• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Soegiyono, “Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”.11

Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi, perpanjangan waktu pengamatan dan kecermatan pengamatan.12 Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Triangulasi

Dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai dan berbagai waktu. Yang terdiri dari :

9

Soegiyono, op.cit, h. 335

10

Arifin Zainal, Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2011), h. 21

11

Soegiyono, op.cit, h. 365

12

a. Triangulasi sumber

Yaitu untuk mrnguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi Teknik

Yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi Waktu

Yaitu dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

2. Perpanjangan waktu pengamatan

Teknik pengujian keabsahan data ini dilakukan dengan cara peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber daya yang pernah ditemui maupun yang baru.

3. Kecermatan Pengamatan

Teknik pengujian keabsahan ini dilakukan dengan meningkatkan ketekunan yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan

56 A.Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat Kelompok Belajar Ar-Rahman

Kelompok belajar Kejuruan Ar-Rahman mengawali kiprahnya di tahun 2008 melalui penyelenggaraan pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga pekerja in-formal/kurang mampu di kawasan Bumi Bintaro Permai Jakarta Selatan. Kelompok belajar kejuruan ini, dalam pelaksanaanya sama dengan konsep pelaksanaan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, akan tetapi kelompok belajar ini statusnya belum diakui oleh pemerintah. Meskipun begitu, kelompok belajar ini telah mengeluarkan sertifikat bagi setiap angkatannya dalam rangka membantu para siswanya dalam mencari pekerjaan. Kelompok belajar ini didirikan atas gagasan bapak Rahman Husen. Setelah beliau berdiskusi dengan masyarakat, akhirnya mereka menyetujui untuk mendirikan kelompok belajar yang dalam pelaksanaanya seperti Sekolah Menengah Kejuruan. Pada awalnya yang didirikan adalah pesantren, karena memang warga komplek perumahan menginginkan ada yang mengurusi kegiatan di masjid. Akan tetapi seiring dengan kebutuhan masyarakat, akhirnya didirikanlah kelompok belajar kejuruan yang pelaksanaannya seperti Sekolah Menengah Kejuruan. Sebelumnya kelompok belajar tersebut melaksanaan proses pendidikannya seperti Sekolah Menengah Atas, akan tetapi pada angkatan kedua sekolah tersebut berubah menjadi kelompok belajar yang bernama Sekolah Menengah Kejuruan Ar-rahman. Kelompok belajar tersebut berubah, mengingat pentingnya dunia usaha dalam perekrutan tenaga kerja. Oleh karena itu, kelompok belajar kejuruan Ar-Rahman memberikan jalan dan memberikan keluasan dalam menerapkan akuntansi yang sangat berguna baik bagi pihak perusahaan kecil, menengah ataupun besar.

Sebelum berganti nama, kelompok belajar ini awalnya hanya memiliki satu kelas/ruang belajar, namun seiring dengan adanya tahun ajaran baru

sehingga siswa Ar-Rahman pun ikut bertambah akan tetapi ruang kelas hanya satu. Mirisnya pada saat itu, 1 (satu) kelas dihuni oleh 3 kelas, pihak sekolah mengaturnya melalui pembagian penggunaan kelas. Jika hari senin kelas 1 masuk pagi, maka siswa kelas 2 masuk siang, dan kelas 3 libur. Hari Selasanya kelas 3 masuk pagi, kelas 2 masuk siang dan kelas 1 libur, terus berlangsung seperti itu sampai angkatan kedua.

Pada akhirnya, ada orang-orang yang berjiwa sosial/dermawan yang ingin membuatkan kelas yang layak dan nyaman untuk tempat belajar siswa/i kelompok belajar Ar-rahman. Pada saat ini, kelompok belajar Ar-Rahman telah memiliki beberapa donatur tetap dan tidak tetap. Biaya operasional kelompok belajar seperti gaji guru, seragam anak-anak dan yang lainnya itu dibiayai oleh para donatur. Kiprah kelompok belajar Ar-rahman insya Allah akan berlanjut menjadi sebuah Yayasan rahman. Ijtihad pendirian kelompok belajar Ar-rahman untuk anak-anak dhuafa, didasarkan pada harapan agar di masa depan generasi yang telah terbangun lewat jendela pendidikan gratis ini kiranya dapat memutus mata rantai kemiskinan.

