• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya dan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam dalam suatu gejala pada obyek penelitian. Unsur yang nampak itu disebut data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang masalah yang diteliti (Eko Putro Widoyoko, 2012: 46). Menurut Eko Putro Widoyoko (2012: 47-49), observasi dapat dikelompokkan berdasarkan proses pengumpulan data dan berdasarkan instrumen yang digunakan. Berdasarkan proses pengumpulan datanya, obeservasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) obsrevasi berperan serta (participant observation), yaitu apabila orang yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam kegiatan atau terlibat secara langsung dalam aktivitas orang-orang yang sedang diobservasi. Dengan observasi yang berperan serta dalam kegiatan, data yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam, serta bisa mengetahui sampai tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak; b) observasi tidak berperan serta (non

51

turut ambil bagian dalam kegiatan atau tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas orang-orang yang sedang diobservasi. Observer hanya bertindak sebagai pengamat independen. Berdasarkan instrumen yang digunakan, obeservasi dapat dibedakan menjadi: a) observasi sistematis (systematic observation), adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis karena observer telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian. Observer dapat menyiapkan pedoman pengamatan secara detail sekaligus menyediakan check list yang bisa digunakan sebagai pedoman pengamatan (pengamatan menggunakan instrumen penelitian); b) observasi tidak sistematis

(non systematic observation), adalah observasi yang pelaksanaannya tidak

dipersiapkam secara sistematis tentang apa saja yang perlu diobservasi. Dalam pelaksanaannya, observer hanya menggunakan rambu-rambu pengamatan.

Pada penelitian ini, pengumpulan data melalui observasi mengunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan untuk prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik (lihat Lampiran 12 dan Lampiran 13) serta lembar catatan lapangan (lihat Lampiran 11). Lembar observasi keaktifan digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada setiap siklus, sedangkan lembar catatan lapangan digunakan oleh observer untuk mencatat fenomena yang ada ketika proses pembelajaran serta kendala-kendala yang terjadi.

52

2. Tes Prestasi Belajar

Tes digunakan untuk mengambil data pada siklus I dan siklus II yaitu untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Eko Putro Widoyoko, 2012: 57). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 153-154), langkah-langkah dalam penyusunan tes, yaitu: a) menentukan tujuan mengadakan tes; b) mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan; c) merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari tiap bagian bahan; d) menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku yang terkandung dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki agar tidak terlewati; e) menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur, beserta imbangan antara dua hal tersebut; f) menuliskan butir-butir soal berdasarkan TIK yang sudah dituliskan dalam tabel TIK dan aspek tingkah laku yang mencakup.

Suharsimi Arikunto (2010: 159), mengemukakan bahwa terdapat beberapa komponen dalam sebuah tes, yaitu: a) buku tes, yaitu lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang harus dikerjakan oleh siswa; b) lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan untuk mengerjakan tes; c) kunci jawaban tes, berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki; d) pedoman penilaian, berisi keterangan perincian tentang skor yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal

53

yang telah dikerjakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 162-175), bentuk tes untuk mengukur prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tes Subyektif

Tes subyektif pada umumnya berbentuk esai atau uraian, yaitu sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan,mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

b. Tes Obyektif

Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan soal dalam bentuk esai. Dalam penggunaan tes obyektif, jumlah soal yang diberikan jauh lebih banyak daripada tes esai. Kadang-kadang, untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal. Macam-macam bentuk tes obyektif diantaranya: 1) tes benar-salah (true-false), soal-soalnya berupa penyataan-pernyataan (statement), yaitu ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing penyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut

54

pendapatnya dan melingkari huruf S jika penyataannya salah; 2) tes pilihan ganda

(multiple choise test), tes pilihan ganda terdiri atas keterangan atau pemberitahuan

tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan. Komponen tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar (kunci jawaban) dan beberapa pengecoh (distractor); 3) tes menjodohkan (matching test), tes ini terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga cocok atau sesuai dengan pertanyaannya; 4) tes isian (completion test), tes ini terdiri atas kalimat-kalimat yang bagian-bagiannya ada yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan tersebut adalah yang harus diisi oleh siswa.

Pada penelitian ini, tes hasil belajar yang digunakan adalah pre-test yang dilaksanakan sebelum tindakan dilakukan (lihat Lampiran 7) dan post-test yang diadakan pada setiap akhir siklus (lihat Lampiran 8 dan Lampiran 9). Tes yang disusun berupa tes pilihan ganda yang mencakup materi tentang gambar pandangan/proyeksi, toleransi serta suaian.

3. Angket

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna

55

(Eko Putro Widoyoko, 2012: 33). Menurut Eko Putro Widoyoko (2012: 36-37), jenis angket dapat dibedakan menurut sudut pandangnya, yaitu dipandang dari cara menjawabnya dan dipandang dari jawaban yang diberikan. Dipandang dari cara menjawabnya, angket dibedakan menjadi: a) angket terbuka, yaitu yang bisa dijawab secara bebas oleh responden karena peneliti tidak menyediakan alternatif jawaban bagi responden; b) angket tertutup, yaitu angket yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan sehingga responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dipandang dari jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi: a) angket langsung, yaitu angket dimana responden menjawab tentang keadaan dirinya sendiri; b) angket

tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang keadaan orang lain.

Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket terbuka yang berisi 5 pertanyaan (lihat Lampiran 14) dan angket tertutup yang menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) yang bobot skornya berturut-turut yaitu 5,4,3,2,1 (lihat Lampiran 15).

Dokumen terkait