• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Komunikasi Persuasif

4. Teknik Komunikasi Persuasif Dalam Alquran

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mengandung ajaran yang komprehensif, meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan membimbing manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Apabila dikaji dari perspektif ilmu komunikasi Alquran dan hadits sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan, memuat ternyata memuat unsur-unsur pokok bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jika dikaji menggunakan pendekatan ilmu komunikasi,

Alquran mengandung ajaran tentang prinsip-prinsip komunikasi persuasif. Pernyataan tersebut memerlukan pengamatan secara seksama dan interpretasi dengan perspektif ilmu sosial khususnya komunikasi. Begitu pula hadis Nabi Muhammad SAW memuat prinsip-prinsip komunikasi. tersebut di dalam konteks agama Islam dapat pula dipahami dan dikategorikan sebagai bagian dari ilmu dakwah.

Indikator yang menunjukkan agama Islam syarat dengan prinsip-prinsip ajaran ilmu pengetahuan dibuktikan dengan kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan ajaran Islam dan dapat diterima oleh bangsa Arab yang waktu itu berada dalam kondisi jahiliah dan terkenal dengan watak mereka yang keras. Keberhasilan Rasulullah SAW dalam menjalankan misi dakwahnya diakui dan dicatat dalam sejarah dunia, diantaranya oleh seorang yang menyusun urutan orang-orang yang berpengaruh di dunia, Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia.

Karakteristik komunikasi persuasif yang ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan, jika dilihat dari perspektif Islam dapat dikategorikan pada dakwah Islam. Unsur-unsur yang terkandung dalam komunikasi persuasif menjadi dasar kegiatan dakwah karena dakwah secara etimologis berarti mengajak atau menyeru. Dakwah merupakan bagian dari tugas setiap muslim, dalam beberapa ayat Alquran disebutkan bahwa dakwah menuju jalan Allah SWT hukumnya wajib. Kewajiban ini didasari perintah melaksanakan dakwah disampaikan dalam bentuk fiil amr, yaitu perintah secara langsung sebagaimana yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 125. dakwah yang dimaksud dalam konteks yang relevan dengan komunikasi persuasif adalah dakwah bil-lisan atau dakwah.

Surat An-Nahl ayat 125 mengandung pengertian bahwa dakwah

merupakan proses berperilaku ke-Islaman yang melibatkan unsur da’i, pesan,

uslub (metode), wasilah (media), mad’u (yang didakwahi), dan tujuan. Perilaku

ke-Islaman itu, dari segi bentuknya antara lain berupa irsyad, (internalisasi dan bimbingan), tabligh (transmisi dan penyebarluasan), tadbir (rekayasa daya manusia), tatwir (pengembangan kehidupan muslim) dan aspek-aspek kultur

universal. Penjelasan Alquran yang diturunkan melalui istinbath (berpikir deduktif) menjadi teori utama ilmu dakwah.

Tabligh merupakan suatu penyebarluasan ajaran Islam yang memiliki ciri-ciri tertentu. Ia bersifat masal, seremonial, bahkan kolosal. Ia terbuka bagi beragam kegiatan sosial dari berbagai kategori. Ini berhubungan dengan peristiwa penting dalam kehidupan manusia secara individual atau kolektif. Ia berkaitan dengan , perseorangan, keluarga, satuan jamaah atau instansi. Adapun fungsi ilmu dakwah Menurut Sambas adalah (a) Mentransformasikan dan menjadi manhaj (kaifiyah) untuk mewujudkan ajaran Islam menjadi tatanan khairu ummah, (b) mentransformasikan iman menjadi amal shaleh jamaah; (c) membangun dan mengembalikan manusia pada keadaan fitri, meluruskan tujuan hidup manusia, meneguhkan fungsi khilafah manusia meurut Alquran dan Sunnah. Oleh karena itu ilmu dakwah dapat dipandang sebagai ilmu perjuangan umat Islam dan ilmu rekayasa masa depan umat dan peradaban Islam.

