B. Pengujian keefektifan model dan target
3. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar Psikomotor peserta didik dilakukan pula dalam setiap pembelajaran dengan mengisi lembar observasi oleh observer. Hasil belajar psikomotor yang diamati, yaitu kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan membuat mind mapping, dan kerja sama kelompok. Pengisian lembar observasi dilakukan pada uji coba terbatas maupun uji coba lebih luas. Hasil yang didapat pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu mencapai 84,6%, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja mencapai 94,6 % dan pada uji coba luas di SMA Nurul Hikmah Jonggol mencapai 91,2
%. Data di atas menunjukkan hasil belajar Psikomotor peserta didik sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 2,67. Hasil belajar psikomotor yang teramati memperlihatkan perubahan peserta didik menjadi dapat mengeluarkan pendapat, dapat membuat mind mapping setelah mendapat pengalaman belajar. Dengan demikian, hasil belajar psikomotor tersebut sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Simpson bahwa hasil belajar psikomotor merupakan perubahan tindakan peserta didik dalam bentuk keterampilan.
82 3. Antusiasme Belajar Peserta didik
Penelitian research and development (r&d) yang dilakukan di 3 sekolah memerlukan pengamatan antusias peserta didik dalam belajar sebagai tambahan perolehan data selain hasil belajar peserta didik. Hasil antusiasme peserta didik dapat dilihat dari data di bawah ini.
Tabel 4. Persentase Antusiasme Belajar Peserta Didik No. Nama Sekolah/
Uji Coba
Persentase (%)
Tindakan 1 Tindakan 2 Rata-rata 1 SMA Negeri 1 Cariu
(uji coba terbatas) 88,03 92,02 90,03
2 SMA Negeri 1 Sukaraja
(uji coba luas) 94,29 96,70 95,5
3 SMA Nurul Hikmah Jonggol
( uji coba luas) 95,75 97,71 96,7
Berdasarkan tabel 13, diketahui pada pertemuan pertama uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu nilai rata-rata on task adalah 88,03% dan nilai rata-rata off task adalah 11,97 %, sedangkan pada pertemuan kedua uji coba terbatas nilai rata-rata on task adalah 92,02% dan nilai rata-rata off task adalah 7,98 %. Pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja nilai rata-rata on task adalah 94,29% dan nilai rata-rata off task adalah 5,71 %, sedangkan pada pertemuan kedua uji coba luas nilai rata-rata on task adalah 96,70% dan nilai rata-rata off task adalah 3,30 %. Pada uji coba luas di SMA Nurul Hikmah Jonggol nilai rata-rata on task adalah 95,75% dan nilai rata-rata off task adalah 4,25 %, sedangkan pada pertemuan kedua uji coba luas nilai rata-rata on task adalah 97,71% dan nilai rata-rata off task adalah 2,29 %.
Setelah melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan uji coba terbatas dan tindakan uji coba luas perhatian siswa terhadap proses pembelajaran terus meningkat dan menggambarkan tentang pembelajaran yang berjalan dengan sangat kondusif dan penerapan model pembelajaran ALAMI berjalan dengan baik.
83 4. Hasil Kuisioner Peserta didik
Hasil penyebaran kuisioner kepada peserta didik setelah pembelajaran berlangsung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat menarik, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 34 peserta didik menyatakan ya dan 5 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 33 peserta didik menyatakan ya dan 4 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol seluruh peserta didik menyatakan ya.
b. Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini membuat saya lebih mudah menangkap pelajaran, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 33 peserta didik menyatakan ya dan 6 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 35 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 32 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak.
c. Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, membuat saya lebih berani mengemukakan pendapat, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 25 peserta didik menyatakan ya dan 14 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 32 peserta didik menyatakan ya dan 5 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 31 peserta didik menyatakan ya dan 3 peserta didik menyatakan tidak.
d. Saya lebih mudah mengerjakan soal Sel dengan cara belajar seperti ini, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 34 peserta didik menyatakan ya dan 5 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1
84 Sukaraja sebanyak 32 peserta didik menyatakan ya dan 5 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 25 peserta didik menyatakan ya dan 9 peserta didik menyatakan tidak.