2. Struktur Organisasi Kelompok Belajar Kejuruan Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kelompok Belajar Kejuruan

Tabel 4.1 Data Pengajar Sekretaris Pelaksana Kelompok Belajar Guru kelas Wali kelas Siswa Kepala Pelaksana Kelompok Belajar Komite Kelompok Belajar

Tabel 4.1 Data Guru

No. Nama Jabatan Keterangan

1. H. Rahman Husen, SH.i Komite Sekolah S2 PTIQ 2. H. Harir Rijal Kepala Sekolah dan

Guru Bahasa Arab

Pengajar Darunnajah 3. Anas Murtadho Wakepsek dan guru

Public Speaking

Mahasiswa STIE MT

4. H. Aminudin Guru PAI dan Pendidikan

Kewarganegaraan

Pesantren

5. Ahmad Ghozin Wali kelas XI dan guru Akuntansi

Mahasiswa STIE-MT

6. Tono Guru Komputer UPI YAI

7. Dirman Wali kelas X dan guru akuntansi

Mahasiswa STIE-MT

8. Hilmi Afif Arrifqi Guru Bahasa Inggris Mahasiswa UIN Jakarta

9. Irot Rosita Guru Bahasa Inggris Mahasiswa UIN Jakarta

10. Ma’mun Muannas Wali kelas XII dan Guru akuntansi Mahasiswa STIE MT 11. Mamlu’atul Hikmah S.Pd Guru Bahasa Indonesia STAIN Purwokerto 12. Novi Mela Yuliani Guru Ekonomi Mahasiswa UIN

Jakarta

13. Noviatun Setiawan Guru Kewirausahaan Alumni Ar-Rahman

14. Nurul Khoiriah Guru Matematika Mahasiswa UIN Jakarta

15. Rahmat Akbar Guru kewirausahaan Universitas Pamulang 16. Riswan Guru Komputer dan

Ekonomi

Universitas Nasional

3. Visi dan Misi

a. Meningkatkan kualitas anak bangsa melalui pendidikan gratis. b. Memutuskan rantai kemiskinan.

c. Membantu pendidikan anak dhuafa dan miskin. d. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kerja.

4. Jumlah Siswa Tabel 4.2 Jumlah Siswa No Angkatan Jumlah 1. I (Satu) 21 2. II (Dua) 13 3. III (Tiga) 12 4. IV (Empat) 21 5. V (Lima) 17 6. VI (Enam) 10 7. VII (Tujuh) 14 TOTAL 108

5. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Ruang Kelas 3

3. Meja dan Kursi 65

4. Lab. Komputer 1

5. Komputer 10

B. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman, dengan merujuk kepada kisi-kisi instrumen, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pendidikan Nonformal di Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman

a. Karakteristik Kelompok Belajar

Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan nonformal pada jenjang pendidikan menengah, berupa pendidikan kejuruan dengan program ekstension yang diperuntukkan bagi para siswa yang tidak mampu menyelesaikan studinya pada tingkat/jenjang pendidikan tertentu. Kelompok belajar ini berbentuk Community Education yang merupakan pendidikan bagi kelompok-kelompok dalam masyarakat agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri, dengan cara merubah sikap mental dan pola berpikirnya, serta memiliki pandangan dan kebiasaan-kebiasaan baru.

Kelompok belajar tersebut merupakan pendidikan alternatif bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah formal, kelompok belajar ini juga merupakan bagian dari solusi dalam mengatasi permasalahan kesenjangan hak pendidikan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya untuk sekolah.

Pelaksanaan pendidikan bersifat terbuka, luwes dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa pendidikan nonformal merupakan proses pendidikan yang tidak terlalu terikat aturan yang ketat seperti pendidikan formal lainnya, karena sifat dari pendidikan nonformal itu

sendiri yang diselenggarakan memang untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan bagi masyarakat tertentu.

