• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang telah diperoleh lalu diukur dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:

1. Partisipasi

Variabel partisipasi diukur dengan melakukan observasi di kelas. Penelitian ini menggunakan metode observasi terbuka. Metode observasi terbuka yaitu suatu metode observasi dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap hal- hal yang diamatinya di dalam kelas kemudian mencatatatkan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Adapun indikator keberhasilan partisipasi yaitu:

Tabel III.1

Indikator Keberhasilan Partisipasi No. Indikator Hal yang Diamati 1. Siswa siap

mengikuti pelajaran.

o Siswa sudah mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.

o Siswa tidak ada yang masih di luar kelas, makan/minum, bermain, mengobrol, mengganggu teman dan bercanda 2. Siswa

memperhatikan penjelasan guru

o Siswa tidak ada yang melamun, tidur di dalam kelas, bermain HP, dan membaca komik

3. Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

o Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru..

o Siswa mau menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.

4. Siswa mencatat hal- hal penting.

o Siswa mencatat hal- hal penting tentang materi pelajaran berdasarkan insiatifnya sendiri.

No. Indikator Hal yang Diamati

o Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru di papan tulis.

o Siswa mencatat materi pelajaran yang didiktekan oleh guru.

5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik.

o Siswa mau bergabung dengan siswa lain sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru.

o Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.

o Siswa tidak mengganggu kelompok lain.

o Siswa memecahkan masalah dengan seminimal mungkin meminta bantuan guru dan kelompok yang lain.

o Siswa mampu menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru. 6. Siswa ribut di

kelas

o Guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit.

o Suasana kelas menjadi gaduh.

Target keberhasilan partisipasi yaitu sebesar 60% siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas VII B sebanyak 24 siswa maka jika target keberhasilan partisipasi sebesar 60% siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka 14 siswa diharapkan ikut berpartisipasi di dalam proses pembelajaran di kelas. Apabila 14 siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka target dapat dikatakan berhasil.

2. Motivasi

Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai.

Variabel ini diukur menggunakan 6 indikator yang meliputi kemauan untuk belajar, kemauan mengerjakan tugas, keinginan berprestasi, menerima tantangan, tidak mudah putus asa, dan keterlibatan. Adapun indikator yang akan diukur tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel III.2

Indikator Motivasi Belajar

No. Indikator Hal yang Diukur

1. Kemauan untuk belajar

o Siswa belajar tanpa disuruh orang tua

o Siswa tertarik untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan guru

o Siswa tidak pernah mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya

2. Kemauan mengerjakan tugas

o Saya selalu mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik mungkin

o Tugas dari guru adalah penting sehingga siswa harus mengerjakannya

o Siswa menyalin pekerjaan teman

o Siswa mengerjakan tugas dengan tidak serius

3. Keinginan berprestasi

o Siswa belajar dengan tekun setiap hari untuk meningkatkan prestasi

o Nilai teman yang lebih bagus dari saya mendorong siswa untuk berprestasi lebih baik lagi

o Siswa puas dengan nilai yang ia dapat selama ini sehingga tidak perlu belajar lagi. 4. Menerima

tantangan

o Siswa berani mengerjakan tugas di papan tulis

o Siswa tertarik mengerjakan soal yang sulit

o Siswalebih suka ulangan dengan model

“open book” (membuka buku) 5. Tidak mudah

putus asa

o Siswa baru akan berhenti belajar apabila siswa sudah merasa lelah

o Siswa baru akan meminta bantuan teman apabila merasa sudah tidak bisa mengerjakannya sendiri

o Siswa kecewa jika mendapat nilai jelek sehingga malas belajar.

No. Indikator Hal yang Diukur

6. Keterlibatan o Siswa selalu bertanya ketika tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan guru

o Siswa selalu berperan aktif pada saat pelajaran berlangsung

o Siswa sering mengganggu teman pada saat pelajaran berlangsung

o Siswa malas bergabung dengan kelompok pada saat guru menyuruh membentuk kelompok.

Target keberhasilan motivasi yaitu 60% siswa memiliki tingkat motivasi sangat tinggi. Target 60% memiliki arti bahwa 14 anak dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) di kelas VII B diharapkan memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi. Untuk melihat kategori tingkat motivasi digunakan PAP II. Adapun kriteria patokan motivasi belajar berdasarkan PAP II tampak pada perhitungan di bawah ini:

Jumlah item kuesioner : 20 Skor maksimal : 20 X 5 = 100 Kriteria berdasarkan PAP II : 81% X 100 = 81 → 81 – 100 66% X 100 = 66 → 66 – 80 56% X 100 = 56 → 56 – 65 46% X 100 = 46 → 46 – 55 Di bawah 46% → 0 – 45

Apabila perhitungan tersebut disajikan dalam tabel tampak pada tabel di bawah ini:

Tabel III.3

Kriteria Motivasi Belajar

Kelas Kriteria Motivasi Belajar 81 – 100 Motivasi Sangat Tinggi

66 – 80 Motivasi Tinggi 56 – 65 Motivasi Cukup 46 – 55 Motivasi Rendah

0 – 45 Motivasi Sangat Rendah

Jadi, apabila target keberhasilan motivasi adalah 60% anak dari jumnlah keseluruhan siswa memiliki tingkat motivasi sangat tinggi maka hasil kuesioner dari 14 siswa harus berada pada rentangan 81-100.

