• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan cara

menggunakan tes awal dan akhir. Hal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan lob forehand dalam bulu tangkis. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data kuantitatif. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes diolah dengan cara sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan

Penerapan Pembelajaran Dengan MenggunakanMedia Raket Penerapan Pembelajaran Dengan Menggunakan Lempar Shuttlecock Populasi Sampel

Tes Awal Pukulan Lob Bulutangkis

Tes Akhirpukulan Lob Bulutangkis Identifikasi Data

Kesimpulan Pemgolahan Data

digunakan uji Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan taraf signifikansi 5%.Jika kedua data berasal dari distribusi yang normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan uji statistik non parametrik.

Menguji normalitas data dari masing-masing kelas dengan menggunakan

Chi Kuadrat ( ). Menurut Sudjana (Haryanti, 2012), adapun langkah-langkah

mencari ( ), adalah sebagai berikut.

a. Menentukan rentang skor (r), dengan mencari selisih antara skor terbesar

dengan skor terkecil, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus:

r = skor tertinggi – skor terendah

b. Menentukan banyaknya kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan

dasarnya ditunjukan pada rumus:

k = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = banyak kelas interval 1 = bilangan tetap

3,3 = bilangan tetap Log = logaritma

N = jumlah siswa uji coba

c. Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan

dasarnya ditunjukan pada rumus sebagai berikut.

Keterangan: P = panjang kelas R = rentang skor K = banyak kelas

di tabel.

e. Menghitung rata-rata skor, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada

formula sebagai berikut.

Keterangan :

= rata-rata nilai yang diperoleh siswa

fi = total frekuensi

= skor yang diperoleh siswa uji coba

f. Menghitung simpangan baku, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada

formula sebagai berikut.

Keterangan:

n = jumlah siswa uji coba

s = simpangan baku

fi = total frekuensi

xi = skor yang diperoleh siswa

1 = bilangan tetap

g. Menghitung , dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada

formula sebagai berikut.

Keterangan:

= Chi kuadrat

Oi = Frekuensi yang diobservasi

Ei = Frekuensi ekspektasi

h. Menentukan derajat kebebasan (dk), dapat dihitung dengan persamaan

Keterangan:

dk = derajat kebebasan k = banyak kelas interval 3 = bilangan tetap

i. Menentukan nilai tabel dari daftar tabel chi-kuadrat dengan tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05).

j. Membandingkan harga hitung dengan tabel

Untuk menentukan kriteria uji normalitas (X2) menggunakan ketentuan, sebagai berikut.

1) Jika hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

2) Jika hitung > tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Untuk menentukan kriteria uji normalitas ( ) menggunakan ketentuan

sebagai berikut.

1) Jika hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

2) Jika hitung > tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat homogenitas atau kesamaan beberapa bagian sampel atau seragam tidaknya variansi sampel-sampel yaitu apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas sebagai berikut.

Merumuskan hipotesis : : dengan, = Hipotesis nol = Hipotesis kerja

= Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol

Menentukan kriteria pengujian dengan aturan jika h < menerima apabila nilai signifinaksi yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 0,05 dan

menolak apabila nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05.

Jika ternyata kedua variansi homogen, maka dilanjutkan untuk uji perbedaan rata-rata (uji-t).

3. Uji Dua Rerata

Uji dua rerata dilakukan untuk data tes awal, tes akhir yang diperoleh.Uji dua rerata untuk menguji hipotesis menggunakan rumus uji-t setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen.Untuk distribusi data normal tetapi

tidak homogen digunakan uji hipotesis dengan uji-t`.Sementara untuk data yang

tidak berdistribusi normal, uji dua rerata dilakukan dengan uji non-parametrik

Mann-Whitney.

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata, maka pasangan hipotesis yang akan dibuktikan yaitu dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Maulana, 2009: 93).

Keterangan:

Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah dilakukan, maka selanjutnya

= Rata-rata kelompok eksperimen

= Rata-rata kelompok kontrol

= Jumlah siswa ujicoba di kelas eksperimen

= Jumlah siswa ujicoba di kelas kontrol

2

= Variansi kelas eksperimen

2

= Variansi kelas kontrol

untuk menguji dan gunakan uji dua arah dengan kriteria uji: terima untuk:

Pasangan dan tandingannya yang akan diuji adalah :

: tidak terdapat perbedaan rata-rata pemahaman matematik siswa kelompokeksperimen dan kelompok kontrol

: terdapat perbedaan rata-rata pemahaman matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) menurut Meltzer (Rahmawati, dalam Fauzan, 2012) yaitu sebagai berikut:

= Keterangan : = gain normal = skor postes = skor pretes = skor maksimal

Selain melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus seperti yang telah dijelaskan, dalam mengolah dan menganalisis data juga dapat menggnunakan cara lain. Cara lain dalam mengolah dan menganalisis data kuantitatif adalah dengan program aplikasi komputer. Program aplikasi komputer yang digunakan yaitu SPSS 16 for Windows.

