• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

4 Ketersedian Saran dan Prasarana

5.4. Analisa Statistik

5.4.1. Hubungan Antara Pelayanan Dokter dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kepuasan terhadap pelayanan dokter dapat dilihat dari penilaian penampilan, sikap ramah dan perhatian, adanya kemampuan medis yang terampil disaat berhadapan dengan pasien dan adanya kejelasan informasi yang mudah dimengerti serta ketepatan dan keteraturan jadwal pemeriksaan/ kunjungan dokter. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.4. Hubungan Antara Pelayanan Dokter dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kategori Pelayanan Dokter

Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Total Sangat Puas Puas

n % n % n %

Sangat Baik 22 100.0 0 0.0 22 100.0

Baik 12 57.1 9 42.1 21 100.0

Total 34 79.1 9 20.9 43 100.0

Chi- square test

Value df Sig. (p)

Pearson Chi square 11.924 1 .001

Tabel diatas menunjukkan sebanyak 22 responden yang menyatakan sangat baik terhadap pelayanan dokter dan merasa sangat puas atas pelayanan tersebut. Sementara dari 21 responden yang mengkategorikan baik pelayanan dokter, ada sebanyak 12 responden (57,1%) merasa sangat puas dan 9 responden (42,1%) merasa puas atas pelayanan dokter yang diterimanya.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, terbukti adanya hubungan yang signifikan antara pelayanan dokter dengan kepuasan pasien rawat inap. Hal ini

dibuktikan dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,001 dan nilai p (0,001) tersebut lebih kecil dari 0,05 (α) sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

Sebagaimana Azwar (1996) menyatakan bahwa ukuran kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan tidak hanya tercukupi ke fasilitas saja, tetapi sikap dan tindakan, pengetahuan dan kompetensi teknis petugas kesehatan serta efektifitas pelayanan yang diberikan juga sangat mempengaruhi ukuran kepuasan pasien.

Danakusuma (2002) menyatakan masyarakat dewasa ini tidak mempersoalkan latarbelakang status sosial dokter, namun mereka lebih menginginkan adanya kecepatan pelayanan, sikap ramah dan komunikasi yang baik antara pasien dengan dokter.

5.4.2. Hubungan Antara Pelayanan Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kepuasan terhadap pelayanan perawat juga dapat dilihat dari penilaian penampilan, sikap ramah dan perhatian, kesigapan dan terampil bekerja disaat menangani pasien dan adanya kejelasan informasi yang mudah dimengerti serta ketepatan dan keteraturan kunjungan pemeriksaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.5. Hubungan Antara Pelayanan Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kategori Pelayanan Perawat

Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Total Sangat Puas Puas

n % n % n %

Baik 12 63.2 7 36.8 19 100.0

Total 34 79.1 9 20.9 43 100.0

Chi square test

Value df Sig. (p)

Pearson Chi square 5.208 1 0.22

Tabel diatas menunjukkan dari 24 responden yang mengkategorikan sangat baik terhadap pelayanan dokter, sebanyak 22 responden (91,7%) merasa sangat puas dan 2 responden (8,3%) merasa puas atas pelayanan yang diberikan perawat di Klinik Hariantary Medan Helvetia.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, juga terbukti adanya hubungan yang signifikan antara pelayanan perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,022 dan nilai p (0,022) tersebut lebih kecil dari 0,05 (α) sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

Diantara tenaga medis, perawat merupakan orang yang paling sering berinteraksi dengan pasiennya. Oleh karena itu perawat dituntut untuk memiliki keahlian dibidangnya dan tentu lebih memprioritaskan kebutuhan para pasien.

Menurut Dever (1984) bahwasanya salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen (pasien) dengan petugas kesehatan, dimana hubungan tersebut dilandasi adanya saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Bila dilihat dari hasil statistik, hubungan pelayanan dokter dengan kepuasan pasien lebih kuat (p=0,001) bila dibandingkan dengan pelayanan yang

diberikan perawat (p=0,022). Kondisi ini diperkuat dengan pernyataan pasien rawat inap bahwa mereka merasa senang dengan sikap terbuka dan kekeluargaan dokter disaat melakukan kunjungan pemeriksaan. Mereka tidak merasakan adanya status dokter dan pasien. Beda lagi disaat mereka berhadapan dengan para perawat, meskipun perawat memiliki sikap ramah dan peduli namun interaksi dengan pasien tidak terlalu dekat sebagaimana hubungan dengan dokter.

Hal ini didukung oleh Lumenta (1989) yang berpendapat bahwa tanggapan yang positif atau negatif dari masyarakat di suatu pelayanan kesehatan ditentukan oleh keberhasilan ataupun kegagalan interaksi antara dokter, perawat dan pasien. Pelayanan yang lebih responsif terhadap keluhan/harapan pasien, yang lebih banyak mendengarkan problem pasien akan menghasilkan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter.

