• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik dan Metode Analisis Data

Setelah berbagai data yang dibutuhkan terkumpul, maka akan dilakukan analisis yang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu tahap analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis Deskriptif adalah untuk memberikan gambaran tentang kinerja komponen pajak daerah termasuk mengenai kinerja pajak penerangan jalan di Kabupaten Karanganyar, dari tahun ke tahun, dan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja pajak tersebut. Analisis

Kuantitatif adalah digunakan untuk mengkaji karakteristik objek pajak penerangan jalan dan penghitungan estimasi potensi pajak penerangan jalan di Kabupaten Karanganyar. Untuk kepentingan analisis akan dipaparkan beberapa model analisis data sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian.

ANALISIS DISKRIPTIF

1. Hipotesis I

Untuk mengetahui kondisi keuangan di Kabupaten Karanganyar dilihat dari tingkat kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah dari tahun ke tahun maka digunakan analisis trend. Analisis tesebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) antara lain : Kontribusi = Daerah Asli Pendapatan Jalan Penerangan Pajak

X 100%

Dimana :

Pajak penerangan jalan = nilai PJU Pendapatan Asli Daerah = nilai PAD

Perhitungan tersebut menghasilkan kontribusi pajak penerangan jalan terhadap PAD. Selanjutnya untuk mengetahui perkembangan pajak penerangan jalan akan digunakan analisis trend. Alasannya untuk mengetahui perkiraan trend, yaitu (Djarwanto, 1993 : 268) secara langsung dapat membantu menyusun perancanaan. Misalnya bila trend penerimaan pajak

penerangan jalan selama beberapa tahun menunjukkan kenaikan maka secara logika dapat diramalkan bahwa penerimaan pajak penerangan jalan untuk tahun – tahun yang akan datang juga akan bertambah. Penelitian kali ini akan menggunakan metode kuadrat terkecil (Least square method). Penggunaan metode least square sebetulnya merupakan metode yang menggambarkan garis trend linier dalam banyak peristiwa ekonomi, fluktuasi deret berkala sekitar garis trendnya umumnya bukan bersifat independen. Penggunaan metode least square guna menarik garis trend sebetulnya lebih disebabkan oleh faktor kepraktisan daripada karena matematis (Dajan Anto, 1975:285). Persamaan garis lurus dinyatakan dengan model Yo = a + bX

Dimana :

Yo = penerimaan pajak penerangan jalan a = konstanta

b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel X

X = Tahun

Penggunaan model trend linier ini bertujuan untuk melihat perkembangan hubungan variabel X dan variabel Y dan selama periode penelitian maupun prospeknya dimasa mendatang

 Bila b < 0, maka perkembangan Y dan X adalah turun

Dengan meggunakan tingkat signifikan 5%, analisa trend tersebut diuji terlebih dahulu, apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka persamaan tersebut signifikan.

2. Hipotesis II

a)Matrik kinerja pajak daerah

Untuk mengetahui kinerja pajak penerangan jalan dari tahun ke tahun digunakan model matrik kinerja pajak penerangan jalan antara lain :

Tabel 3.1 Matrik Kinerja Pajak/Retribusi daerah

Proporsi Pertumbuhan i rataX Rata X  i ≥ 1 i rataX Rata X  i < 1 i i rataX Rata X   ≥ 1 Prima Berkembang Xtotal  Xi < 1 Potensial Terbelakang Catatan :

Xi = Nilai pajak/retribusi daerah

Rata-rata X = Nilai rata-rata pajak/retribusi daerah X total = Jumlah total pajak/retribusi daerah ∆ = Pertumbuhan pajak/retribusi daerah

Ketentuan :

a. Prima, bila pajak penerangan jalan tersebut mempunyai rasio tingkat pertumbuhan terhadap tingkat pertumbuhan total pajak penerangan jalan serta rasio proporsi nilai pajak penerangan jalan terhadap rata- ratanya lebih dari 1.

b. Berkembang, bila pajak penerangan jalan tersebut mempunyai rasio tingkat pertumbuhan terhadap pertumbuhan pajak penerangan jalan lebih besar daripada satu serta memliliki rasio proporsi dan rasio tambahan pajak penerangan jalan terhadap rata-ratanya kurang dari satu.