70

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan perbandingan hasil latihan lob forehan dalam bulutangkis dengan menggunakan alat bantu dan raket adalah sebagai berikut.

1. Latihan dengan menggunakan alat bantu dapat meninggkatkan lob forehand.

Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa pada kelompok eksperimen yakni 60,67 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 42,17. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data peningkatan lob forehand pada kelompok eksperimen dengan menggunakan uji U

(Mann-Whitney) dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) senilai 0,000. Karena yang diuji satu arah maka 0,000 dibagi dua,

sehingga hasilnya 0,000. Dengan demikian, untuk uji perbedaan rata-rata

Mann-Whitney lebih kecil nilainya dari (0,05). Maka H0 ditolak, hal tersebut berarti terdapat perbedaan rata-rata antara nilai pretes dan nilai postes pada kelompok eksperimen atau terjadi peningkatan. Maka dapat disimpulkan penggunaan alat bantu dapat meningkatan lob forehand dalam bulutangkis.

2. Pembelajaran dengan menggunakan raket tidak dapat meningkatkan lob

forehand dalam bulutangkis. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa

pada kelompok eksperimen yakni 43,5 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 38,67. Serta dilihat dari uji perbedaan rata-rata yang memiliki P-value (sig. 2-tailed) senilai 0,342. Karena yang diuji satu

arah, maka 0,342 dibagi dua sehingga hasilnya 0,171 ≥ (0,05). Berdasarkan

hipotesis bahwa jika nilai P-value (sig. 2-tailed) ≥ (0,05) maka diterima,

hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes dan nilai postes kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan raket tidak dapat meningkatkan lob forehand dalam bulutangkis.

3. Perbandingan hasil lob forehand dalam bulutangkis dengan menggunakan alat

dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan perbedaan rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U

(Mann-Whitney) dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) senilai 0,007. Dengan demikian, untuk uji perbedaan rata-rata Mann-Whitney lebih keci nilainya dari (0,05). Maka H0 ditolak, hal tersebut berarti terdapat perbedaan rata-rata N-gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau bahwa sampel memiliki kemampuan akhir yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan gain yang dinormalisasi (N-gain), rata-rata nilai N-gain untuk kelompok eksperimen adalah 36,57 yang termasuk dalam kriteria sedang, sedangkan untuk kelompok kontrol rata-rata nilainya adalah 24,43yang termasuk dalam kriteria rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil lob forehand dalam bulutangkis dengan menggunakan alat bantu lebih baik secara signifikan dari pada dengan menggunakan raket.

B. Saran

Berdasarkan basil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut,

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bulutangkis hendaknya,

harus memperhatikan komponen- komponen kondisi fisik yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Latihan alat bantu merupakan pendukung tercapainya teknik gerak dasar pukulan lob yang maksimal dalam permainan bulutangkis, Selain memperhatikan faktor kondisi fisik, para pelatih atau pembina olahraga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya sepertiteknik, taktik, dan mental,

2. Bagi para pemain atau siswa hendaknya lebih mengembangkan kemampuan

endogen yang berupa sistem persyaratan, fungsi fisiologis dan stabilitas emosional yang sesuai dengan tuntunan kebutuban dalam cabang olahraga bulutangkis.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelittan lebih lanjut tantang

teknik dasar pukulan lob dalam perrnainan bulutangkis, dianjurkan untuk mencoba bentuk-bentuk latihan lainya yang juga dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bulutangkis.

Asy’ari, muslichach. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006), Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan

Dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn

Mulyanto, Respaty. (2013), Belajar dan Pembelajaran Penjas.

Hua, Huang. dan Sugeng Aryanto. (2007). Olahraga Kegemaranku Bulutangkis. Kelaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang Kelaten.

Lutan, (2001). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dikti, Jakarta.

Subarjah, (2000). Olahraga Pilihan Bulutangkis, Jakarta : Depdikbud.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman Adang. Permainan Bulutangkis. Jakarta: Depdikbud.

Sutono, IR. (2007). Bermain Bulutangkis. Semarang: Aneka Ilmu Semarang. Widiyanto. (2008). Bulu Tangkis. Jakarta: Ganeca Exact.

Yuliana Denis Saputra (2013) Pengaruh Pemberian Simple Feedback terhadap Hasil Belajar

Keterampilan Dasar Lob Bertahan dalam Pembelajaran Bulutangkis.(offline) Tersedia : http:/file.upi.edu. (12 maret 2014)

Ratih Agustina Rahayu (2013). Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob). .(offline) Tersedia :

http:/file.upi.edu. (12 maret 2014)

Yuliana Denis Saputra (2013). Pengaruh Pemberian Simple Feedback Terhadap Hasil

Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Dalam Pembelajaran Bulutangkis.

Dokumen terkait