• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian karena bertujuan untuk memperoleh data agar dapat dianalisis. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Observasi, menurut Hadi dalam Prastowo (2011:22) pengamatan (observasi) diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperanserta (partisipan) dan yang tidak berperanserta (non partisipan). Pada pengamatan tanpa peran serta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan saja, sedangkan pengamat berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati (Moleong, 2066:176). Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi non partisipan karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat untuk membantu pekerjaan di Kecamatan Kelapa Gading, Satuan Tugas Pol PP Kecamatan Kelapa Gading, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara maupun Dinas Kebersihan, dalam menangani permasalahan sampah serta tidak terlibat sebagai pemulung atau

pemilah sampah. Peneliti hanya melakukan pengamatan saja untuk mengetahui kondisi objek penelitian.

Wawancara, adalah suatu metode pegumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu (Prastowo, 2011:212). Teknik wawancara mendalam ini secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Pastowo, 2011:212). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur ini dilakukan secara bebas untuk menggali informasi lebih dalam dan bersifat dinamis, namun tetap terikat dengan pokok-pokok wawancara yang telah peneliti buat terlebih dahulu dan tidak menyimpang dari konteks yang akan dibahas dalam fokus penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan dipertanyakan kepada para informan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Proses penyusunannya disesuaikan pada dimensi keberhasilan implementasi kebijakan dengan menggunakan teori Mazmanian dan Sabatier yang dimensinya terdiri dari karakteristik masalah, kebijakan, dan lingkungan kebijakan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2. Pedoman Wawancara

(Sumber : Peneliti 2016)

Pedoman wawancara ini disusun sesuai dengan fokus penelitian peneliti berdasarkan apa yang nantinya akan peneliti kaji dan temukan saat di lapangan. Kemudian akan diolah dan dikembangkan sesuai dengan data yang diperoleh

Dimensi Kisi-kisi Pertanyaan

Karakterisitik masalah

a) Kesulitan teknis dalam pengelolaan sampah

b) Keragaman prilaku masyarakat dalam menyikapi permasalahan sampah c) Target kelompok sasaran yang menjadi

tujuan untuk melaksanakan suatu kebijakan

d) Ruang lingkup perubahan prilaku masyarakat yang diharapkan

Karakteristik Kebijakan

a) Tujuan kebijakan dalam pengelolaan sampah

b) Sumber daya yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan suatu kebijakan c) Koordinasi bidang kebersihan dalam

mengimplementasikan kebijakan

d) Aturan-aturan keputusan yang dibuat para implementor

e) Lembaga pemerintah yang terkait dalam implementasi kebijakan

f) Akses kelompok luar untuk

berpartisipasi dalam

mengimplementasikan kebijakan Lingkungan

Kebijakan

a) Dukungan masyarakat terhadap suatu kebijakan

b) Sikap dan sumber daya yang dimiliki masyarakat dalam mempengaruhi suatu kebijakan

c) Komitmen dan keterampilan para implementor

menjadi suatu rangkaian informasi yang dinarasikan dalam bentuk deskriptif, sehingga menjadi suatu hasil penelitian yang paten dan dapat dipertanggungjawabkan kredibilitas datanya.

Dokumentasi, telaah dokumen adalah cara pengumpulan informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta ijazah, rapor, peraturan perundang-undangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti (Prastowo, 2011:226). Dokumen tidak hanya catatan peristiwa saat ini dan yang akan datang, namun juga catatan di masa lalu. Sementara kegunaan teknik dokumentasi ini menurut Sugiyono dan Prastowo dalam Prastowo (2011:227) sebagai berikut:

a) Sebagai pelengkap dari penggunaan metode pengamatan dan wawancara.

b) Menjadikan hasil penelitian dari pengamatan atau wawancara lebih kredibel (dapat dipercaya) dengan dukungan sejarah kehidupan pribadi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

c) Dokumen dapat digunakan sebagai sumber data penelitian. Hal ini disebabkan dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Data-data yang diperoleh peneliti bisa berupa diagram, gambar ataupun tabel data data dari Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan Kelapa Gading, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta serta foto-foto objek penelitian.

3.7.2. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisa data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam waktu tertentu. Selama di lapangan peneliti dalam menganalisis menggunakan model Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analsis data kualitatif dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Proses datanya mencakup :

1. DataReduction(Reduksi Data)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Prastowo, 2011:242). Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama proyek yang beorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data demikian merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Prastowo, 2011:243). Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang terlihat aneh, asing, tidak dikenal dan belum memiliki pola, justru inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. DataDisplay(Penyajian Data)

Penyajian data disini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis

kualitatif. Beberapa jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain sebagainya yang semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun dalam suatu bentuk yang padu (Praswoto, 2011:244). Akan tetapi, bentuk penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian-penyajian ini, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang kita dapat dari penyajian-penyajian tersebut.

3.Conclusion Drawing / Verification(Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sementara itu, penjelasan Sugiyono dalam Prastowo (2011:250) kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat kita kembali ke lapangan mengumpulkan data, kesimpulan yang kita kemukakan adalah kesimpulan yang kredibel dan terpercaya. Maka kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah pada penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Gambar 3.1. Siklus Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (Sumber : Bungin, 2005:69)

3.7.3. Uji Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif, terdapat empat bentuk uji keabsahan data, yaitu uji kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal), dan uji konfirmabilitas (objektivitas) dalam Prastowo (2011:265). Namun dari keempat bentuk tersebut, uji kredibilitas data yang paling sering digunakan. Uji kredibilitas data memiliki dua fungsi, yaitu melaksanakan pemeriksaan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan kita dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang sedang diteliti dalam Prastowo (2011:266). Untuk menguji kredibilitas data, dapat dilakukan dengan tujuh teknik, yaitu perpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, member check, analisis kasus negatif, dan menggunakan bahan referensi dalam Prastowo (2011:265).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi.

1. Triangulasi

Moeong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Denzin dalam Prastowo (2011:269) membedakan teknik triangulasi menjadi lima macam yaitu :

1) Triangulasi sumber yaitu suatu teknis pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik yaitu suatu teknik pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3) Triangulasi waktu yaitu suatu teknik pengecekan kredibilitas data dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

4) Triangulasi penyidik yaitu cara pemeriksaan kredibilitass data yang dilakukan dengan memanfaatkan pengamat lain untuk pengecekan derajat kepercayaan data.

5) Triangulasi teori yaitu cara pemeriksaan kredibilitas data yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teori untuk memeriksa data temuan penelitian.

Dari kelima macam triangulasi di atas, pada penelitian ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dari para informan yang dituju. Sedangkan triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu data yang diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi dan dokumentasi.

Dokumen terkait