c. Potensial, bila pajak penerangan jalan mempunyai rasio tingkat pertumbuhan terhadap pertumbuhan total pajak penerangan jalan yang kurang dari satu serta memiliki rasio proporsi dan rasio tambahan pajak penerangan jalan terhadap rata-ratanya yang lebih besar daripada satu. d. Terbelakang, bila pajak penerangan jalan tersebut mempunyai tingkat

pertumbuhan terhadap pertumbuhan total pajak penerangan jalan serta rasio proporsi dan rasio tambahan pajak penerangan jalan terhadap rata-ratanya kurang dari satu atau bersifat negatif.

b) Analisis Rasio Pengumpulan (Collection ratio)

Rumus untuk menghitung pemungutan pajak daerah dalam hal ini adalah pajak penerangan jalan, apakah sudah mencapai target atau belum sesuai dengan target :

CLR = i i X Target X Realisasi Dimana :

CLR = Rasio Pengumpulan (collection ratio) Xi = Jenis pajak / retribusi daerah

Ketentuan :

1) Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100% artinya sangat efektif 2) Hasil perbandingan tingkat pencapaian 100% artinya efektif

3) Hasil perbandingan tingkat pencapaian dibawah 100% artinya tidak efektif Efektifitas diartikan sebagai sejauh mana unit yang dikeluarkan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Efektifitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002).

c) Analisis Pertumbuhan Pajak Daerah

Untuk mengetahui besarnya pertumbuhan pajak daerah, dalam hal ini adalah pajak penerangan jalan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = 1 1 -t t -Xi Xi t X X 100% Dimana : P = Pertumbuhan Xi = Jenis pajak daerah ANALISIS KUANTITATIF

Analisis ini dilaksanakan dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari PLN UPJ Karanganyar dan UPJ Palur, mengenai penjualan tenaga listrik dalam kurun waktu satu tahun yaitu pada tahun 2009. Data tersebut digunakan untuk menghitung potensi pajak penerangan jalan di kabupaten Karanganyar. Walaupun yang digunakan hanya meliputi 2 (dua)

tersebut cukup besar terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Karanganyar, sehingga keduanya bisa mewakili potensi yang ada. 3. Hipotesis III

Potensi merupakan keseluruhan pendapatan yang memungkinkan dapat dicapai berdasarkan kondisi dan perkembangan sumber pendapatan yang dimaksud. Nilai potensi setiap sumber pendapatan daerah tersebut belum terbiasa untuk dilaporkan sebagaimana nilai target dan realisasi pendapatan. Hal itu dikarenakan instansi penghasil sebagai pengelola sumber pendapatan belum menghitung secara komprehensif potensi pendapatan yang menjadi tanggung jawab pengelola. Untuk menghitung potensi pajak penerangan jalan digunakan rumus yaitu jumlah biaya tarif beban ditambah biaya pemakaian listrik kwh , selanjutnya akan menghasilkan volume atau realisasi penjualan tenaga listrik dan dikalikan dengan tarif pajak untuk penerangan jalan( menurut golongan) sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan daerah mengenai pajak penerangan jalan.

Rumus potensi pajak penerangan jalan :

Realisasi penjualan tenaga listrik x tarif dasar listrik masing-masing

golongan.

Potensi Pajak penerangan jalan : Coverage Ratio = jalan penerangan pajak Potensi jalan penerangan pajak penerimaan Realisasi

A. Gambaran Umum Kabupaten Karanganyar

1. Keadaan Geogarfis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen disebelah Utara, Propinsi Jawa Timur di sebelah Timur Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo didebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali disebelah barat. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak anatara 1100 40” – 1100 70” – 70 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperature 220 – 310. Curah hujan Berdasarkan data 6 (enam) stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2008 adalah 95 hari dengan rata-rata curah hujan tertinggi pada bulan Maret dan terendah pada bulan Juli, Agustus dan September. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378.64 Ha yang terdiri dari luas tanah sawah 22.474,91 Ha dan luas tanah kering 54.902,74 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.929,62 Ha non teknis 7.587,62 Ha, dan tidak berpengairan 1.957,67 Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan atau bangunan 21.171,97 Ha dan luas untuk tegalan atau kebun 17.863,40 Ha. Kabupaten Karanganyar terdapat hutan Negara seluas 9.729 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha.

