Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan pengembangan yaitu data kesesuaian materi pembelajaran di sekolah dan menyesuaiakan dengan indikator instrumen di sekolah. Setelah data hasil analisis kebutuhan terpenuhi, kemudian instrumen evalusi berupa soal kuis interaktif dibuat, dilanjutkan dengan pengujian ahli berupa uji validasi soal. Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu, dan ahli akan memberikan
keputusan dengan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin rombak total. Hasil dari data tersebut digunakan untuk
mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai evaluasi pembelajaran. Kuis interaktif sebagai instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji dengan menggunakan uji validasi, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran.
1. Uji Validasi
Instrumen tes yang digunakan untuk menguji variabel terikat pada penelitian harus valid agar diperoleh data yang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validasi jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium.
32
Untuk menguji validitas instrumen digunakan teknik kolerasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:
=
∑ ∑∑ ∑ ∑∑ ∑ (Pers. 13)Dimana:
rxy = koefien korelasi anatar variable X dan variable Y
(Arikunto, 2012: 87) Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna yaitu ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat dibelakang koma, arah kolerasi, arah kolerasi yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran antara nilai variabel X dan Ydan besarnya kolerasi, yaitu angka yang menunjukkan kuat dan tidaknya, atau mantap dan tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang diukur kolerasinya.
(Arikunto, 2010: 213-214)
Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen tersebut valid atau tidak, dapat diketahui dari nilai kolerasinya. Bila nilai korelasi dibawah 0,30 dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
33
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil yang tetap. Jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan hasil yang sama. Untuk mencari realibilitas instrumen digunakan rumus
Brown dan digunakan metode belah dua. Rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
= / /
/ / (Pers. 14)
Keterangan:
= realibilitas yang akan dicari
/ / = kolerasi antara skor-skor tiap belahan tes
Kriteria koefisien reliabilitas sebagai berikut:
Koefisien reliabilitas Interprestasi 0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang 0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat tinggi
Tabel. 1 Kriteria koefisien reliabilitas
(Menani dan Oktova, 2015: 8)
3. Uji Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Instrumen penelitian harus diuji dengan
34
menggunakan uji daya beda. Kriteria pengujian daya beda menggunakan nilai D (indeks diskriminasi). Rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi sebagai berikut:
= − = − (Pers.15)
Keterangan:
= Indeks diskriminasi
! = Banyaknya peserta kelompok atas ! = Banyaknya peserta kelompok bawah
" = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
" = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda: D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = baik sekali
D = negatif, berarti semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang memiliki nilai D negatif maka harus dibuang.
(Arikunto, 2012: 226-232)
4. Uji Tingkat Kesukaran
35
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar membuat siswa putus asa karena diluar jangkauannya. Instrumen penelitian harus diuji menggunakan uji tingkat kesukaran. Pengujian tingkat kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
= # (pers.13) Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kritetia pengujian tingkat kesukaran:
• Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar
• Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang
• Soal dengan P 0,71 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah
(Daryanto, 2010: 179-182)
5. Menafsirkan Hasil Analisis Butir Soal
Untuk memudahkan memilah-milah butir soal mana yang perlu direvisi atau didrop dianjurkan untuk menggunakan kriteria seperti berikut. Tabel 2. Kriteria Kualitas Soal untuk Kepentingan Pemilahan Butir
Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran
Tingkat Kesukaran (P)
0,000-0,099 Sangat Sukar Dibuang/perlu revisi total 0,100-0,299 Sukar Perlu direvisi
0,300-0,700 Sedang Baik
0,701-0,900 Mudah Perlu direvisi
0,901-1,000 Sangat Mudah Dibuang/perlu revisi total Daya Beda D≤0,199 Sangat Rendah Dibuang/perlu revisi total
36
(D) 0,200-0,299 Rendah Perlu direvisi
0,300-0,399 Sedang Sedikit atau tanpa revisi D≥0,400 Tinggi Bagus sekali
Proporsi Jawaban
0,000-0,010 Kurang Dibuang/perlu revisi 0,011-0,050 Cukup Baik
0,051-1,000 Baik Baik sekali Reliabilitas
Soal
0,000-0,400 Rendah Kurang baik 0,401-0,700 Sedang Cukup 0,701-1,000 Tinggi Baik
46
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian pengembangan ini yaitu program kuis interaktif tipe
multiple choice pada materi Impuls dan Momentum yang berisikan 20
soal sebagai instrumen soal evaluasi pembelajaran fisika, disajikan dalam bentuk yang berbeda dari evaluasi pembelajaran sebelumnya dengan meggunakan Wondershare Quiz Creator serta dilengkapi dengan ilustrasi fenomena fisika berupa animasi, feedback dalam setiap soal untuk
memudahkan dalam pengerjaan soal evaluasi.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kuis interaktif reliabel yaitu indeks reliabilitas 0,80 dengan interpretasi sangat tinggi yang berarti instrumen evaluasi pembelajaran program kuis interaktif menggunakan Wondershare Quiz Creator pada tipe Multiple Choice yang berisi materi Impuls dan Momentum adalah baik.