Salah satu cara untuk mewujudkan pelaksanaan pendidikan tersebut, maka kelompok belajar Kejuruan Ar-Rahman ini menyelenggarakan pendidikan secara gratis dan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kehidupan. Menurut Kepala Pelaksana kelompok belajar, hal tersebut bertujuan:

Untuk memberikan kesempatan kepada fakir miskin yang memiliki keinginan untuk maju, karena untuk maju itu realitanya diperlukannya ijazah. Ijazah tersebut diperoleh melalui pendidikan, akan tetapi mereka terbentur biaya dalam memperoleh pendidikan tersebut. Jadi kelompok belajar ini, didirikan untuk masyarakat luas tanpa mengenal latar belakang kehidupannya, yang penting anak tersebut memiliki motivasi untuk belajar.1

Kegiatan pendidikan dilaksankan layaknya Sekolah Menengah Kejuruan, akan tetapi banyak hal yang tentunya berbeda dengan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Kelompok belajar ini, memberikan ijazah kepada para lulusannya, ijazah tersebut sama dengan ijazah sekolah formal akan tetapi berbeda dalam logonya. Ijazah ini digunakan oleh para lulusannya untuk bekerja ataupun melanjutkan pendidikan. Ijazah tersebut tidak pernah dipertanyakan akan keasliannya, padahal seharusnya sebagai sebuah kelompok belajar yang statusnya belum diakui oleh pemerintah, tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan ijazah, dan jika hal tersebut tetap dilakukan maka nantinya akan menimbulkan pidana. Kelompok belajar tersebut, hanya cukup mengeluarkan sertifikat saja kepada para lulusannya. Kepala Pelaksana kelompok belajar menegaskan:

Saya akui, saya telah melakukan tindak pidana karena telah mengeluarkan ijazah tanpa izin pemerintah, jika memang saya akan dipidanakan, silahkan saja. Saya punya alasan kuat untuk menyatakan kebenaran. Pada akhirnya ijazah tersebut tidak pernah menjadi masalah dan para lulusan diterima saja untuk bekerja atau belajar di perguruan tinggi swasta.

1

Meskipun pelaksanaan pendidikannya seperti Sekolah Menengah Kejuruan, akan tetapi kurikulum yang digunakan adalah kurikulum tidak tertulis yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik tanpa mengikuti pedoman kurikulum dari Kementrian Pendidikan Nasional. Standar pelaksanaan pendidikan pun diterapkan seadanya, disesuaikan dengan kemampuan siswa dan gurunya. Meskipun begitu, dalam pelaksanaan kegiatan pendidikannya selalu melihat terhadap kebutuhan pasar dan tujuan umum pendidikan nasional.

Sarana dan prasarana di kelompok belajar ini pun masih sangat terbatas, banyak para peserta didik merasa minder dan malas untuk belajar disini karena kualitas pendidikannya masih sangat kurang, akan tetapi setelah melalui proses pengenalan, akhirnya mereka mulai nyaman dengan kelompok belajar tersebut dan merasa bangga dengan kelompok belajarnya. Kenyamanan mereka dapatkan karena mendapatkan teman yang senasib, serta di kelompok belajar tersebut hampir tidak ada jarak antara guru dan siswa, sehingga siswa bisa bertukar pikiran secara terbuka. Banyak juga siswa-siswanya yang keluar dari kelompok belajar tersebut karena kelompok belajar tersebut dianggap tidak memiliki masa depan, meskipun begitu banyak juga peserta didik yang merupakan pindahan dari sekolah formal lain.

Evaluasi pendidikan jarang sekali dilakukan meskipun ada pertemuan antara guru dengan pimpinan kelompok belajar, itu pun hanya dalam rangka silaturahmi atau acara-acara tertentu. Akan tetapi, jika memang ada hal yang perlu dibacarakan biasanya melalui musyawarah antara para pimpinan kelompok belajar dengan guru-guru.

