• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Teknik Bermain Peran

1. Pengertian Teknik Bermain Peran

Role Playing atau bermain peran adalah salah satu permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dimana peserta didik ikut berperan dalam permainan tersebut. Role Playing

atau bermain peran merupakan salah satu teknik dalam pendekatan kelompok yang dapat diterapkan dalam psikoterapi atau konseling. Satu hal yang membedakan role playing dengan pendekatan kelompok yang bersifat intruksional adalah adanya unsur drama. Anggota kelompok tidak hanya berdiskusi ataupun membicarakan masalahnya di kelompok, tetapi mereka juga menindaki apa yang dipermasalahkan tersebut. Mereka dapat mengungkapkannya dalam suatu drama yang disutradarai oleh pemimpin kelompok. Bermain peran memberi kesempatan orang untuk berubah sesuai dengan apa yang dimilikinya sebelumnya. Dalam drama yang sebetulnya merupakan kehidupannya sendiri, seseorang diminta untuk memerankan peran yang tidak biasa ia mainkan, ia akan mempunyai pengertian baru

ketika memerankan peran tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa individu akan mengguasai spontanitasnya dalam peran yang dimainkannya. Kreativitasnya akan membimbingnya mengerti apa yang sedang dihadapinya29.

Teknik bermain peran termasuk suatu cara yang dilakukan dengan peragaan dan memerankan sesuatu yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain. Menurut Zakiah Daradjat teknik bermain peran berarti peserta didik memainkan suatu peranan tertentu dan yang dimainkanya itu ialah tingkah laku manusia di dalam hubungan sosial 30.

2. Fungsi Teknik Bermain Peran

Ada beberapa fungsi bermain peran pada peserta didik menurut Hartley, Frank dan Goldenson yaitu ;

a. untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata;

b. untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dari pengalaman hidup yang nyata;

c. untuk menyalurkan perasaan yang kuat;

d. untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima;

e. untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan; f. mencerminkan pertumbuhan; dan

g. untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah31.

29Addahri Hafidz Awlawi “Teknik Bermain Peran Pada Layanan Bimbingan Kelompok

Untuk Meningkatkan Self-Esteem. “Jural Ilmiah Konseling (2013) h.184-185.

30

Zakiah Daradjat ,Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2001) ,

h.150.

Jadi, fungsi bermain peran yaitu untuk melatih peserta didik melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata, mudah memahami masalah-masalah sosial, dapat merasakan perasaan orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling pengertian, tenggang rasa, toleransi terhadap sesama dan meningkatkan kemampuan bergaul dengan orang lain secara wajar dan sehat.

3. Tujuan Bermain Peran

Tujuan bermain peran adalah menggambarkan suatu peristiwa masa lampau atau dapat pula cerita dimulai dengan berbagai kemungkinan yang terjadi baik kini maupun memandang kemudian ditunjuk beberapa peserta didik untuk melakukan peran sesuai dengan daya imajinasi tentang pokok yang diperankannya. Mengutip pendapat dari Subari yang menjelaskan tujuan bermain peran adalah : (1) memahami peran orang lain; (2) membagi tanggung jawab dan melaksanakannya; (3) menghargai penghayatan orang lain; dan (4) terlatih mengambil keputusan32.

4. Langkah-langkah Teknik Bermain Peran

Keberhasilan model pembelajaran melalui teknik bermain peran bergantung pada kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Disamping itu bergantung pula pada persepsi peserta didik terhadap peran yang dimainkan terhadap situasi nyata. Di bawah ini

32

merupakan langkah-langkah teknik bermain peran dalam bimbingan kelompok menurut Nursalim;

a. Persiapan

Dalam langkah persiapan , guru mempersiapkan masalah dari situasi yang berhubungan dengan masalah sosial peserta didik yang akan dijadikan pemilihan cerita. Masalah dalam cerita harus dipahami, sehingga secara mudah tergugah untuk ikut berpartisipasi dalam masalah penyelesaiain dan pengentasannya.

b. Penentuan pemeranan

Dalam langkah penentuan pemeranan setelah pembimbing atau guru selesai dalam ceritanya, kemudian meentukan siapa-siapa individu yang akan berperan sebagai tokoh-tokoh tertentu. Para tokoh diberi petunjuk atau contoh sederhana dalam melakukan perannya agar mereka siap secara mental.

c. Permainan Peran

Dalam memainkan perannya peserta didik bukan hanya dihadapkan pada satu persoalan saja, tetapi mereka dihadapkan pada bagaimana cara memilih jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya. Pada langkah yang diutamakan bukan kepandaian berakting tetapi spontanitas dalam berperan, gerak dan mengucapkan kata-kata.

d. Diskusi

Setelah diadakan permainan peran maka dilakukan diskusi yang membahas baik dan tidaknya permainan yang baru saja diperankan. Diskusi ini dilakukan oleh individu pemegang peran, pembimbing atau guru dan penonton. Dalam hal ini saran-saran yang baik perlu dilakukan, sehingga individu akan memperoleh suatu gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

e. Ulangan Permainan

Selanjutnya adalah ulangan permainan atau bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran, atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi33.

5. Kelebihan Bermain Peran

Teknik bermain peran merupakan salah satu permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dimana peserta didik ikut berperan dalam permainan tersebut. Dalam penggunaan bermain peran keuntungan yang diperoleh yaitu: (1) dengan teknik bermain peran peserta didik tidak bosan ketika mengikuti pembelajaran; (2) sangat menarik bagi peserta didik, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias; (3) dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan peserta didik; (4) dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan sendiri; (5) teknik bermain peran dapat meningkatkan nilai karakter peseta didik seperti berkemampuan berkreativitas, kemampuan berkomunikasi, disiplin dan kerja keras; (6) dapat mengerti perasaan orang lain; (7) membagi tanggung jawab, karena masing-masing peserta didik diberi peran tertentu; (8) menghargai pendapat orang lain dan (9) dapat mengambil keputusan dalam kelompok34.

33Galih Wicaksono”Penerapan Teknik Bermain Peran Dalam Bimbingan Kelompok Untuk

MeningkatkanKemampuan Komunikasi Interpersonal siswa kelas X Multimedia SMK IKIP

Surabaya. “Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling , (2013) ,h.72.

34

Joesoef Soelaiman , Santoso Slamet, Pengantar Pendidikan Sosial, (Surabaya : Usaha

Maka, dengan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan teknik bermain peran dapat memperoleh kesan dan pengertian tentang pentingnya menghargai pendapat orang lain, mengerti perasaan orang lain, melatih tentang belajar bertanggung jawab serta mampu menentukan keputusan mana yang akan diambil dalam situasi tertentu. Sehingga, mampu menghindari timbulnya konflik-konflik yang sering terjadi antara manusia dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat.

Dokumen terkait