• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data a.Teknik pengumpulan data

Dalam dokumen T KIM 1402037 Chapter3 (Halaman 26-37)

Dalam penelitian ini digunakan dua cara pengumpulan data, yaitu data penelitian lapangan dan data penelitian kepustakaan.

1. Penelitian Lapangan

Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke Sekolah. Data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut.

a. Untuk menjawab rumusan masalah pertama tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan model POGIL pada konsep pembuatan koloid, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran.

b. Rumusan masalah kedua tentang perbedaan penguasaan konsep siswa yang memperoleh pembelajaran POGIL dengan pembelajaran konvensional, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah soal tes tertulis (tes awal dan tes akhir).

c. Menjawab rumusan masalah ketiga tentang perbedaan efikasi diri siswa yang memperoleh pembelajaran POGIL dengan pembelajaran konvensional, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri siswa.

d. Untuk menjawab rumusan masalah keempat tentang hubungan antara efikasi diri dan penguasaan konsep siswa, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah hasil tes akhir efikasi diri dan penguasaan konsep siswa.

e. Untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah kelima tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran POGIL, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan adanya pedoman wawancara.

2. Penelitian Kepustakaan

Data sekunder yang diperoleh dengan mengkaji berbagai sumber pustaka, yaitu buku, jurnal dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif yang diperoleh pada penelitian ini berupa data hasil observasi keterlaksaan pembelajaran POGIL dan data hasil wawancara tanggapan siswa. Penjelasan analisis kedua data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Analisis Data Observasi

Untuk mengetahui aktivitas selama proses pembelajaran maka dilakukan pengamatan, aspek yang diamati sesuai dengan lembar observasi aktivitas siswa yang telah dibuat. Didalam lembar observasi dicantumkan komponen-komponen penilaian aktivitas siswa berdasarkan tahapan pembelajaran POGIL. Jika komponen-komponen tersebut muncul pada deskriptor yang diberikan, maka observer diminta membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran merupakan data kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase. Persamaan 3.4 merupakan persamaan untuk menentukan persentase keterlaksanaan pembelajaran POGIL. Adapun kriteria keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan persentasenya yang tergolong sangat baik, baik, sedang, kurang atau bahkan sangat kurang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kriteria Keterlaksanaan pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran (%) Interpretasi 81 ≤ P ≤ 100 Sangat Baik 61 ≤ P ≤ 80 Baik 41 ≤ P ≤ 60 Sedang 21 ≤ P ≤ 40 Kurang 0 ≤ P ≤ 20 Sangat Kurang (Widoyoko, 2009, hlm. 242) % � � ����� = ∑ � � � � � � � × %...(Pers. 3.4) Kriteria tingkat keterlaksanaan pembelajaran secara persentase keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 3.9.

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9. Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran Keseluruhan

Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Interpretasi

KP = 0 Tak satupun kegiatan terlaksana

0 < KP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 ≤ KP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KP = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 ≤ KP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 ≤ KP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Zasmita, 2015) b. Analisis Data Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah memperoleh pembelajaran POGIL. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dengan menyimpulkan hasil wawancara. Hasil wawancara yang lengkap dituliskan dalam bentuk transkrip wawancara yang berisikan percakapan-percakapan antara responden dan interviewer.

Analisis deskriptif hasil wawancara hanya menceritakan seputar respon siswa setelah pembelajaran. Responden dipilih dari beberapa orang siswa pada kelas eksperimen. Wawancara hanya dilakukan pada kelas eksperimen karena hanya pada kelas eksperimen yang dilakukan pembelajaran POGIL sedangkan kelas kontrol pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan oleh guru kimia di Sekolah tersebut.

2. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Data Penguasaan Konsep Siswa

Untuk mengetahui penguasaan konsep yang dimiliki siswa sebelum dan sesudah perlakuan, maka dilakukan tes awal dan tes akhir. Setelah diperoleh hasil tes, maka dilakukan analisis data tes awal dan tes akhir. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dihitung skor N-gain (< g> ).

a. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Penguasaan Konsep Siswa

Tahapan-tahapan untuk analisis data hasil tes awal dan tes akhir penguasaan konsep siswayaitu:

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) Menguji normalitas skor tes awal dan tes akhir penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dihitung menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnovdengan Software IBM-SPSS 22. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data skor tes penguasaan konsep siswa berdistribusi normal H1 : Dataskor tes penguasaan konsep siswa tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(2) Menguji homogenitas skor tes awal dan tes akhir penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas dihitung untuk mengetahui varians populasi kedua kelompok homogen. Uji homogenitas dihitung menggunakan IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan3.5. Selanjutnya, menggunakan statistik uji-t. Apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka langkah selanjutnya adalah menggunakan teknik nonparametrik uji Mann-Whitney U. Rumus untuk menguji homogenitas sampel adalah(Nurgiyantoro, dkk, 2002, hlm. 216):