Sebagaimana yang telah kita tela’ah tentang komunikasi persuasive beserta pengertiannya, maka ada beberapa teknik yang lazim kita ketahui bersama untuk menjalankan perencanaan komunikasi persuasive. Diantaranya dalam Surah An-Naml: 50 yaitu:

Perencanaan komunikasi persuasif

ا َكَمَ

َ ع ۡشَي ََ ۡم هَ ا ۡكَم اَن ۡ َكَمَ ا ۡكَم

١٥

Artinya: Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.

Agar komunikasi tersebut mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang.Perencanaan yang dimaksud ialah dalam pengelolaan pesan. Dengan tahapannya:

1) Harus sudah jelas siapa yang menjadi sasaran komunikasi.

2) Jika menggunakan media, maka diperkirakan media apa yang tepat untuk

digunakan.

3) Menata/mengelolah pesan, di mana pesan tersebut harus sudah jelas isinya

Adapun fungsi dari teknik ini ialah seorang komunikan lebih dapat mempersiapkan materi yang akan disampaikannya berdasarkan situasi, kondisi dan domisili komunikan. Sehingga, tercapainya tujuan komunikan dalam rangka memberikan pesan yang memiliki konsep secara teratur dan berdasarkan aturan syar’i. tenik perencanaan ini juga akn memudahkan komunikan sebagai penyampai pesan.

Sehubungan dengan perencanaan pesan dalam proses komunikasi persuasif, berikut adalah teknik-teknik yang dapat dipilih:

a. Teknik Asosiasi

Penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh kalangan bisnis atau kalangan politik. Misalnya ketika Rudy Hartono dan Liem Seiw King berada dipuncak ketenarannya, maka produser film langsung memintanya untuk berperan dalam film. Bagi produser tidak peduli, apakah Rudy dan King bisa main atau tidak; yang penting permunculannya, yang diperkirakan akan menghasilkan uang banyak.

b. Teknik Integrasi

Kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan. Ini berarti bahwa, melalui kata-kata verbal atau nonverbal, komunikator menggambarkan bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan. Teknik ini biasa digunakan oleh redaktur surat kabar dalam

menyusun tajuk rencana. Di situ selalu dikatakan “kita”, bukan “kami”, yang

berarti pemikiran yang dituangkan ke dalam tajuk rencana bukan hanya pemikiran redaksi saja, melainkan juga pendapat para pembaca.

c. Teknik Ganjaran

Kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-ngiming hal yang menguntungkan atau yang menjajikan harapan. Di mana berdaya upaya untuk menumbuhkan kegairahan emosional. Sebagaimana dalam Surah At-Tiin: 4-6:

اَنۡقَلَخ ۡ َقَل

َنَسنِ ۡۡ

ميِوۡقَت ِنَس ۡحَأ ٓيِف

٤

م ث

َنيِلِفَس َلَف ۡسَأ هَن ۡدَدَ

١

َِإ

َنيِ ل

او لِ َعَ او نَماَء

ِتَحِلصل

و ن ۡ َم ۡيَغ ٌ ۡجَأ ۡم َلَف

Artinya:“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

d. Teknik Tataan

Ialah upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut. Teknik ini digunakan hanya untuk memperindah pesan agar menarik, dan tidak mengubah bentuk yang dimaksudkan hanya agar komunikan lebih tertarik hatinya. Komunikator sama sekali tidak membuat fakta pesan menjadi cacat. Faktanya sendiri tetap utuh, tidak diubah, tidak ditambah, dan tidak dikurangi.

e. Teknik Red-Herring

Ialah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan

senjata ampuh dalam menyerang lawan.28 Hingga sebelumnya diperlukan

persiapan dengan matang. Sebagaimana dalam Surat Yasiin ayat 14:

ِۡإ

مِ ۡيَلِإ ٓاَنۡلَس ۡ َأ

ِنۡيَنۡث

َ و لَس ۡ م م كۡيَلِإ ٓانِإ آو لاَقَف ثِلاَثِب اَن ۡ زَعَف اَ هو ب َكَف

٥٤

Artinya: “ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu

mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".