e. Saya ingin topik lain diajarkan seperti ini, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 36 peserta didik menyatakan ya dan 3 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 34 peserta didik menyatakan ya dan 3 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 24 peserta didik menyatakan ya dan 10 peserta didik menyatakan tidak.
f. Cara belajar seperti ini membuat saya senang belajar, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 35 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 35 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 30 peserta didik menyatakan ya dan 4 peserta didik menyatakan tidak.
g. Cara belajar seperti ini, membuat saya berani mengajukan pertanyaan pada guru maupun teman, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 29 peserta didik menyatakan ya dan 10 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 27 peserta didik menyatakan ya dan 10 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 33 peserta didik menyatakan ya dan 1 peserta didik menyatakan tidak.
h. Cara belajar seperti ini, menumbuhkan sikap kreatif, kritis, berpikir ilmiah, dan kerja sama, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 37 peserta
85 didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 35 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 32 peserta didik menyatakan ya dan 2 peserta didik menyatakan tidak.
i. Saya lebih suka belajar berkelompok dari pada belajar sendiri-sendiri, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 33 peserta didik menyatakan ya dan 6 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 31 peserta didik menyatakan ya dan 6 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 28 peserta didik menyatakan ya dan 6 peserta didik menyatakan tidak.
j. Belajar kelompok membuat saya lebih mudah mengerjakan soal-soal, pada uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Cariu sebanyak 32 peserta didik menyatakan ya dan 7 peserta didik menyatakan tidak, pada uji coba luas di SMA Negeri 1 Sukaraja sebanyak 30 peserta didik menyatakan ya dan 7 peserta didik menyatakan tidak sedangkan di SMA Nurul Hikmah Jonggol sebanyak 29 peserta didik menyatakan ya dan 5 peserta didik menyatakan tidak.
Berdasarkan hasil jawaban kuisioner kepada peserta didik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pengembangan model ALAMI berlangsung sangat menarik dan menyenangkan, peserta didik lebih mudah menangkap materi, peserta didik mudah dalam mengungkapkan pendapat, dan mengerjakan soal. Pendapat lain berdasarkan kuisioner kepada peserta didik bahwa Pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran ALAMI membuat peserta didik berani mengajukan pertanyaan, menumbuhkan sikap kritis, berpikir ilmiah dan kerja sama, dan
86 peserta didik menginginkan materi lain diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ALAMI.
Berdasarkan temuan penelitian dilapangan, analisis data, dan refleksi pada setiap uji coba yang dilakukan, reserach and development (R&D) menghasilkan model pembelajaran terekomendasi yaitu Model Pembelajaran ALAMI (Accelerated Learning, Mind Mapping) dengan media pembelajaran multimedia interaktif.
Gambar 16. Model Pembelajaran ALAMI Gambar 12. Hasil inovasi model pembelajaran
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran ALAMI terekomendasi dan berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif,
INPUT 1. Peserta
didik SMA kelas XI 2. Guru mata
pelajaran Biologi 3. Kurikulum
mata pelajaran Biologi
PROSES
1. Guru Menyampaikan indikator pembelajaran, kegiatan ini bertujuan peserta didik dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai dan sejauh mana indikatornya dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Peserta didik berkumpul dan duduk dengan kelompoknya, pembagian kelompok berdasarkan karakteristik peserta didik dan menduduki tempat yang telah ditentukan oleh guru
3. Guru menampilkan tayangan flash/video/ gambar tentang sel prokariotik dan eukariotik sebagai pengantar. kegiatan ini dapat memicu dan memotivasi pikiran peserta didik untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari
4. Peserta didik mengamati gambar sel prokariotik dan eukariotik yang ditayangkan oleh guru
5. Guru memfasilitasi pertanyaan peserta didik dengan melibatkan seluruh peserta didik dan peserta didik diharapkan mengajukan pertanyaan dari tayangan yang ditampilkan guru. kegiatan ini bertujuan peserta didik mendapatkan informasi awal dari materi yang akan dipelajari
6. Pembagian kerja dalam tim dan memastikan setiap anggota menguasai pelajaran
7. Menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik dengan memberikan tugas membuat mind mapping sederhana tentang materi yang diberikan
8. peserta didik Membaca lembar kerja yang diberikan guru
9. Setiap peserta didik pada kelompok harus menguasai materi yang telah didapat dan harus menjelaskan kembali pada kelompok lain dengan menggunakan Mind Mapping
10. Peserta didik mendiskusikan materi yang disajikan dalam Mind Mapping
11. Guru mengamati dan menilai jalannya diskusi
12. Guru mempersilakan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan cara dikocok baik kelompok atau materi yang akan disampaikan di depan kelas
13. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan menggunakan mind mapping dan peserta didik lainnya mencatat apa yang telah disampaikan
14. peserta didik lainnya melengkapi kekurangan yang disampaikan 15. Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberi penegasan pada materi yang telah dipelajari
16. Guru melakukan post test/ penilaian akhir
OUTPUT 1. Meningkat
kan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor 2. Meningkat
kan antusiasme peserta didik
87 afektif dan psikomotor peserta didik. Model Pembelajaran ALAMI yang telah terekomendasi terdiri dari 3 tahap yaitu, input, proses dan output. Tahapan input dari model ALAMI adalah peserta didik SMA kelas XI (sebelas) IPA, guru mata pelajaran Biologi, dan kurikulum mata pelajaran Biologi.