ℎ� =

� � ...(Pers. 3.5) Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Kedua kelompok memiliki varians yang sama H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama Dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(3) Menguji perbedaan skor rata-rata tes awal dan tes akhir penguasaan konsep siswa. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata kedua kelompok digunakan rumusan hipotesis uji perbedaan rerata tes awal dan tes akhir penguasaan konsep adalah sebagai berikut:

Tes Awal:

H0 : Tidak terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes awal penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 : Terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes awal penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tes Akhir:

H0 : Tidak terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes akhir penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : Terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes akhir penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Uji hipotesis dapat dilakukan dengan program IBM-SPSS 22 atau persamaan 3.6. persamaan untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut (Nurgiyantoro, dkk, 2002, hlm. 183).

t = X̅ −X̅

S√n +n ...(Pers. 3.6) (dk)= n1 + n2 - 2

= − � ++ −− � ...(Pers. 3.7)

thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05. Kriteria untuk

uji-t apabila thitung> ttabel tolak H0 dan H1 diterima. Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima b. Analisis Data Skor N-gain(< g> )Penguasaan Konsep Siswa.

Untuk mengetahui besarnya peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dilakukan analisis hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Analisis dilakukan dengan menggunakan Persamaan 3.8 (Hake:1999):

< g>= ...(Pers. 3.8) Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel 3.10.

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.10 Klasifikasi Kriteria Tingkat Gain

Kriteria tingkat gain Klasifikasi tingkat gain

g> 0,70 Tinggi

0,3 <g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

Setelah mendapatkan hasil < g> selanjutnya melakukan analisis data < g>. Tahapan-tahapan analisis data < g>penguasaan konsep siswa adalah sebagai berikut:

(1) Menguji normalitas skor < g> penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov pada IBM-SPSS 22. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah skor < g> pada kedua kelompok berdistribusi normal. Hipotesis yang digunuakan adalah:

H0 : Skor < g> penguasaan konsep siswa berdistribusi normal H1 : Skor < g> penguasaan konsep siswa tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(2) Menguji homogenitas skor < g> penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang sama. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan program IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.5. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Kedua kelompok memiliki varians yang sama H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(3) Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas skor N-Gain, selanjutnya melakukan uji perbedaan skor < g> penguasaan konsep untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila skor < g> berdistribusi normal dan homogen uji perbedaan < g> dapat dilakukan dengan menggunakan

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.6 dan 3.7. Namun, jika data tidak berdistribusi normal tidak homogen maka dapat menggunakan teknik nonparametrik uji Mann-Whitney U. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Peningkatan penguasaan konsep siswa dengan model pembelajaran POGIL tidak lebih baik daripada peningkatan penguasaan konsep siswa yang diajarkan secara konvensional.

H1 : Peningkatan penguasaan konsep siswa dengan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peningkatan penguasaan konsep siswa yang diajarkan secara konvensional.

thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05. Kriteria untuk

uji-t apabila thitung> ttabel tolak H0 dan H1 diterima. Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima b. Analisis Data Efikasi Diri Siswa

Data efikasi diri yang diperoleh melalui kuesioner efikasi diri siswa dan penambahan nilai dari observasi penilaian guru. Kuesioner efikasi diri yang digunakan terdiri atas 23 pertanyaan dengan skala tertinggi 10. Kuesioner ini terdiri dari tiga aspek penilaian, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh dan dianalisis yaitu data tes awal, tes akhir dan skor N-Gain efikasi diri siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Efikasi Diri Siswa

Tahapan-tahapan untuk menganalisis data hasi tes awal dan tes akhir efikasi diri siswa yaitu:

(1) Menguji normalitas skor tes awal dan tes akhir efikasi diri siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dihitung menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnovdengan IBM-SPSS 22. Hipotesis yang digunakan adalah:

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0 : Data skor efikasi diri siswa berdistribusi normal

H1 : Dataskor efikasi diri siswa tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(2) Melakukan uji homogenitas skor tes awal dan tes akhir efikasi diri siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas dihitung untuk mengetahui varians populasi kedua kelompok homogen. Uji homogenitas dihitung menggunakan IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.5. dengan kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel maka varians homogen. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Kedua kelompok memiliki varians yang sama H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama Dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(3) Selanjutnya melakukan uji perbedaan rerata skor efikasi diri siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol. Apabila skor efikasi diri berdistribusi normal dan homogen uji perbedaan N-Gain dapat dilakukan dengan menggunakan IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.6 dan 3.7. Namun, jika data tidak berdistribusi normal tidak homogen maka dapat menggunakan teknik nonparametrik uji Mann-Whitney U. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata kedua kelompok digunakan rumusan hipotesis uji perbedaan rerata tes awal dan tes akhir efikasi diri siswa adalah sebagai berikut:

Tes Awal:

H0 : Tidak terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes awal efikasi diri siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : Terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes awal efikasi diri siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tes Akhir:

H0 : Tidak terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes akhir efikasi diri siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : Terdapat perberdaan yang signifikan skor rerata tes akhir efikasi diri siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05. Kriteria untuk

uji-t apabila thitung> ttabel tolak H0 dan H1 diterima. Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima b. Analisis Skor N-Gain (< g> ) Efikasi Diri Siswa

Untuk mengetahui besarnya peningkatan efikasi diri siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dilakukan analisis hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Analisis dilakukan dengan menggunakan Persamaan 3.8 dan kriteria skor < g> dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tahapan untuk menganalisis skor < g> adalah:

(1) Melakukan uji normalitas skor < g> efikasi diri siswa dengan uji statistik Kolmogrov-Smirnovpada IBM-SPSS 22. Hipotesis yang digunuakan adalah: H0 : Skor < g> efikasi diri siswa berdistribusi normal

H1 : Skor < g> efikasi diri siswa tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

(2) Menguji homogenitas skor < g> efikasi diri pada kedua kelas. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan program IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.5. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Kedua kelompok memiliki varians yang sama H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3) Selanjutnya melakukan uji perbedaan skor < g> penguasaan konsep untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila skor < g> berdistribusi normal dan homogen uji perbedaan < g> dapat dilakukan dengan menggunakan IBM-SPSS 22 atau menggunakan Persamaan 3.6 dan 3.7. Namun, jika data tidak berdistribusi normal tidak homogen maka dapat menggunakan teknik nonparametrik uji Mann-Whitney U. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Peningkatan efikasi diri siswa dengan model pembelajaran POGIL tidak lebih baik daripada peningkatan efikasi diri siswa yang diajarkan secara konvensional.

H1 : Peningkatan efikasi diri siswa dengan model pembelajaran POGIL lebih baik daripada peningkatan efikasi diri siswa yang diajarkan secara konvensional.

thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05. Kriteria untuk

uji-t apabila thitung> ttabel tolak H0 dan H1 diterima. Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p) < α (0,05) maka H0 ditolak

Jika nilai signifikansi (p) > α (0,05) maka H0 diterima

c. Analisis Hubungan Efikasi diri dan Penguasaan Konsep Siswa

Untuk melihat hubungan antara penguasaan konsep dan efikasi diri siswa digunakan uji korelasi Pearson product momentseperti pada Persamaan 3.9 atau menggunakan Software IBM-SPSS 22.

= � ∑ − ∑

√� ∑ − ∑ .� ∑

...(Pers. 3.9)

Keterangan:

= jumlah perkalian nilai dan

= jumlah nilai

= jumlah nilai

= jumlah kuadrat nilai

=jumlah kuadrat nilai

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Korelasi : Kekuatan Hubungan :

Arah :

Hipotesis yang diuji pada korelasi ini adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan penguasaan konsep siswa

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan penguasaan konsep siswa

Dengan kriteria pengujian pada taraf signifikan 0,05 sebagai berikut: Jika rhitung< rkritisatau sig. > 0,05 H0 diterima, maka korelasi tidak signifikan Jika rhitung> rkritisatau sig. < 0,05 H0 ditolak, maka korelasi signifikan

Sementara untuk data yang tidak berdistribusi normal, digunakan uji non-parametrik korelasi Spearman seperti Persamaan 3.10.

= −� � −6 ∑ ...(Pers. 3.10) Keterangan:

= koefisien korelasi Spearman = selisih peringkat

= banyak pasangan nilai-nilai

Interpretasi data pada uji korelasional adalah apabila kedua variabel dihubungkan akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 hingga +1. Nilai negatif (-) menunjukkan korelasi negatif yang artinya variabel saling bertolak belakang, sedangkan nilai positif (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekat ke arah yang sama. Ilustrasi hubungan kekuatan dan arah korelasi ditunjukkan pada Gambar 3.4.

- 0,5 + 0,5

-1 0 + 1

Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi

Negatif Positif

Gambar 3.4. Hubungan Kekuatan dan Arah Korelasi

Data yang digunakan untuk mendapatkan hubungan antara penguasaan konsep dan efikasi diri siswa berasal dari data posttest penguasaan konsep dan posttest efikasi diri pada setiap kelas. Tabel 3.7 menyajikan penentuan data korelasi penguasaan konsep dan efikasi diri siswa kedua kelas.

Hidayati Oktarina, 2016

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA MELALUI MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP PEMBUATANKOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11. Penentuan Data Korelasi Penguasaan Konsep dan Efikasi Diri

Sumber Data Kelas N

Posttest Penguasaan Konsep dan Posttest Efikasi Diri

Eksperimen 28

Kontrol 28

Dalam dokumen T KIM 1402037 Chapter3 (Halaman 26-37)

Dokumen terkait