• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

E. Teknik Analisis Teknikal

Menurut Tandelilin (2001:251), para pengguna analisis teknikal di samping disebut sebagai analis teknikal, juga disebut sebagai ‘chartist’ karena dalam aktivitasnya mereka merekam data atau membuat grafik (chart) pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang telah dibuat tersebut, mereka akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut. Ada beberapa teknik penggunaan grafik (charting) yang biasanya digunakan investor sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasinya, yaitu:

1) The Dow Theory

The Dow Theory pertama kali dikemukan oleh Charles H. Dow pada tahun

1800-an. Teori ini merupakan teori yang paling pertama dalam analisis teknikal. Teori ini bertujuam untuk mengidentifikasi trend harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham masa lalu. Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

a. Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama (beberapa tahun).

b. Secondary (intermediate trend), yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

c. Minor trend atau day-to-day move, merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari.

Gambar 2.1: Pergerakan Harga Saham Menurut The Dow Theory

Sumber:

2) Chart Pola Pergerakan Harga Saham

Penggunaan grafik pergerakan harga saham ini sangat terkait dengan pendapat para analis teknikal yang percaya bahwa pada dasarnya pergerakan harga saham akan membentuk suatu trend yang bisa dideteksi dan digambarkan. Dalam mengidentifikasi sinyal-sinyal dalam pergerakan harga

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

saham, dikenal adanya dua istilah penting untuk menggambarkan pergerakan harga saham, yaitu: support level dan resistance level. Support level berarti tingkat harga atau kisaran harga, pada saat para analis teknikal mengharapkan akan terjadinya peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di pasar. Sedangkan resistance level berarti kisaran harga, di mana para analis teknikal berharap akan terjadi peningkatan yang signifikan atas jumlah saham yang ditawarkan di pasar.

Menurut Fakhruddin, dkk (2001:26), Support dan Resistance menggambarkan bahwa naik dan turunnya harga saham pati memiliki batas (batas atas dan batas bawah). Contohnya apabila pada suatu periode harga saham mengalami penurunan karena adanya aksi jual yang cukup signifikan, maka akan terjadi over supply oleh saham tersebut yang mengakibatkan

downward pressure hingga menyentuh titik yang disebut support level.

Pada saat harga menyentuh titik tersebut, para pelaku pasar merasa

bahwa harga pasar tersebut sudah cuup murah untuk dibeli, sehingga para pelaku pasar akan mengadakan aksi beli yang mengakibatkan harga bergerak naik hingga menyentuh tiitik yang disebut resistance level. Pada titik ini biasanya digunakan oleh para pelaku pasar yang membeli saham tersebut untuk merealisasikan keuntungan yang diperoleh (profit taking).

Dari konsep dasar di atas bisa ditarik kesimpulan yaitu titik support

adalah titik (tingkat harga) di mana investor harus mengambil posisi beli

(long). Dan tentu saja titik resistance adalah titik di mana investor harus

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Gambar 2.2 : Support dan resistance

Sumber :

3) Rata-rata Bergerak (Moving Average)

Menurut Fakhruddin, dkk (2001:26), Moving Average digunakan untuk mengidentifikasi sinyal bahwa trend telah dimulai, sedang berlangsung atau segera berakhir. Pada umumnya penggunaan moving average adalah untuk mengidentifikasi arah trend yang sedang dan akan terjadi serta digunakan untuk mengidentifikasi sinyal jual/beli. Apabila harga aktual (actual price) bergerak naik di atas garis moving average yang berada di bawahnya, maka hal ini menunjukkan bahwa trend bullish akan terjadi. Sedangkan kondisi

bearish terjadi apabila garis moving average bergerak turun di atas harga asli.

Menurut Tandelilin (2001:251), investor dianjurkan untuk membeli saham jika:

a. Garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis tersebut.

b. Harga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik.

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

c. Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut.

Sedangkan, investor disarankan untuk menjual saham jika

a. Harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak yang mendatar.

b. Harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata bergerak tersebut justru sedang menurun.

c. Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata bergerak), tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak tersebut.

Gambar 2.3 : Garis Rata-rata

Sumber: www.netdania.com

4) Relative Strength

Relative strength menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu. Dari gambar yang telah disusun, investor akan bisa

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

melihat perbandingan kekuatan saham-saham tersebut terhadap industrinya atau terhadap indeks pasar.

Dalam penggunaan relative strength, jika terjadi trend pergerakan

harga saham yang meningkat, maka bagi investor, pergerakan seperti ini merupakan sinyal akan terjadinya peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar, dan akan menarik minat investor untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik.

Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

Dokumen terkait