2. Pemerintahan

Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 177 desa atau kelurahan (15 kelurahan 162 desa). Desa atau kelurahan tersebut terdiri dari 1091 dusun, 2313 dukuh, 1876 RW dan 6130 RT. Klasifikasi desa atau kelurahan pada tahun 2008 terdiri dari swadaya –desa/kel, swakarya –desa/kel, dan swasembada 177 desa/kel. Rumah penduduk di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008 sebanyak 200.812 unit, yang terdiri dari rumah permanen 169.813 unit, semi permanen 15.285 unit dan non permanen 15.183 unit. DPRD Kabupaten Karanganyar. Jumlah komisi di DPRD Kabupaten Karanganyar ada 4, dengan jumlah anggota untuk masing-masing komisi, yaitu komisi A 11 anggota, komisi B 11 anggota, dan komisi C 11 anggota dan komisi D 9 anggota. Selama tahun 2008 telah dihasilkan sebanyak 39 SK DPRD, 24 SK Pimpinan DPRD dan Peraturan Daerah. Sedangkan berdasarkan data yang masuk Dewan Pengurus Cabang KOPRI Kabupaten Karanganyar maka jumlah anggota KOPRI berdasarkan golongan antara lain, golongan I 2.306 orang, golongan II 43.982 orang, golongan III 6.229 orang dan golongan IV 862 orang.

3. Penduduk Dan Tenaga Kerja

a). Kependudukan

Tabel 4.1 Jumlah Keluarga dan Penduduk dirinci menurut Jenis kelamin dan Kecamatan Tahun 2008

Kecamatan Jumlah

Keluarga

Jumlah Penduduk

Laki-laki Permp. Jumlah Jatipuro Jatiyaso Jumapolo Jumantono Matesih Tawangmangu Ngargoyoso Karangpandan Karanganyar Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang Kerjo Jenawi 8.587 8.352 12.005 13.651 10.438 11.638 8.772 10.581 19.099 15.033 20.152 17.417 18.114 15.875 15.870 9.664 6.701 19.073 20.411 23.754 24.131 22.882 22.252 17.516 21.213 37.648 27.862 35.105 30.038 34.049 29.319 32.515 18.319 13.765 18.987 20.011 23.687 24.748 23.249 22.930 17.835 22.034 38.148 27.980 35.105 30.038 34.049 29.654 32.151 18.319 13.765 38.060 40.422 47.441 48.879 46.131 45.182 35.351 43.247 75.796 55.842 70.770 60.828 68.571 58.973 65.051 37.380 27.656 Jumlah Th.2008 221.949 429.852 435.728 865.580 Jumlah Th.2007 Jumlah Th.2006 Jumlah Th.2005 Jumlah Th.2004 218.808 215.432 208.354 202.884 421.717 418.183 414.867 410.985 429.649 426.451 423.315 419.655 851.366 844.634 838.182 830.640 Sumber : BPS Karanganyar, 2009

Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan regristrasi tahun 2008 sebanyak 865.580 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 429.852 jiwa dan perempuan 435.728 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2007, maka

pertumbuhan 1,67%. Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah kecamatan Karanganyar, yaitu 75.769 jiwa (8,76%), kemudian kecamatan Jaten yaitu 70.770 jiwa (8,18%), dan kecamatan Gondangrejo yaitu 68.571 jiwa (7,92%). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah kecamatan Jenawi yaitu 27.656 jiwa (3,20%), kemudian kecamatan Ngargoyoso yaitu 35.351 jiwa (4,08%) dan kecamatan Kerjo, yaitu 37.380 jiwa (4.32%).