5.4.3. Hubungan Antara Pelayanan Administrasi dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Pelayanan administrasi dinilai mulai dari proses pendaftaran pasien sampai ketika pasien keluar dan menyelesaikan administrasi pembayaran. Prosedur dalam administrasi ini tidak lepas dari sikap petugas administrasi, kejelasan dan kepastian tata cara administrasi dan yang utama adalah kecepatan prosedur pelayanan administrasi yang dijalani pasien/keluarga.

Tabel 5.6. Hubungan Antara Pelayanan Administrasi dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kategori Pelayanan Administrasi

Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Total Sangat Puas Puas

n % n % n %

Sangat Baik 17 89.5 2 10.5 19 100

Baik 17 70.8 7 29.2 24 100

Total 34 79.1 9 20.9 43 100

Chi square test

Value df Sig. (p)

Pearson Chi square 2.226 1 0.136

Tabel diatas menunjukkan dari 24 responden yang mengkategorikan baik terhadap pelayanan administrasi, sebanyak 17 responden (70,8%) merasa sangat puas dan 7 responden (29,2%) merasa puas atas pelayanan administrasi di Klinik Hariantary Medan Helvetia.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan administrasi dengan kepuasan pasien rawat inap. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas (p) sebesar 0,136 lebih besar dari 0,05 (α) sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

5.4.4. Hubungan Antara Pelayanan Ketersediaan Sarana dan Prasarana dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Berdasarkan pengamatan dilapangan, ketersediaan sarana dan prasarana baik penunjang medis maupun non medis di Klinik Hariantary termasuk kategori baik yakni disaat pasien membutuhkan suatu fasilitas, pihak klinik berupaya untuk memenuhi permintaan tersebut. Penilaian sarana ini tidak tergantung pada

kuantitasnya juga namun dari kualitas peralatan tersebut termasuk penilaian dari para pasien. Secara rinci dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel 5.7. Hubungan Antara Pelayanan Ketersedian Sarana dan Prasarana dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kategori Pelayanan Ketersedian Sarana

dan Prasarana

Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Total Sangat Puas Puas

n % n % n %

Sangat Baik 4 80.0 1 20.0 5 100.0

Baik 30 78.9 8 21.1 38 100.0

Total 34 79.1 9 20.9 43 100.0

Chi square test

Value df Sig. (p)

Pearson Chi square 0.003 1 0.957

Tabel diatas menunjukkan dari 38 responden yang mengkategorikan baik terhadap ketersediaan sarana dan prasarana, sebanyak 30 responden (78,9%) merasa sangat puas dan 8 responden (21,1%) merasa puas atas pelayanan ketersediaan sarana dan prasarana di Klinik Hariantary Medan Helvetia.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan kepuasan pasien rawat inap. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas (p) sebesar 0,957 lebih besar dari 0,05 (α) sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

Meskipun fasilitas kesehatan di Klinik sudah termasuk kategori baik tetapi tidak ada hubungan dengan kepuasan pasien. Karena ada hal yang lebih utama yang dinilai pasien akan kepuasan terhadap pelayanan yang didapatkannya.

Hal ini kurang sesuai dengan pendapat Buchari dan Dever yang dikutip oleh Azwar (2002), bahwasalah saut faktor seseorang merasa puas dan terus memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah tersedianya fasilitas medis yang meliputi sarana dan prasarana kesehatan serta kelengkapan alat-alat medis dan tersedianya obat-obatan.

5.4.5. Hubungan Antara Lingkungan Fisik dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Penilaian terhadap lingkungan fisik meliputi penilaian kebersihan ruang rawat, kamar mandi, sprei dan kenyamanan tempat tidur, kenyamanan dan ketentraman ruang rawat serta keamanan disekitar lingkungan.

Tabel 5.8. Hubungan Antara Lingkungan Fisik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Klinik Hariantary Medan Helvetia Tahun 2008

Kategori Lingkungan Fisik

Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Total Sangat Puas Puas

n % n % n %

Sangat Baik 27 84.4 5 15.6 32 100.0

Baik 7 63.6 4 36.4 11 100.0

Total 34 79.1 9 20.9 43 100.0

Chi square test

Value df Sig. (p)

Tabel diatas menunjukkan dari 32 responden yang mengkategorikan sangat baik terhadap kondisi lingkungan fisik, sebanyak 27 responden (84,4%) merasa sangat puas dan 5 responden (15,6%) merasa puas dengan kondisi lingkungan fisik Klinik Hariantary Medan Helvetia.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik Klinik dengan kepuasan pasien rawat inap. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas (p) sebesar 0,145 lebih besar dari 0,05 (α) sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

Penilaian terhadap kebersihan dan kenyamanan yang dirasakan di Klinik Hariantary tidak terlalu mempengaruhi penilaian kepuasan pasien rawat inap. Mereka lebih menilai penampilan dari pihak yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

BAB VI

Dokumen terkait