat Pasar Medan terletak di sebelah timur dari simpang jalan MT. Haryono dan jalan H.M Yamin. Pasar ini merupakan pasar terbesar dan terlengkap yang ada di kota Medan yang didirikan pada bulan Maret 1933 sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Lokasi Pusat Pasar Medan berada di kelurahan Pusat Pasar yang merupakan salah satu dari 12 kelurahan yang ada di kecamatan Medan Kota. Adapun batas-batas wilayah kelurahan Pusat Pasar Medan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pandau Hulu I b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pasar Baru c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pandau Hilir d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Rengas I

Pasar tradisonal khususnya Pusat Pasar Medan memiliki fungsi yang sama dengan pasar-pasar lainnya, yaitu menjadi tempat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat yang ada disekitarnya maupun yang berasal dari luar kota, dapat menambah lapangan pekerjaan, menjadi sumber pendapatan daerah, dan dapat menjadi tempat hubungan kerjasama dalam kegiatan perekonomian dengan masyarakat luar.

Di Pusat Pasar Medan terdapat beragam pedagang atau pengusaha yang memperjualbelikan barang dagangannya untuk kelangsungan hidup mereka. Salah satu usaha yang sangat digemari sejak tahun 2000 adalah membuka usaha toko emas

dan permata. Hal ini dapat di lihat dari semakin banyaknya pedagang atau pengusaha toko emas dan permata yang dapat dijumpai di Pusat Pasar Medan. Selain itu, tumbuh dan berkembangnya pengusaha toko emas dan permata dikarenakan oleh konsumsi masyarakat yang semakin besar pula. Emas merupakan logam mulia yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain digunakan sebagai perhiasan untuk mempercantik diri, emas juga dimanfaatkan sebagai investasi sebab dapat dipercaya dapat menunjang masa depan yang lebih baik.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Pusat Pasar Medan dan Sekitarnya Sumber : http://maps.google.co.id

Dokumen terkait