• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAKWAH DAN BIMBINGAN KELOMPOK: PERSPEKTIF METODOLOGI

D. Bimbingan Kelompok Sebagai Metode Dakwah 1. Pengertian Bimbingan Kelompok

5. Teknik Bimbingan Kelompok

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:78) bahwa metode atau teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling kelompok adalah sama dengan teknikyang digunakan dalam bimbingan dan konseling individual. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok. Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik; memahami secara penuh; merespon secara tepat dan positif, kemudian memberikan dorongan minimal dan penguatan.

Sifat bimbingan kelompok beragam, ada yang bersifat informatif ada juga yang bersifat teurapeutik. Dalam praktiknya bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai teknik berikut ini..

a. Latihan

Latihan dalam bimbingan kelompok merupakan metode atau teknik yang melibatkan aktivitas-aktivitas yang terstruktur terencana dan terukur, baik dalam hal durasi, materi dan resikonya. Menurut Rusmana (2009:17) ada beberapa alasan mengapa teknik latihan digunakan dalam bimbingan kelompok, yaitu:

(1) mengembangkan diskusi dan partisipasi; (2) memfokuskan kelompok; (3) mengangkat suatu fokus; memberi kesempatan untuk pembelajaran eksperensial; (4) memberi konselor informasi yang berguna; (5) memberi kesenangan dan rileksasi, dan (6) meningkatkan level kenyamanan.

Teknik latihan dapat digunakan saat memulai kelompok di awal sesi, pada akhir sesi atau selama pertengahan sesi. Adapun jenis-jenis

latihan menurut Yakub (dalam Rusmana, 2009:25) adalah sebagai berikut:

a. Menulis (Written), latihan menulis dapat berupa aktivitas tulis menulis, seperti mengisi daftar isian, membuat pertanyaan, menulis essai, melengkapi kalimat, buku harian dan lain-lain.

b. Gerak (movement), latihan gerak mensyaratkan peserta untuk melakukan suatu hal yang bersifat fisik, seperti berdiri, peregangan. trust lift, break in, dll

c. Lingkaran (rounds) latihan ini dapat membantu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh konselor, karena konselor memiliki akses terhadap kelompok.

d. Dyad dan Triad. Dyad merupakan aktivitas dimana anggotanya dipasangkan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan atau untuk menyelesaikan tugas, sedangkan triad merupakan aktivitas dimana para anggotanya dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan tiga orang. dyad dan triad sangat berguna dalam memberi kesempatan kepada para anggotanya untuk memiliki kontak yang lebih personal dengan satu sama lain, mengemukakan ide, dan memvariasikan format kelompok.

e. Creative Props, latihan ini menggunakan berbagai macam peralatan secara kreatif, misalnya: pita karet, gelas Styrofoam, kursi kecil, botol, kaset tape, kartu remi, perisai, saringan tungku.

f. Art and Crafts (Seni dan kerajinan tangan), latihan ini mengharuskan peserta untuk menggambar, memotong, mengecat, mewarnai, dengan tujuan untuk menciptakan sesuatu dari berbagai bahan

g. Fantasi, latihan fantasi sering digunakan untuk pengembangan dan terapi kelompok, fantasi membantu anggota agar menjadi lebih sadar akan perasaan, harapan, keraguan, dan ketakutan mereka.

h. Bacaan Umum (Common Reading), latihan ini mensyaratkan peserta untuk membaca cerita pendek, puisi atau dongeng

i. Umpan Balik, latihan ini memungkinkan peserta dan konselor untuk berbagi perasaan dan pemikiran mereka tentang satu sama lain, misalnya dengn mengemukakan kesan pertama, menceklis daftar cek sikap, membicarakan anggota lain, bombardemen kelebihan, mengemukakan harapan dll.

j. Kepercayaan (Trust), latihan ini digunakan untuk memfokuskan perhatian mempercayai orang lain. Latihan dapat berupa: lingkaran kepercayaan, trust lift, trust fall, blind trust walk.

k. Eksperiential, latihan ini melibatkan pengalaman kelompok ataupun individual yang aktif dan menantang, aktivitas ini juga cocok untuk pembentukan team building. Contohnya; ropers course, egg retrieval, zip line, dll.

l. Dilema Moral, merupakan sebuah latihan dimana sebuah cerita dibacakan untuk peserta lain dan tiap orang bagaimana ia akan menangani situasi.

m. Keputusan Kelompok, latihan ini mensyaratkan para anggota kelompok untuk bekerjasama dalam menangani suatu masalah. Contohnya: Winter survival.

n. Sentuhan (touching), merupakan latihan yang melibatkan berbagai bentuk sentuhan, seperti hand squeeze, karyawisata, homeroom program dan sosiodrama.

b. Permainan/ Games

Games pada awalnya merupakan instrumental dalam memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat untuk mempraktikan menguasai kepedulian kultural dan kebutuhan psikologis yang umum. Menurut Milberg (dalam Rusmana, 2009),

Permainan/games diciptakan oleh manusia untuk memberikan keluaran-keluaran (outlets) berupa kemarahan dan permusuhan yang dapat diterima, yang merupakan jiplakan dari respon bertempur atau berkelahi. Games memberi kesempatan-kesempatan untuk mengekspresikan agresi dalam cara-cara yang dapat diterima secara sosial.

Redl dalam Rusmana (2009) mengemukakan, bahwa pada semua permainan terdapat agresi, kekuatan/kekuasaan, dan ketundukan/dominasi. Bermain secara intrinsik didorong oleh hasrat untuk bersenang-senang, karenanya memainkan games adalah suatu bentuk bermain yang merupakan suatu bentuk kesenangan sekaligus sumber kesenangan bagi individu.

Dilihat dari jenis-jenisnya permainan atau games terdiri dari: 1) Games Keterampilan Fisik

Games ini terbagi dua yaitu games otot kasar dan games otot halus. Games otot halus mencakup tag, games bola sederhana, dan relayraces. Games yang melibatkan sejumlah pergerakan otot kasar dapat membantu mengembangkan kontrol diri.

Games otot halus mencakup tiddlywinks, pic-up, perfection, darts, penny hokey dll. Games ini sangat kompetitif dan memiliki aturan yang mudah dijelaskan, bermanfaat untuk menilai kontrol impuls anak dan integrasi kepribadian.

2) Games Strategi

Games strategi pada dasarnya tergantung kepada kemampuan kognitif peserta. Keuntungannya adalah dapat dimainkan oleh dua orang, memberi kesempatan untuk memahami kekuatan dan kelemahan intelektual, dapat mengekspresikan agresi secara simbolik. Contoh games ini yaitu, catur, halma dll.

3. Games Untung-Untungan,

Games untung-untungan merupakan games permainan anak yang didasarkan pada untung-untungan. Games ini biasanya digunakan untuk pemanasan

Dalam kontek bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan parenting orang tua, teknik latihan digunakan untuk melatih keterampilan orang tua dalam mengasuh anak, yaitu keterampilan berkomunikasi dengan anak, keterampilan mendengarkan anak berbicara, menstimulasi perkembangan anak, dan keterampilan memberikan pujian yang efektif kepada anak. Sedangkan permainan digunakan untuk membuat suasana belajar yang menyenangkan. Agar suasana belajar menyenangkan beberapa materi dikemas dalam kegiatan permainan. Materi yang dikemas dalam permainan yaitu memantau prilaku anak, menegakkan aturan, menetapkan dan mengekspresikan cinta dan kasih sayang kepada anak.

BAB III

KEBUTUHAN ANAK BERKARAKTER DAN PENTINGNYA