Pada dasarnya, pendidikan nonformal bisa disetarakan dengan pendidikan formal, yaitu melalui akreditasi dari pemerintah yang bersangkutan. Akan tetapi, pendidkan nonformal ini belum mendapatkan akreditasi dari pemerintah, para pimpinan kelompok belajar memang memiliki keinginan dan sedang diusahakan untuk

akreditasi, akan tetapi selalu mendapatkan hambatan dari para birokrat terkait dengan persyaratan dan pembiayaan.

b. Kegiatan Pembelajaran

Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan hampir sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan, hanya berbeda dari segi fasilitas yang diberikan kepada peserta didik. Bahkan pada angkatan pertama dan angkatan kedua, sekolah hanya memiliki dua komputer dan itu dipakai kurang lebih oleh 20 siswa, sehingga pada saat itu pembelajaran komputer tidak maksimal. Akan tetapi untuk angkatan 3 dan 4, kelompok belajar tersebut sudah memiliki 15 unit komputer.

Kegiatan pembelajaran dimulai pada hari Senin s/d Jumat pada pukul 08.00-11.30. Materi yang diajarkan adalah Akuntansi, Ekonomi, Bahasa Inggris, Matematika, Pendidikan Agama Islam, Kewirausahaan, Komputer, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Public Speaking, selain itu mereka juga diajarkan cara bersosialisasi dengan masyarakat. Akan tetapi, kompetensi keahlian utama yang diberikan adalah Akuntansi.

Kebanyakan guru di kelompok belajar tersebut masih berstatus mahasiswa, sehingga terkadang mereka jarang masuk. Ada beberapa guru yang ketika tidak masuk, dia tidak memberikan tugas sehingga siswa tidak belajar pada jam pelajaran tersebut.

c. Kegiatan dan Sumber Belajar Penunjang Kompetensi Siswa

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu dan setiap masyarakat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku dalam penyelenggaraan pendidikan di kelompok belajar kejuruan Ar-Rahman yang memiliki segala keterbatasan dalam sarana dan prasarananya. Kelompok belajar ini tidak memiliki kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan tambahan di luar jam pelajaran. Pada saat angkatan pertama

dan kedua, kegiatan penunjangnya berupa les bahasa inggris, akuntansi dan mengaji sedangkan pada angakatan ke 3 dan ke 4 kegiatan tambahannya berupa mengaji dan pengayaan materi Matematika jika sudah mendekati Ujian Nasional. Adapun kegiatan lain berupa, latihan hadroh (jika ada undangan untuk tampil), dan motivasi dari komite ataupun kepala sekolah kelompok belajar. Untuk kegiatan mengaji, lebih bersifat bebas yaitu diperuntukkan bagi siswa yang mau belajar.

Meskipun begitu, pihak kelompok belajar tersebut memberikan Fasilitas penunjang kepada siswa yang benar-benar tidak mampu baik itu seragam, tas ataupun pekerjaan paruh waktu bagi siswa yang membutuhkan. Sumber belajar yang digunakan adalah buku KTSP 2006, internet atau sumber lainnya sesuai dengan kreativitas gurunya. Dalam Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru tidak menggunakan RPP ataupun silabus. Semua proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kreativitas masing-masing guru tanpa perencanaan secara tertulis. Buku sumber dipinjamkan kepada siswa secara bergantian, untuk sumber belajar biasanya mereka juga mencatat atau memfotocopy buku pelajaran.

Tujuan umum pendidikan dan pengajaran yang dilakukan sama halnya dengan tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan peserta didik baik dari segi moral, agama dan keterampilan. Sedangkan tujuan institusional dari sekolah tersebut yaitu untuk mempersiapkan para peserta didik dalam memasuki dunia kerja, melalui pemberian pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri..

Kompetensi yang diberikan kepada peserta didik meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Kompetensi tersebut sebagai modal untuk memenehuhi kompetensi kerja yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Pada akhirnya, kelompok belajar ini mempersiapkan peserta didiknya agar siap bekerja dan bersaing serta siap memenuhi pesanan pasar. Menurut penuturan Kepala Pelaksana Kelompok Belajar “Terkadang anak yang memiliki

kompetensi tinggi, ketika sudah bekerja mampu dikalahkan oleh anak yang memiliki keterbatasan ekonomi”. 2

Berdasarkan penjelasan dari kepala pelaksana, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh kelompok belajar tersebut dalam rangka membekali peserta didiknya untuk mengahadapi dunia kerja meliputi:

1) Mengubah pola pikir anak, dengan menstimulus mereka selama proses pembelajaran.

2) Seminar tentang narkoba dan kriminalitas dari PUSKESMAS dan Kepolisian.