Tahapan proses dalam model yang terekomendasi ini adalah dengan cara guru menyampaikan indikator pembelajaran, kegiatan ini bertujuan peserta didik dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai dan sejauh mana indikatornya dapat dicapai oleh peserta didik, peserta didik berkumpul dan duduk dengan kelompoknya, pembagian kelompok berdasarkan karakteristik peserta didik dan menduduki tempat yang telah ditentukan oleh guru, guru menampilkan tayangan flash/video/ gambar tentang sel prokariotik dan eukariotik sebagai pengantar. kegiatan ini dapat memicu dan memotivasi pikiran peserta didik untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari, peserta didik mengamati gambar sel prokariotik dan eukariotik yang ditayangkan oleh guru, guru memfasilitasi pertanyaan peserta didik dengan melibatkan seluruh peserta didik dan peserta didik diharapkan mengajukan pertanyaan dari tayangan yang ditampilkan guru. kegiatan ini bertujuan peserta didik mendapatkan informasi awal dari materi yang akan dipelajari, pembagian kerja dalam tim dan memastikan setiap anggota menguasai pelajaran, menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik dengan memberikan tugas membuat mind mapping sederhana tentang materi yang diberikan, peserta didik membaca lembar kerja yang diberikan guru, setiap peserta didik pada kelompok harus menguasai materi yang telah didapat dan harus menjelaskan kembali pada kelompok lain dengan menggunakan mind mapping, peserta didik mendiskusikan materi yang disajikan dalam mind mapping, guru mengamati dan menilai jalannya diskusi, guru mempersilakan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan cara dikocok baik kelompok atau materi yang akan disampaikan di depan kelas,
88 perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan menggunakan mind mapping dan peserta didik lainnya mencatat apa yang telah disampaikan, peserta didik lainnya melengkapi kekurangan yang disampaikan , guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberi penegasan pada materi yang telah dipelajari, guru melakukan post test/ penilaian akhir
Hasil yang didapatkan dari pengembangan Model ALAMI untuk mata pelajaran Biologi adalah Keberhasilan dalam penilaian hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Antusiasme peserta didik meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan pengembangan model ALAMI.
Setelah serangkaian penelitian pengembangan model pembelajaran ALAMI selesai dilaksanakan, terdapat sejumlah saran yang dapat disampaikan, yaitu :
1. Para guru mata pelajaran Biologi yang ingin mengkolaborasikan model pembelajaran hendaknya menguasai dan meningkatkan pemahaman tentang model-model pembelajaran.
2. Setiap sekolah hendaknya memprakarsai penggabungan model pembelajaran dengan segala komponennya dan mencantumkannya dalam silabus mata pelajaran.
3. Pengembangan model ALAMI (Accelerated Learning, Mind Mapping) dengan media pembelajaran multimedia interaktif) dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai model penelitian dengan materi dan mata pelajaran lain dengan melakukan modifikasi sesuai dengan konteks dan permasalahan yang tengah dihadapi.