Adapun indikator di dalam kuesioner motivasi tampak dalam kisi-kisi kuesioner di bawah ini:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Indikator Nomor Item

Positif Nomor Item Negatif Kemauan belajar 1, 2 3 Kemauan mengerjakan tugas 4, 5 6, 7 Keinginan berprestasi 8, 9 10 Menerima tantangan 11, 12 13 Tidak mudah putus asa 14, 15 16 Motivasi

Keterlibatan 17, 18 19, 20

Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana untuk pernyataan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori: sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu =3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya, untuk pernyataan negatif (tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori: sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

3. Prestasi

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai mata pelajaran-pelajaran yang diberikan guru. Prestasi belajar biasanya selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar.

Pengukuran prestasi dilakukan dengan cara melakukan tes yang dirancang bersama guru sesudah materi pelajaran diberikan. Apabila nilai siswa menjadi lebih baik berarti prestasi siswa meningkat. Target dari keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa dari 24 siswa mengalami ketuntasan belajar. KKM mata pelajaran IPS Ekonomi di SMP Ta man Dewasa yaitu sebesar 65. Jadi, apabila 14 anak/ lebih memperoleh nilai 65 atau di atas 65 maka target prestasi dikatakan berhasil.

Teknik penilaian STAD menurut Slavin (1995:77-81) terdiri dari tiga bagian yaitu skor dasar (base score), skor kuis terkini (quiz score) dan skor perkembangan (improvement point).

Skor dasar menggambarkan nilai rata-rata siswa berdasarkan nilai tes yang telah diperoleh dalam tes/ulangan sebelumnya. Untuk menentukan base score seorang siswa, Slavin (1995:77) juga me mberikan contoh sebagai berikut:

Rata-rata skor tes Skor Sari

90 84 87 +

261 : 3 = 87 Skor Dasar Sari 87

Skor kuis terkini diperoleh setelah siswa mengerjakan tes/ulangan yang diberikan oleh guru. Kuis tersebut harus dikerjakan secara individual oleh setiap siswa bukan dikerjakan secara bersama di dalam kelompok.

Skor perkembangan diperoleh jika hasil tes/ulangan siswa berhasil melewati nilai dasar yang mereka miliki. Tujuan dari skor perkembangan adalah agar siswa dapat memberikan point yang maksimal bagi kelompoknya. Contoh panduan di dalam memberikan skor perkembangan adalah sebagai berikut:

Tabel III. 5

Contoh Panduan Skor Perkembangan

Nilai Kuis Nilai Tambahan

Lebih dari 10 point dibawah skor dasar 5 10 point dibawah sampai 1 point dibawah skor dasar 10 Skor dasar sampai10 point diatas nilai dasar 20 Lebih dari 10 point di atas skor dasar 30

Pekerjaan sempurna 30

Sumber: Cooperative Learning; Theory, Research & Practise, 1995 Contoh penilaian STAD secara keseluruhan tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel III. 6

Contoh Penilaian Model STAD Tanggal : 8 September 2007 Tanggal :

Pokok Bahasan : Kelangkaan Pokok Bahasan : Nama Siswa Nilai Dasar Nilai Kuis Nilai Tambahan Nilai Dasar Nilai Kuis Nilai Tambahan Sari 90 100 30 Koko 90 100 30 Guntur 90 82 10 Ria 85 74 5 Puji 85 98 30 Rosa 85 82 10 Juna 80 67 5 Eri 75 79 20

Skor perkembangan siswa kemudian dimasukkan ke dalam lembar penilaian setiap anggota kelompok yang telah dibagi oleh guru. Contohnya sebagai berikut:

Tabel III.7

Contoh Lembar Nilai Kelompok Nama Tim: Anggota Tim 1 2 3 4 5 Sari 30 Koko 30 Ria 20 Eri 20

Total Skor Tim 100

Rata-rata 25

Penghargaan Super Rata-rata tim:

15 – 20 : Baik 21 – 25 : Hebat Lebih dari 25 : Super

4. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Student Teams Achievement Divisions merupakan suatu model pembelajaran dimana guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain- lain).

Guru lalu memberikan materi pelajaran dan setelah itu memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Anggota

kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota kelompoknya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

STAD dikatakan mengalami keberhasilan apabila penggunaan metode pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Dokumen terkait