3) Mendatangkan motivator, pada saat itu pernah mendatangkan penulis Novel Negeri 5 Menara yaitu Anwar Fuady.3

Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang berdasarkan pengalaman, dan memanusiakan peserta didik. Apalagi siswa di kelompok belajar Ar-Rahman merupakan siswa dengan latar belakang beragam, maka diperlukan adanya suatu kegiatan nyata untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan mereka.

4) Kompetensi Pengajar

Tenaga pengajar, pada umumnya berasal dari masyarakat umum, mahasiswa atau para santri Ar-Rahman sendiri. Para peserta didik, cukup puas dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru karena mereka memiliki ilmu dan wawasan luas jadi tidak hanya belajar teori saja tapi juga mempelajari dunia luar. “Sebagian besar guru di kelompok belajar kejuruan AR-Rahman merupakan mahasiwa, yang tentunya mereka sudah memahami ilmu-ilmu yang akan diajarkan kepada siswa di bangku perkuliahan, bahkan ketika ada kekurangan bahan ajar atau fasilitas pendidikan lainnya, mereka aktif mencari. Ini terjadi, karena orientasi mereka adalah ibadah”.4

2 ibid 3 ibid 4 ibid

Secara langsung, kelompok belajar ini tidak memberikan pembekalan atau kegiatan dalam rangka meningkatkan kinerja para gurunya. Akan tetapi, pimpinan kelompok belajar selalu menanamkan kepada para guru, bahwa mereka disini adalah ibadah, atau dikatakan berjihad. Hal tersebut dilakukan, agar para guru dalam mengajarnya selalu ikhlas, jika sudah ikhlas maka tanpa disuruh pun mereka akan kreatif sendiri. Kelompok belajar tersebut tidak pernah menuntut apapun kepada para guru seperti pembuatan RPP, Silabus dan sejenis perangkat pemebelajaran lainnya, karena memang mereka disini adalah relawan. Hanya bermodal keinginan saja, pimpinan kelompok belajar sudah bersyukur.

2. Profil Lulusan Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman

Para peserta Didik Ar-Rahman memilih belajar di kelompok belajar tersebut karena memang terkendala dengan biaya, meskipun ada yang berdasarkan keinginan hati. Mereka mendapatkan informasi sekolah gratis ini, dari kerabat atau tetangga terdekat.

Karakter utama para siswa ketika masuk kelompok belajar Ar-rahman adalah karakter orang yang tidak terarah dan tidak memiliki motivasi. Mereka bisa masuk ke kelompok belajar ini, karena memang tidak ada persyaratan khusus, yang penting siswa tersebut benar-benar tidak mampu dan memiliki motivasi untuk maju. Bahkan kelompok belajar tersebut, menerima siswa yang sudah memiliki anak, siswa yang dikeluarkan dari sekolah formal dan siswa yang sudah menunda sekolah selama 2 tahun. Hal tersebut dilakukan, karena pendidikan nonformal di negara berkembang bertugas sebagai pengganti yaitu untuk memberikan kecakapan kepada anak-anak yang tidak mengikuti sekolah, sehingga mereka memperoleh kecakapan yang setara dengan pendidikan formal.

Para siswa di Ar-Rahman, merupakan siswa yang berasal dari keluarga ekonomi lemah dan keluarga broken home. Meskipun memang di sekolah negeri biaya sudah digratiskan, akan tetapi masih saja ada biaya tambahan

dari sekolah dan susahnya masuk ke sekolah negeri karena NEM yang tidak memadai.

Pada tahun pertama belajar, anak-anak tersebut menunjukan kenakalannya yang memang sudah terbentuk di lingkungan keluarga seperti cara berbicara yang kasar, pemalas, mengkonsumsi minuman keras, merokok dan sebagainya. Akan tetapi ketika mereka memasuki tahun kedua, kenakalan yang mereka lakukan sudah mulai berkurang, mereka cenderung memiliki pola pikir yang positif.