89 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani. Ridwan. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : PT.Bumi Aksara. 2014
Ali. Muhammad, ”Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik”, Jurnal Edukasi@elektro, Vol. 5, No. 1, 2009.
Binanto. Iwan. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta:
CV Andi Offset. 2010
Budimansyah, Dasim. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, Bandung:
Ganesindo. 2003
Buzan, T. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustakia Utama. 2013
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map untuk anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. VI. 2007
Djajalaksana. Yenni M, Accelerated Learning dalam proses pembelajaran dan E-Learning sebagai alat bantu pembelajaran,”Jurnal Informatika UKM”,Vol.
1,No.1,2005
Haviz. M “Research And Development”, Jurnal Penelitian Di Bidang Kependidikan Yang Inovatif, Produktif Dan Bermakna, Vol.16, No. 1, 2013
Haryati. Sri “Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian Dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal Inkuiri, Vol. 37, No. 1, 2012, http://jurnal.utm.ac.id/index.php/MID/article/view/13/11 diakses pada tanggal 23 maret 2015
http://www.alcenter.com/what_is.php, diakses 23 Maret 2015
Hudojo, H.,et al. Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas, 2002
Jamaludin. Rozinah. Multimedia dalam Pendidikan. Kuala Lumpur : PRIN-AD SDN.
BHD. 2005
Jensen. Eric dan Karen Makowitz. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super. Bandung: Kaifa. 2002
Jihad, Asep dan Suyanto. Menjadi Guru Profesional : Strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta : Esensi, erlangga group. 2013.
Maher, Angela. “Learning Outcomes in Higher Education: Implications for Curriculum Design and Student Learning”, Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education. Vol. 3, No. 2, 2004
90 Marnoko, Perbedaan model Kooperatif tipe Teams Games Tournament dan model Pembelajaran Konvensional Pada Hasil Belajar Ekonomi Mahasiswa FE UNPAB,
“Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu”, Vol.4 No2, 2011, p.614
Meier. Dave, The Accelerated Learning Handbook, a creative guide to designing and delivering faster, more efektif training program. United States : The Mcgraw-hill companies. 2000
Mulyana. Agus et.al. Belajar sambil mengajar. Bogor : CIFOR. 2008.
Porter, Bobbi De dan Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.2002
Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencna Prenada Media Group. 2009
Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV Wacana Prima.
2008
Ridhayani, ahyani dan binari manurung, “pengaruh model dan mediapembelajaran terhadap hasil belajar dan retensi siswa pada pelajaran biologi di SMP swasta Muhammadiyah serbelawan”,jurnal pendidikan Biologi; vol.1 no.3, 2010
Rose. Colin, K-U-A-S-A-I lebih cepat : Buku Pintar Accelerated Learning, Terj MASTER it Faster oleh Femmy Syahrani, Bandung : Kaifa, 2002
Rose. Colin dan Malcolm J. Nicholl. Accelerated Learning for the 21st century. New York : Bantam doubleday dell publishing group. 1997
Rose. Colin dan Malcolm J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI,. Bandung :Nuansa. 2002
Simamora. Ns. Roymond H. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC. 2008
Situmorang, Pasuria Cristine dan suciati. Research And Development.
http://terbangkania.com/2013/05/research-and-development.html (diakses pada tanggal 13 April 2015)
Solichah. Imroatus. Alat Peraga Untuk Tuna Rungu. Jakarta : Media Guru. 2014
Sudarmoyo, https://sudarmoyo78.wordpress.com/2013/07/14/penilaian-afektif-hasil-belajar-mandiri/, diakses pada tanggal 25 April 2015
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rusda Karya. 2001
Sudjudi. Bagod http://www.kakdolop.com/2015/03/apa-itu-biologi-dan-pengertiannya.html, Diakses pada tanggal 25 April 2015
91 Sugiarto. Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan
Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
2011
Sukmadinata. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011
Susilana. Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
2009
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. 2009
Wiyono. K et.al, “Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Pendahuluan Fisika Zat Padat”, jurnal pendidikan fisika indonesia, No. 8, 2010.
W.R. Borg & Gall, M.D. Gall. Educational Research: An Introduction,seventh Edition.
New York: Longman. 2002