Gambar 4.1 Jumlah penduduk Kab. Karanganyar tahun 2004-2008

Sumber : BPS Kab. Karanganyar 2009

Dilihat dari golongan umur lima tahun, maka penduduk Kabupaten Karanganyar masih menyerupai piramida. Penduduk 4 golongan pertama (0-19) menunjukkan adanya kenaikan, tetapi golongan selanjutnya (20 dan seterusnya) menunjukkan penurunan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, keluarga juga bertambah. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 221.949 keluarga atau mengalami pertumbuhan 1,44% dari tahun 2007. Rata-rata banyaknya anggota keluarga sedikit meningkat pada tahun 2008 sebesar 3,90%. Seiring kenaikan penduduk maka kepadatan penduduk juga

mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 kepadatan penduduk kabupaten Karanganyar mencapai 1.119 jiwa/km2. Disisi lain persebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk di daerah perkotaan secara umum lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tinggi adalah kecamatan Colomadu, yaitu 3.889 jiwa/Km2 dan yang paling rendah adalah kecamatan Jenawi, yaitu 493 jiwa/Km2

b). Tenaga Kerja

Sesuai dengan kondisi alam Kabupaten Karanganyar yang agraris, maka sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian (petani sendiri dan buruh tani), yaitu 222.794 orang (30,83%). Kemudian sebagai buruh industri sebanyak 104.204 orang (14,65%), dan buruh bangunan 49.099 orang (6,90%) dan pedagang sebanyak 44.762 orang (6,19%). Selebihnya adalah sebagai pengusaha, di sektor pengangkutan, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, jasa-jasa dan lain-lain. Menurut data Dinas Kependudukan, Tenaga kerja dan Transmigrasi (KTT) kabupaten Karanganyar pada tahun 2008 jumlah pencari pekerjaan tercatat sebanyak 12.245 orang dengan rincian laki-laki 5.554 orang dan perempuan 6.691 orang. Dibandingkan tahun 2007 maka ada peningkatan pencari kerja di hampir semua jenjang pendidikan yang terdaftar di Dinas KTT Kabupaten Karanganyar. Dari jumlah tersebut, lulusan SLTA tercatat yang paling besar, yaitu 5.689 orang (46,46%) dan paling sedikit adalah lulusan SD, yaitu 130 orang (1,06%). Pencari kerja yang sudah ditempatkan pada tahun 2008

sebanyak 1.382 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.

4. Sosial

a). Pendidikan

Bedasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, pada tahun 2008 jumlah SD N sebanyak 483 buah, SD Swasta 15 buah, SLTP N 50 buah, SLTP Swasta 26 buah , SMU N 12 buah, SMU Swasta 6 buah. SMK Swasta 25 buah dan dari kantor Depag Kabupaten Karanganyar adalah 12 buah. Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Karanganyar usia 5 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi ditamatkan terdiri dari tidak/belum pernah sekolah : 65.060 orang, belum tamat SD : 81.167 orang, tidak tamat SLTA/MA/D1/D2 : 117.394 orang dan tamat Perguruan Tinggi/Akedemi(D3, S1, S2, S3) : 29.597 orang.

b). Kesehatan

Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, pada tahun 2008 jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari 4 RS, 21 Puskesmas, 59 Puskesmas pembantu, 34 Balai pengobatan Swasta. Sementara itu tenaga kesehatan (Tidak termasuk yang RS) yang tersedia terdiri dari dokter umum 84 orang, dokter gigi 32 orang, bidan 255 orang dan perawat kesehatan 384 orang.

5. Pertanian

Pertanian merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat. Kabupaten Karanganyar sebagian

tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agro industri. Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar selama tahun 2008 diperoleh produksi padi sawah sebanyak 279.341 ton, jagung sebanyak 33.595 ton, ubi kayu sebanyak 158.048 ton dan kacang tanah sebanyak 7.755 ton. Sebagian tanah di kabupaten Karanganyar merupakan tanah pegunungan/perbukitan (Jatiyoso, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Jenawi) yang sangat potensial untuk tanaman sayur-sayuran. Tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Karanganyar yang sangat potensial adalah cengkeh yang mencapai luas sebesar 1.508,50 Ha dan selama tahun 2008 produksinya mencapai 9571 ton. Tanaman lain yang cukup potensial adalah teh dan karet.