Ketika ada siswa yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan, pengurus dari kelompok belajar tersebut tidak serta merta langsung mengeluarkannya karena pelanggaran tersebut akan dilihat dari tingkatan serta latar belakangnya. Pengurus tersebut tidak pernah melihat bahwa anak tersebut nakal, yang mereka lihat bahwa anak tersebut belum memahami nilai dan norma. Jika anak tersebut langsung dikeluarkan maka anak tersebut cenderung akan menjadi orang yang nakal selamanya, tetapi jika dipertahankan untuk tetap belajar setidaknya anak tersebut suatu saat akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik karena mendapatkan pendidikan nilai dan norma dari kelompok belajar Ar-Rahman.

Para siswa Ar-Rahman ketika masih belajar di kelompok belajar tersebut, sebagian dari mereka membantu perekonomian keluarga seperti berjualan motor, online shop, supir angkot dan bekerja pada saat weekend. Akan tetapi banyak juga dari siswa Ar-Rahman yang fokus untuk belajar karena memang kedua orang tuanya melarang mereka untuk bekerja.

Cara bergaul mereka di masyarakat, cenderung mengalami perubahan yang lebih baik dari segi berkomunikasi, bersosialisasi dan percaya diri. Hal ini terjadi karena pada dasarnya Ar-Rahman memberikan ilmu agama sebagai panduan dan pemberi motivasi untuk merubah pola pikir mereka. Hal ini dilakukan, dalam rangka memenuhi standar kompetensi lulusan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun ketiga aspek yang mereka miliki jauh berbeda dengan para lulusan sekolah formal,

namun setidaknya mereka memiliki kompetensi yang tidak jauh berbeda dengan lulusan sekolah formal ketika berada di masyarakat.

Kebanyakan siswa menyukai pelajaran Akuntansi, Kewirausahaan, Bahasa Inggris, Agama dan Ekonomi. Siswa cenderung lebih banyak menyukai akuntansi dan ekonomi, karena memang kelompok belajar tersebut lebih menekankan pada bidang akuntansi. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok belajar kejuruan tersebut yaitu behavioral outcome approach seperti yang ditekankan pada pelaksanaan Sekolah Menengah Kejuruan, maka hasil belajar siswa pun akan terlihat berdasarkan aktifitas spesifik yang dilakukan oleh siswa tersebut. Oleh karena itu, hasil belajar mereka pun cenderung lebih unggul pada bidang akuntansi.

Kelompok belajar Ar-Rahman meskipun dalam pelaksanaannya seperti Sekolah Menengah Kejuruan akan tetapi kelompok belajar ini bersifat terbuka dan fleksibel sehingga siswa nya pun jarang dibekali tugas rumah. Hal tersebut menyebabkan siswanya jarang belajar di rumah meskipun ada sebagian dari mereka yang memang dipaksa oleh orang tuanya untuk belajar pada jam-jam tertentu. Tentunya hal ini berakibat pada kemampuan yang mereka miliki nantinya, maka tidak mengherankan jika mereka memiliki kompetensi yang tidak sebanding dengan para siswa di sekolah formal.

Ketika mereka sudah lulus dari Ar-Rahman, ternyata mereka menjadi pribadi yang berbeda ketika mereka awal masuk kelompok belajar tersebut. Mereka memiliki motivasi yang tinggi dan merasa punya kesempatan untuk maju. Dalam memilih pekerjaan, mereka selalu memilih pekerjaan yang memiliki prospek yang bagus kedepannya, tidak lagi ingin menjadi penjaga toko kecil ataupun juru masak di warung-warung kecil. Adapun kompetensi yang mereka miliki meliputi:

Tabel 4.4 Kompetensi Lulusan

No Kognitif Afektif Psikomotorik

1. Ekonomi dan Akuntansi a.Bertanggung jawab b.Wirausaha c. Teliti

Laporan keuangan

2. Pengetahuan Agama a.Motivasi untuk Maju

b. Sopan

a.Mengaji b.Salat

3. Komputer a. Kreatif a.Pengoperasian Komputer 4. Public Speaking a. Percaya diri

b.Menghargai perbedaan pendapat a.Berkomunikasi dengan baik dan efektif

Selain kompetensi yang tertera diatas, kompetensi lain yang mereka tunjukkan adalah perbaikan sikap yaitu para lulusannya lebih disiplin, tekun

Dokumen terkait