• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PELAKSANAAN TES HASIL BELAJAR

Dalam dokumen Penyusunan Alat Tes Hasil Belajar (Halaman 31-35)

Teknik dalam pelaksanaan tes hasil belajar di sini terbagi menjadi tiga teknik, yaitu secara tertulis (tes tulis), secara lisan (tes lisan) dan tes perbuatan.

Dalam tes tertulis, semua soal-soal yang diberikan secara tertulis dan jawabannya juga tertulis. Pada tes lisan, yaitu semua dilakukannya secara lisan dan jawabannya secara lisan pula.4 Adapula soal-soal yang diberikan secara lisan, tetapi jawabanya secara tertulis dalam waktu yang telah ditentukan. Sedangkan tes perbuatan dalam bentuk soalnya yaitu pemberian perintah atau tugas yang harus dilaksanakan oleh testee, dan cara penilaiannya setelah testee itu selesai mengerjakan tugas tersebut.

4 http://kauhumairah.blogspot.com/2011/02/teknik-penyusunan-dan-pelaksanaan-tes.html

1. Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis

Dalam melaksanakan tes tertulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

 Pilihlah ruangan yang tidak mengganggu para testee yang jauh dari keramaian, kebisingan, suara hiruk pikuk, dan lalu lalang orang lain. dan sebaiknya didepan ruangan tes dipasang papan pemberitahuan. Hal ini dilakukan agar para testee mendapat ketenangan dalam mengerjakan tes.

 Ruangan tes tidak terlalu sempit, harus cukup longgar dan tempat duduk diatur sedemikian mungkin.5 Jangan terlalu dekat jarak tempat duduk yang satu dengan yang lain dan jangan terlalu jauh, agar tercegahnya kerja sama yang tidak sehat diantara testee.

 Ruangan tes sebaiknya memiliki system pencahayaan dan pertukaran udara yang baik. Ruangan tes jangan terlalu gelap atau remang-remang, karena hal ini dapat menyulitkan testee untuk membaca soal tes dan menjawabnya, dan juga bagi tester atau pengawas untuk menunaikan tugasnya.

 Jika dalam ruangan tes tidak terdapat meja tulis atau alas untuk penulis, sebaiknya disiapkan terlebih dahulu alas tulis yang terbuat dari triplex, harboard, atau alat bahan lainnya, sehingga testee tidak menggunakan paha kakinya untuk alas tulis.

 Soal yang diberikan hendaknya dibalik terlebih dahulu, agar semua testee dapat mengerjakannya secara bersamaan. Dan sebaiknya tester atau pengawas memberi pemberitahuan terlebih dahulu sebelum soal itu dibagikan.

 Dalam mengawasi jalannya tes, sebaiknya para tester atau pengawas berlaku wajar. Artinya, tester jangan terlalu sering berjalan dalam ruangan, sehingga mengganggu konsentrasi testee. Sebaliknya, tester pun jangan terlalu sering duduk, sehingga memungkinkan para testee bekerja sama atau menyontek. Jika pengawas lebih dari satu orang,

5 http://www.rahmawatibeddu.com/tehnik-pelaksanaan-evaluasi-hasil-belajar.html

sebaiknya jangan terlalu bercakap-cakap yang dapat mengganggu jalannya tes. Dengan demikian pelaksanaan tes dapat berjalan dengan lancar, tidak terlalu longgar dan tidak terlalu mencekam.

 Bagi para tester atau pengawas, sebelum berlangsungnya tes sebaiknya terlebih dahulu memberitahukan sanksi bagi testee yang berbuat curang. Sanksi itu dapat berupa, dikeluarkan dari kelas, soalnya diambil atau disobek, atau dicoret soal jawaban testee tersebut.

 Sebagai bukti mengikuti tes, harus disiapkan daftar hadir yang ditanda tangani semua peserta tes. Dan sebaiknya dalam mngedarkan daftar hadir ini jangan mengganggu ketenangan testee.

 Jika waktu telah habis dan berbunyi, hendaknya testee menghentikan pekerjaannya dan meninggalkan ruangan tes. Dan tester segera mengambil lembaran-lembaran soal dengan teliti, apakah jumlah lembaran tersebut sama dengan jumlah di dalam daftar hadir.

 Untuk mencegah berbagai kesulitan di kemudian hari, pada berita Pelaksanaan Tes harus dituliskan secara lengkap berapa orang yang mengikuti tes dan berapa orang yang tidak mengikuti tes dengan menuliskan identitas-identitasnya (nomor urut, nomor induk, nomor ujian, nama, dan sebagainya).

2. Teknik Pelaksanaan Tes Lisan

Dalam tes lisan pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

 Sebelum tes lisan dimulai, tester sebaik sudah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diujikan, agar testee terlebih dahulu untuk belajar dan dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun kontruksinya.

 Setiap butir soal yang telah ditetapkan, juga harus disiapkan sekaligus pedoman atau ancar-ancar jawaban betulnya.6 Hal ini dilakukan agar

6 http://bengkelpendidikan.blogspot.com/2010/04/teknik-pelaksanaan-tes-hasil-belajar.html

tester mempunyai kritea dalam memberikan skor atau nilai kepada testee.

 Para tester atau pengawas jangan sekali memberikan nilai atau skor setelah seluruh testee menjalani tes lisan. Seharusnya dan sebaiknya memberikan skor atau nilai saat masing-masing testee selesai tes lisan.  Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi. Tester harus menyadari bahwa yang dihadapannya adalah testee yang sedang “diukur” dan “dinilai” prestasi belajarnya setelah mereka menempuh proses pembelajaran dlam jangka waktu tertentu. Dengan demikian apabila testee menjawab soal tes yang dibrikan itu menyimpang dari kritea-kritea yang sudah ditentukan, jangalah disalahkan dan jangan sampai diperdebatkan yang dapat mengakibatkan kegiatan evaluasi berubah menjadi kegiatan diskusi.  Bagi tester jangan sekali-kali memberikan “angin segar” atau

“memancing-mancing” dengan kata-kata atau dengan kode-kode yang yang bisa membantu testee. Dan sekali-kali tester tidak adil dalam member nilai atau skor karena alasan “kasihan”. Pada hakikat adalah “mengukur” dan bukan “membimbing” testee.

 Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Makna disini, bahwa tester dalam mengajukan pertanyaan jangan sampai membuat testee tersebut takut, gugup, atau panik. Karena itu, tester harus menggunakan kata-kata yang halus, yang dapat dimengerti oleh testee. Penggunaan kalimat-kalimat yang bersifat “Menteror” yang dapat menimbulkan tekanan psikis pada diri testee.

 Sebaiknya tester harus mempunyai pedoman atau ancar-ancar yang pasti barapa lama atau berapa waktu yang disediakan bagi tiap peserta tes dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan dalam tes lisan. Alokasi waktu harus tepat antara testee yang satu dengan testee yang lainnya.

 Pentanyaan yang diajukan haruslah bervariasi, dalam arti bahwa sekalipun pertanyaan inti persoalan itu sama, anmun cara pengajuan

pertanyaannya dibuat berlainan atau beragam. Hal ini dilakukan, agar testee yang selanjutnya tidak mendapatkan yang lebih mujur daripada testee yang sebelumnya.

 Sejauh mungkin tes lisan ini diusahakan secara individu (satu demi satu). Hal ini dilakukan agar tidak menurunkan mental testee yang lain.

Dalam dokumen Penyusunan Alat Tes Hasil Belajar (Halaman 31-35)

Dokumen terkait