Bab III: Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
65
meminta seseorang untuk menceritakan kehidupan mereka. Setelah itu peneliti menceritakan kembali dalam kronologi naratif. Pada akhirnya peneliti di haruskan menggabungkan antara pandangan peneliti dengan pandagan partisipan tentang kehidupan secara naratif.98
Jadi, dalam penelitian ini penulis menggunakan strategi studi kasus, peneliti ingin mengetahui keadaan yang sedang berlangsung di lapangan dengan cara mengamati perilaku atau dari kata-kata orang yang menjadi subyek penelitian secara detail dan cermat pada suatu program, pristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu, kemudian hasil penelitian tersebut di ungkapkan dalam kalimat
Tempat penelitian adalah daerah yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan untuk mendapatkan data yang diperlukan selama kegiatan penelitian. Penelitian ini diberlakukan dengan mengambil lokasi di Madrasah Ibtidaiyah Plus Roudlotul Athfal Hulaan Menganti dan Madrasah Ibtidaiyah Mamba’us Sholihin Suci Manyar.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakann metode observasi, interview dan dokumentasi. Untuk lebih detailnya, metode-metode tersebut akan penulis uraikan sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Marshall dalam Sugiyono menyatakan bahwa ”through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar
66
tentang prilaku yang berkaitan dengan judul peneliti, dan makna dari prilaku tersebut.99 Sanfilah Faisal dalam sugiono mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak terstruktur. 1) Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber dan penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap prilaku yang tampak. Misalnya peneliti dapat berperan sebagai guru, ia dapat mengamati perilaku guru dan peserta didik dalam pembelajaran yang berlangsung selama penelitian, bagaimana semangat belajar peserta didik, dan bagaimana satu guru dengan guru yang lain dalam madrasah yang bersangkutan.
2) Observasi terus terang atau tersamar
Pemaparan dalam observasi ini, peneliti adalah melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti
67
mengetahui sejak awal sampai akhir aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi dalam penggalian data.
3) Observasi Tak Berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau penelitian sudah jelas seperti yang ada dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang yang akan diobservasi. Hal ini terjadi karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dan dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.100
Metode observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terus terang dan tersamar yang mana peneliti melakukan pengumpulan data dan menyatakan terus terang kepada sumber data pada
100 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 226310-313
68
Madrasah Ibtidaiyah yang sedang diamati atau sebagai sumber data peneliti. Karena dengan metode ini peneliti bisa menentukan aktivitas dan peristiwa apa yang harus diamati.101 Cara ini digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang berupa tentang, upaya yang dilakukan guru kelas dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru, faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kompetensi guru kelas. Serta program pembinaan guru kelas dalam meningkatkan kompetensi Pedagogik dan profesional guru.
b. Metode Wawancara (Interview)
Metode interview atau wawancara adalah sebuah cara mengumpulkan data dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapar di konstruksikan makna dalm suatu topik tertentu. Esterberg dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak tersturktur.102
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan
101 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), 226.
69
yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpulan data mencatatnya.
2) Wawancara Semi terstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara tipe ini sangatlah tepat bagi penelitian kualitatif karena dalam hal ini peneliti diberi kebebasan dalam mengatur alur pertanyaan dan setting, karena tidak ada pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya, dan hanya mengandalkan guideline wawancara sebagai pedoman utama dalam penggalian data.103 Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3) Wawancara tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
103 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian
70
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara tak berstruktur dan mendalam kepada guru kelas dan kepala madrasah dengan membawa konsep pertanyaan yang sesuai dengan data yang ingin penulis dapatkan. Jenis data data yang diperoleh yaitu tentang upaya guru dan faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru khususnya pada guru kelas. Serta program pembinaan guru kelas dalam meningkatkan kompetensi Pedagogik dan profesional guru.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya, catan harian, sejarah madrasah, biografi guru, peraturan madrasah, kebijakan madrasah, materi pelatihan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto madrasah, foto pelatihan, foto pembelajaran dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa RPP, Silabus dan lain-lain. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.104
71
Dokumentasi yang penulis lakukan adalah untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya madrasah, jumlah siswa, data guru dan karyawan, struktur organisasi, dan sarana dan prasarana. Dan dokumen yang diteliti tidak hanya dokumen resmi, dokumen dapat berupa jurnal, buku harian, laporan, catatan dan dokumen lainnya.
Tabel 3.1
Matrik pengumpulan data
No Metode Jenis Data Sumber
1 Observasi
Program pembinaan kompetensi pedagogik dan profesional guru, upaya yang dilakukan guru kelas
dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik dan profesional Pelaksanaa kegiatan belajar di dalam kelas, keberadaan guru kelas, perangkat guru kelas, keadaan siswa, strategi, metode, dan model pembelajaran.
Guru kelas, Kepala Madrasah, Waka Kurikulum.
2 Wawancara
Program pembinaan kompetensi pedagogik dan profesional guru, upaya yang dilakukan guru kelas
dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik dan profesional, faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional.
Kepala Madrasah, guru kelas, Waka kurikulum
3 Dokumentasi
Gambaran Umum Obyek Penelitian, Identitas Madrasah,Sejarah Berdirinya Madrasah, Visi Dan Misi Madrasah, Struktur Madrasah, Program Madrasah, Extra Kulikuler Madrasah
Dokumen yang ada madrasah
72