Populasi ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008 misalnya dalah sapi perah sebanyak 47.768 ekor, ayam pedaging 1.302.600 ekor, kambing 22.174 dan lain-lain. Perikanan selama tahun 2008 produksi ikan mencapai 1.431.510 kg, yang berasal dari berbagai jenis-jenis ikan yang diternakan.

6. Industri dan Perdagangan

a). Industri

Pada tahun 2008 di kabupaten Karanganyar terdapat industri besar, sebanyak 78 unit dan industri sedang (tenaga kerja = 21-99). Dari 182 industri B/S yang paling banyak adalah produk tekstil/bahan dari tekstil, yaitu 61 unit (33,52%) dan industri makanan atau bahan makanan 32 unit (17,58%) dan industri plastik atau kimia 19 unit. Kondisi politik dan perekonomian

yang berangsur-angsur membaik di Negara Indonesia ini, menyebabkan sektor industri dan perdagangan akan kembali berkembang. Menurut data dari Dinas Perindag, Pendal dan Kop. Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 banyaknya industri menengah dan besar dan non fasilitas sebanyak 117 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 23.898 orang dan industri kecil formal sebanyak 699 usaha dengan jumlah tenaga kerja 10.520 orang. Sedangakan industri kecil non formal (sentra industri dan non sentra industri) sebanyak 9.760 usaha dengan jumlah tenaga kerja 30.329 orang. Selama tahun 2007 penyerapan investasi pada industri menengah sebesar Rp 1.803.016.677 juta, industri kecil formal dan non formal Rp 49.832.903 juta. b). Perdagangan dan Koperasi

Guna menunjang laju perekonomian di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 terdapat pasar 52 buah, toko/kios/warung 9.807 buah, KUD 17 buah dan koperasi simpan pinjam 910 unit. Dibandingkan tahun 2006, khususnya toko/kios/warung dan koperasi simpan pinjam jumlahnya mengalami peningkatan. Koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia, sebagai usaha penigkatan kesejahteraan masyarakat, fungsi dan perananya semakin besar. Pada tahun 2007 di Kabupaten Karanganyar terdapat koperasi sebanyak 927 unit dengan jumlah anggota mencapai 153.299 oarang. Jenis koperasi terbanyak berasal dari golongan masyarakat (KKT dan KSU), yitu 876 buah, KUD 17 buah, koperasi fungsional 76 buah dan koperasi karyawan 79 buah.

7. Keuangan Daerah, Pendapatan Domestik Bruto (PDRB), dan Inflasi

a). Keuangan Daerah

Berdasarkan neraca daerah dan aliran kas kabupaten Karanganyar

tahun anggaran 2008, anggaran pendapatan ditetapkan sebesar Rp. 754.751.460.070 dan telah terealisasi sebesar Rp. 771.365.016.736 atau

102,20%. Dengan rincian sebagai berikut : Pendapatan asli daerah dianggarkan Rp. 58.400.628.420 realisasinya Rp. 64.470.676.168 (110,39%) dan transfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan lainya) dianggarkan Rp. 622.798.763.400 dan relisasinya Rp. 625.513.131.963 (100,44%). Transfer pemerintah propinsi dianggarkan Rp.45.432.068.250 realisasinya Rp. 50.621.208.605 (111,42%) dan lain-lain pendapatan yang sah dianggarkan Rp. 28.120.000.000 dan realisasinya Rp.30.760.000.000 (109,39%). Untuk belanja operasi dianggarkan Rp.646.131.989.810 realisasinya Rp. 579.033.727.070 (89,62%) dan belanja modal dianggarakan Rp. 160.914.797.807 dan realisasinya Rp.579.033,727.070 (89,62%) dan

belanja modal dianggarkan Rp.160.914.797.807 dan relisasi Rp. 149.886.535.906 (93,15%). Belanja tak terduga dianggarkan Rp. 5.000.000.000 dan terealisasikan Rp 0 . Pembiayaan setelah perubahan

TA. 2008 terdiri dari penerimaan daerah dianggarkan Rp. 117.764.858.047 ralisasinya Rp. 115.779.858.047 (98,31%) dan pengeluaran daerah danggarkan Rp. 15.193.757.000 ralisasinya Rp. 10.528.205.475 (69,29%). Dari peneluaran daerah yersebut terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran

tahun berkenaan dianggarkan sebesar Rp. 0 dan terelisasikan Rp. 103.782.305.568.

Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2007-2008

Uraian 2007 2008

1. Aparatur Daerah 2. Pelayanan Publik 3. Belanja Bagi hasil &

bantuan Keuangaan 4. Belanja Tidak Terduga

107.531.629.865 473.571.546.088 37.358.777.194 1.527.581.140 149.886.535.905 578.033.727.070 43.914.100.765 0 Jumlah 619.989.543.287 772.834.363.740

Sumber : BPS kabupaten Karanganyar, 2009

Dari tabel tersebut maka dengan demikian kinerja keuangan kabupaten Karanganyar cukup baik, karena 76,38% anggaran belanja daerah pada tahun 2007 digunakan untuk kepentingan pelayanan publik artinya pemerintah daerah memprioritaskan kebutuhan masyarakat, dan terbesar kedua sebesar 17,34 % digunakan untuk belanja aparatur daerah, artinya aggaran belanja tersebut digunakan untuk operasional pemda, demi kelancaran pembangunan daerah. Pada tahun 2008 seiring dengan meningkatnya jumlah realisasi anggaran belanja maka 74,79% digunakan untuk pelayanan publik dan untuk aparatur daerah sebesar 19,39% artinya untuk kinerja realisasi anggaran belanja kabupaten Karanganyar cukup baik karena anggaran tersebut paling besar dialokasikan untuk pelayanan publik dan selajutnya untuk aparatur

daerah yang digunakan sebagai penunjang pelayanan terhadap publik dan pembangunan daerah.

b). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator keberhasilan pembagnunan di Kabupaten Karanganyar adalah diukur dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pada tahun 2006 Kabupaten Karanganyar atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar 6.904.990,49 (jutaan Rp) dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar 4.654.054,50 (jutaan RP). Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh perkembangan PDRB, pada tahun 2006, ADHB sebesar 10,93% dan ADHK sebesar 5,74%.

Tabel 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008

Tahun PDRB Adhb PDRB Adhk

Jumlah (Juta Rp) Laju pertumbuhan (%) Jumlah (Juta Rp) Laju pertumbuhan (%) 2004 5.048.378,68 13,97 3.970.278,92 5,98 2005 6.621.289,46 11,35 4.188.330,50 5,49 2006 6.224.781,84 10.74 4.401.301,74 5,08 2007 6.904.990,49 11,59 4.645.054,50 5,74 2008 6.679.675,35 11,22 4.921.454,72 5,75 Sumber : BPS Karanganyar, 2009

Jika dilihat dari sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maka sektor industri pengolahan mempunyai kontribusi yang paling besar, yaitu 47,62%%, sektor pertanian 21,28%%, sektor perdagangan 11,42%, sektor

jasa-jasa 7,73% sedangkan sektor-sektor lain kurang dari 5%. Pada tahun 2008 kontribusi sektor pengolahan masih menjadi yang terbesar yaitu sebesar 46,59%, artinya terjadi penurunan kontribusi sektor pengolahan akan tetapi pada sektor pertanian yang mengalami peningkatan, kontribusinya sebesar 22,15% sedangkan pada sektor-sektor seperti perdagangan, jasa-jasa mengalami peningkatan dari tahun 2007 akan tetapi tidak signigikan masih berkisaran angka 8% sampai 11%.

Jika dilihat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) maka pada tahun 2007 sektor pengolahan masih menjadi sektor unggulan yaitu dengan kontribusi sebesar 52,87% dan 19,46% yaitu kontribusi dari sektor pertanian dan untuk sektor jasa yaitu sebesar 8,03% dan sektor lainya kurang dari 5%. Untuk tahun 2008 PDRB ADHK mengalami peningkatan tetapi kontribusi sektor pengolahan mengalami penurunan dari tahun 2007, kontribusinya menjadi 52,08%. Sektor pertanian mengalami peningkatan, kontribusinya sebesar 20,07 dan sektor bangunan, air, listrik, gas dan bangunan kontribusinya menjadi yang terendah yang belum mencapai 5% dari total PDRB.

Laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku paling tinggi dicapai pada tahun 2004 sebesar 13,97%, sektor-sektor usaha baik perdagangan dan industri pengolahan mempunyai peran yang sangat besar. Selanjutnya yang paling rendah adalah pada tahun 2006 sebesar 10,74%, dan tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun-tahun berikutnya dan pada tahun 2008 mencapai 11,22%. Untuk PDRB Atas Dasar

Harga Konstan laju pertumbuhan tidak befluktuasi secara tajam rata-rata > 5%, yaitu tertinggi pada tahun 2004 sebesar 5,98% dan terendah pada tahun 2006 yaitu 5,08% dan selanjutnya pada tahun 2008 laju pertumbuhan sebesar 5,75%. Dengan demikian sesuai dengan tabel tersebut pada tahun 2008 atas dasar harga belaku sebesar 6.679.675,35 juta rupiah dan atas harga konstan 4.921.454,72 juta rupiah, maka terjadi peningkatan 1,52 kali untuk PDRB atas dasar harga berlaku dan 1,24 kali untuk PDRB atas dasar harga konstan. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa pembangunan dibidang perekonomian di kabupaten Karanganyar memang terjadi peningkatan yang belum cukup signifikan, akan tetapi terdapat potensi untuk mengarah pada perbaikan perekonomian Kabupaten Karanganyar.

c). Inflasi

Tabel 4.4 Inflasi Kab. Karanganyar

Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

Inflasi 5,31 14,2 6,41 4,09 10,83

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Selama tahun 2008 inflasi di kabupaten Karanganyar mencapai 10,83%. Inflasi tertinggi jatuh pada bulan Juni, sebesar 2,34% dan terendah pada bulan Desember -0,54%. Penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok bahan makanan mencapai 20,17%, kemudian kelompok kesehatan sebesar 13,55%, dan ketiga adalah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 9,28%. Sedangkan penyumbang terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi olah raga yaitu 2,49 dan kelompok sedang sebesar 3,23%.

masyarakat, tidak lepas dari peran investasi baik dalam bidang usaha besar, kecil maupun menengah. Peran pemerintah sebagai regulator perekonomian daerah, menyediakan fasillitas terutama perdagangan bagi masyarakat menengah kebawah. Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 telah mempunyai pasar sebagai aktivitas utama ekonomi bagi masyarakat, dengan jumlah mencapai 50 unit, dengan uraian jumlah toko atau warung sebanyak 9.157 unit, KUD 17 unit dan Koperasi simpan pinjam 783 unit.

B. Analisis Data

1. Analisis Kinerja Pajak Penerangan Jalan Di Kabupaten Karanganyar

Pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Karanganyar diatur dalam Peraturan daerah Nomor 16 Tahun 2002, sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah Kab. Karanganyar. Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemda. Mekanisme pemungutan pajak penerangan jalan dengan cara With Holding System yaitu sistem pemungutan pajak yang dipungut oleh pemungut pajak pada sumbernya. Untuk melaksanakan pemungutan pajak penerangan jalan tersebut, tugas tersebut dilaksanakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ketentuan perhitungan pajak penerangan telah diatur dalam peraturan daerah, yaitu biaya beban ditambah dengan biaya pemakaian atau dalam rekening listrik tercatat volume atau realisasi penjualan listrik dikalikan tarif pajak masing-masing golongan. Terdapat empat golongan pengguna listrik dari PLN, yaitu Pemerintah (P), Rumah tangga (R), Industri (I), dan Sosial (S).

Penerapan pajak penerangan jalan hanya dikenakan pada 3 (tiga) golongan wajib pajak yaitu Rumah tangga, Industri dan Bisnis. Untuk golongan lainya tidak di wajibkan untuk membayar pajak tersebut karena hasil dari pajak tersebut memang digunakan untuk pembiayaan listrik pemerintah dan sosial. Sampai pada tahun ini, penerapan pajak penerangan jalan untuk ketiga golongan sebesar 9%, tercantum dalam peraturan daerah Kabupaten Karanganyar No. 16 Tahun 2002.

Dokumen terkait