METODE PENELITIAN
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga teknik pengumpulan data, yaitu
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data primer menggunakan metode wawancara tidak terstruktur,
yang dilakukan dengan cara membuat pedoman wawancara yang hanya memuat
garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada orang-orang yang berkompeten
dalam kegiatan pengelolaan manajemen di MIN 1 Tanggamus, antara lain;
1. Wawancara
Secara definitif wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara
dan yang diwawancarai untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai
suatu hal. Wawancara sering juga disebut dengan kuesioner lisan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari wawancara. Wawancara digunakan oleh seorang
peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Secara fisik teknik wawancara
dapat dibedakan atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.111
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak
berstruktur. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sitematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.112
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang tidak
berpedoman pada daftar pertanyaan. Wawancara tidak berstruktur ini
digunakan untuk menggali informasi secara mendalam dari supervisi yang
dilakukan oleh peneliti kepada kepala madrasah, guru agama dan kepala Tata
Usaha beserta staf jajarannya, sesuai dengan rumusan masalah yang sudah
peneliti jabarkan.
111
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 155
112
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari dokumen yang berarti barang-barang
tertulis. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.113
Lincoln dan Guba114 membedakan antara dokumen dan salinan. Apakah teksnya dibuat membuktikan beberapa kegiatan/transaksi resmi
(formal transaction) atau tidak. Dengan demikian, di satu sisi, salinan (record) bisa surat nikah ( marriage certificates), surat ijin mengemudi (driving license), kontrak bangunan (building contrack) dan laporan bank (bank statement). Di sisi lain dokumen lebih bersifat personal, mencakup buku harian (diares), memo (memos), surat (letters), catatan lapangan (field notes), dan sebagainya.
Sedangkan pendokumentasian yang dilakukan peneliti adalah berupa
catatan-catatan, notulen rapat, foto-foto, dokumen hasil supervisi kepala
madrasah dan data dokumen lain yang berkaitan dengan supervisi kepala
madrasah.
3. Observasi
Di samping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Nawawi dan Martini observasi adalah pengamatan dan
113
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 144 114
Yvona S. Lincoln and Egon G. Guba, Effective Evaluation, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1981), p. 32
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.115 Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek,
perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan
hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon,
stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan
yang dilakukan kepala madrasah tentang supervisi.
D. Metode Analisis Data
Untuk mengarahkan analisis yang tepat sasaran yang sesuai dengan fokus
penelitian dengan deskriptif analisis kualitatif, maka penulis menggunakan jenis
analisis deskriptif kualitatif.
Strategi analisis data deskriptif kualitatif pada dasarnya memiliki
kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif. Desain deskriptif kualitatif biasa
115
Lihat Hadari Nawawi dan Martini, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), h. 74
disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Karena itu, desain
strategi ini belum benar-benar kualitatif karena konstruksinya masih dipengaruhi
oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang
diperolehnya.116
Deskriptif analisis kualitatif digunakan untuk membangun konstruksi
fokus penelitian menjadi tepat sasaran tentang: 1) Bentuk supervisi yang
dilakukan pengawas dan kepala madrasah dan 2) Kendala pelaksanaan supervisi
kepala madrasah 3) Tanggapan guru dan staf terhadap supervisi kepala
madrasah.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
langkah-langkah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sugiyono.117
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan
Huberman, di mana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data
sudah jenuh.118 Aktifitas yang dilalui dalam analisis data adalah data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification.119 Data reduction (reduksi data) dilakukan karena banyaknya data yang diperoleh dari lapangan sehingga
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Pencatatan tersebut dilakukan dengan
merangkum hal-hal pokok, penting, kemudian dicari tema dan polanya sehingga
116
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010),h. 146 117
Sugiyono, Op.cit., h. 271 118
Lihat dalam Matthews B. Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Penerbit UI Press, 1992), h. 16
119
data yang direduksi memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti
mengumpulkan data selanjutnya. Data display (penyajian data) adalah tahapan lanjutan yang dilakukan setelah data reduction. Penyajian data berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dan tahap terakhir adalah Conclusion drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat berikutnya.
Moleong dalam kaitannya dengan analisis kualitatif mengutip pendapat
sebagai berikut120:
Bogdan & Biklen mengatakan analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan:
1) Bekerja dengan data; 2) Mengorganisasikan data;
3) Memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola; 4) Mensintesiskannya;
5) Mencari dan menemukan pola;
6) Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari; 7) Memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.121
Dengan demikian langkah-langkah analisis data ini dapat menghasilkan
temuan yang didasarkan melalui tahapan-tahapan diatas yang mengacu pada
fokus penelitian. Sehingga peneliti tidak keluar dari konteks bahasan penelitian.
120
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. XIV, h. 248
121
BAB IV