3. Hasil uji validitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa program kuis interaktif dengan uji ahli dengan indeks validitas 0,79 yaitu
interpretasi valid. Kemudian hasil uji validitas soal menggunakan anates dengan indeks validitas 0,67 yaitu interpretasi validyang berarti
53
Wondershare Quiz Creator pada tipe Multiple Choice yang berisi materi
Impuls dan Momentum adalah baik.
4. Hasil penelitian dengan pengujian daya beda dan tingkat kesukaran didapat dengan rata-rata indeks daya beda 0,26 yaitu klasifikasi rendah dan rata-rata indeks tingkat kesukaran 0,8125 yaitu klasifikasi mudah. Sehingga instrumen evaluasi berbentuk kuis interaktif menggunakan
Wondershare Quiz Creator pada tipe Multiple Choice yang berisi materi
Impuls dan Momentum adalah perlu direvisi.
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut:
1. Kuis interaktif yang dilakukan hanya tipe multiple choice atau tes pilihan jamak, dapat dilakukan untuk kuis selanjutnya pada tipe kuis yang lain seperti, fill in the blank, short esay, multiple response, true/false, dan
matching.
2. Penelitian pengembangan ini baru dilaksanakan pada evaluasi satu Kompetensi Dasar atau satu BAB, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk evaluasi tengah semester atau bahkan evaluasi semester. 3. Penelitian pengembangan ini baru dilaksanakan pada skala kecil,
hendaknya dilakukan penelitian lanjutan pada kelompok skala besar guna mengetahui kelayakan produk ini untuk diterapkan pada kelompok skala besar.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
________________. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta..
Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ernawati, Devi Kunti. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif
Berbasis Macromedia Flash 8.0.dalam: http://digilib.uin-suka.ac.id/6344/
diakses 21 September 2016 pukul 20.15 WIB.
Febriani, dkk. 2016. Pengembangan CBT Interaktif sebagai Instrumen Penilaian Pembelajaran Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika, Vol 5, 23-28.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya
dalam Perencanaan Pelaksaan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Hernawati, Kuswari. 2009. Membuat Quis/Evaluasi dengan Wondershare Quiz
Creator.dalam:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kuswari-hernawati-ssi-mkom/modul-wondershare.pdf diakses 22 September 2016 pukul 22.27 WIB.
Ikhwan, Munirul. 2015. Pengembangan Kuis Interaktif Tipe Fill In The Blank Untuk Melatih Kemampuan Eksplorasi Fenomena Fisika. Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 3 (1), 28-34.
Indriani, Tiara. 2015. Pengembangan Kuis Interaktif Tipe True/False Untuk Melatih Kemampuan Eksplorasi Fenomena Fisika. Jurnal Pembelajaran
Fisika, Vol. 3 (1), 131-140.
Khalid, Nurkaliza. 2015. Developing a Mobile Learning Application Framework of “Jamak Qasar Apps” using ADDIE Approach. Australian Journal of