• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam (in–depth interview). Robinson dalam (Rachmawati, 2017) mengatakan bahwa wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.

Selanjutnya pada tahapan-tahapan melakukan wawancara, terbagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan pertama, peneliti menentukan siapa saja yang

34

akan diwawancarai, karena peneliti harus mengetahui siapa saja yang memiliki informasi yang benar dengan fokus yang diteliti. Tahapan kedua, peneliti melakukan penyesuaian diri dengan berusaha memahami, dan mendalami kepribadian serta karakter informan. Penentuan waktu pelaksanaan wawancara, peneliti menyesuaikan informan dengan terlebih dahulu meminta izin baik secara langsung maupun melalui pesan. Tahap ketiga, pada saat mengadakan pertemuan dengan informan, peneliti berusaha mengetahui dan melihat situasi, kondisi, dan konteks, agar proses wawancara bisa disesuaikan dengan kondisi dan situasi informan. Oleh karena itu, peneliti mengusahakan wawancara yang dilakukan dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dan informasi yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian, tetapi dalam proses wawancara tetap harus bisa menjaga kondisi wawancara yang tidak kelihatan formal, agar wawancara yang dilakukan dalam suasana santai, nyaman, dan lancar. Tahap keempat, dalam proses pelaksanaan wawancara-mendalam, peneliti melakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan menggunakan pedoman wawancara yang sudah disusun dalam bentuk pertanyaan terbuka. Penggalian informasi secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan yaitu “Peran Pemuda Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan di Desa Sokawera” dilakukan berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut. Penggalian informasi dilakukan untuk mengetahui pendapat informan berdasarkan perspektif mereka dalam memandang sebuah permasalahan tersebut. Tahap kelima atau terakhir, setelah

mengadakan wawancara dengan segala hasilnya, peneliti membuat simpulan sementara dan mengkonfirmasikan simpulan itu dengan informan. Hal ini bertujuan agar informasi yang diberikan oleh informan dengan yang diterima peneliti ada kesamaan persepsi. Sedangkan untuk pengambilan data penelitian , peneliti mewawancarai sejumlah informan yaitu:

1. Informan utama :

a. Kepala Desa Sokawera

b. Pemuda usia 17-30 tahun yang bekerja dan bergabung sebagai anggota organisasi IPNU atau Karang Taruna.

c. Pemuda usia 17-30 tahun yang belum bekerja dan bergabung sebagai anggota organisasi IPNU atau Karang Taruna.

d. Pemuda usia 17-30 tahun yang bekerja dan bukan anggota organisasi IPNU atau Karang Taruna.

e. Pemuda usia 17-30 tahun yang tidak bekerja dan bukan anggota organisasi IPNU atau Karang Taruna.

f. Ketua LKMD Desa Sokawera.

g. Ketua Karang Taruna Desa Sokawera. h. Ketua IPNU Desa Sokawera.

2. Informan pendukung : a. Kepala Dusun 1, 2 dan 3. b. Tokoh masyarakat.

c. Masyarakat umum dari semua kalangan, baik usia, profesi dan kedudukan.

36

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan ialah menggunakan snowball sampling. Teknik snowball sampling (bola salju) menurut Moleong (2005) adalah metode sampling di mana sampel diperoleh melalui proses bergulir dari satu responden ke responden yang lain nya, biasanya metode ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi (sosiometrik) suatu komunitas tertentu. Dalam hal ini penentuan sampel, pertama-tama peneliti memilih Kepala Desa Sokawera. Tetapi karena merasa belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih dapat melengkapi data yang diberikan oleh Kepada Desa Sokawera, dalam hal ini adalah Pemuda usia 17-30 tahun, Ketua Karang Taruna, Ketua IPNU, Ketua LKMD, Kepala Dusun 1,2, dan 3, Tokoh Masyarakat, serta masyarakat umum dari semua kalangan baik usia, profesi maupun kedudukan.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek kajian penelitian di lapangan (Hasan, 2002: 86). Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan. Observasi Non Partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Hasanah, 2016).

Peneliti melihat, bertanya, mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan dari objek yang telah diamati tersebut. Kegiatan observasi

lapangan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan setengah yaitu pada tanggal 13 Februari 2020 sampai dengan 26 Maret 2020. Observasi yang peneliti lakukan tidak hanya mengamati situasi dan aktivitas kegiatan pelaksanaan program-program pembangunan di Desa Sokawera, apakah disitu melibatkan pemuda atau tidak, mengamati kegiatan-kegiatan yang melibatkan pemuda, mengetahui tanggapan masyarakat terhadap peran pemuda desa dalam pelaksanaan program pembangunan desa, tetapi juga mengamati kondisi lingkungan desa terkait dengan fasilitasnya.

Pelaksanaan kegiatan observasi dilakukan menyesuaikan dengan jadwal yang peneliti dapat dari beberapa informan pada saat melakukan wawancara. Oleh karena itu, peneliti sedikit kewalahan pada saat menyusun jadwal untuk melakukan proses observasi. Proses observasi dilakukan secara acak karena kegiatan-kegiatan yang melibatkan pemuda waktunya tidak menentu. Bahkan beberapa kali peneliti melakukan observasi secara mendadak. Hal tersebut membuat peneliti harus selalu siap sedia ketika ada pemberitahuan kegiatan melalui pesan whatsapp oleh narasumber yang sudah ditemui pada saat wawancara. Selama proses observasi dilakukan, peneliti melakukan pencatatan (recording). Pencatatan (recording) dilakukan peneliti untuk

merekam kejadian-kejadian menggunakan catatan lapangan, serta

pengambilan gambar dan video menggunakan smartphone. Hal ini dilakukan karena peneliti lebih gampang mengingat fenomena-fenomena yang ditemui di lapangan.

38

3. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan seperangkat alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen. Hal ini dilakukan agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan. Data dokumen dapat berupa: foto, gambar, peta, grafik, struktur organisasi, catatan-catatan bersejarah dan lain sebagainya (Mukhtar, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga peneliti memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian seperti: gambaran umum Desa Sokawera, struktur organisasi desa dan personalia, foto-foto aktivitas pelaksanaan program pembangunan fisik dan non fisik, foto-foto kegiatan yang melibatkan pemuda, pelaksanaan musyawarah desa, keadaan masyarakat, catatan-catatan dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang belum didapatkan pada saat melakukan observasi dan wawancara. Alat yang digunakan adalah gawai (berfungsi sebagai penyimpan gambar dan alat perekam suara). Selain gawai, peneliti juga menggunakan buku catatan lapangan.

Dokumen terkait