• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengumpulan Data

lix

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan informasi adalah wawancara, FGD, observasi dan dokumentasi. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan sumber data dan lokasi di mana informan melaksanakan tugasnya. Adapun uraian secara singkat teknik-teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Lincoln dan Guba dalam Moleong (2000: 186), menyebutkan bahwa wawancara adalah suatu percakapan secara tatap muka (bertemu langsung dengan yang diwawancarai). Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh :

a. rekonstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan, dan sebagainya,

b. rekonstruksi keadaan tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu,

c. proyeksi keadaan tersebut diharapkan terjadi pada masa yang akan datang dan verifikasi, pengecekan, dan pengembangan informasi yang telah didapat sebelumnya .

Wawancara dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur dengan menggunakan pertanyaan yang terstruktur atau pertanyaan-pertanyaan yang berurutan. Dalam wawancara terstruktur tersebut materi yang dikemukakan merupakan materi yang lengkap, terencana dan dirancang dengan baik. Tahapan wawancara yang dilakukan oleh peneliti meliputi :

a. menentukan siapa yang diwawancarai, b. mempersiapkan wawancara,

lx

d. melakukan wawancara dan menjaga agar produktif, dan e. menghentikan wawancara.

Adapun rangkaian wawancara yang dilakukan adalah :

a. wawancara yang mengungkap konteks pengalaman partisipan (responden),

b. wawancara yang memberikan kesempatan partisipan untuk merekonstruksi pengalamannya, dan

c. wawancara yang mendorong partisipan untuk merefleksi makna dari pengalaman yang dimiliki (Ekosusilo, 2001).

Agar wawancara dapat berhasil dengan baik peneliti (pewawancara) mengikuti aturan-aturan dan kesopanan sebagaimana yang dianut oleh pihak yang diwawancarai, disamping itu pewawancara meninggalkan kesan baik dalam pelaksanaan wawancaranya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk menggali data tentang implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara selanjutnya disusun secara bertahap oleh peneliti supaya hasil wawancara lebih terarah dan terfokus, maka hasilnya dibatasi pada hal-hal yang relevan dengan fokus penelitian. Peneliti menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dengan cara mengadakan pertemuan langsung antara peneliti dengan informan.

2. Diskusi Kelompok Terarah / Focus Group Discussion

Kreuger dalam Moleong (2000) mendefinisikan kelompok fokus sebagai diskusi yang dirancang dengan baik untuk memperoleh persepsi dalam bidang perhatiannya pada lingkungan yang permisif dan yang tidak menekan-nekan. Focus Group Discussion (FGD)

lxi

adalah sebuah teknik pengumpulan data dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Dalam penelitian ini, FGD dilakukan untuk mendukung data hasil wawancara sebelumnya. Bungin (2003, 138) menjelaskan ada dua tahapan utama FGD, yaitu :

a. Tahap Diskusi, dengan melibatkan berbagai anggota FGD yang diperoleh berdasarkan kemampuan dan kompetensi formal serta kompetensi penguasaan masalah FGD.

b. Tahap Analisis hasil FGD, pada tahap ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap analisis mikro dan tahap analisis makro. Pada tahap analisis mikro, FGD memiliki langkah-langkah analisis sebagai berikut : Pertama; melakukan coding terhadap sikap, pendapat peserta yang memiliki kesamaan, Kedua; menentukan kesamaan sikap dan pendapat berdasarkan konteks yang berbeda. Ketiga; menentukan persamaan istilah yang digunakan, Keempat; melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap sikap dan pendapat peserta FGD berdasarkan alur diskusi. Kelima; mencari hubungan di antara masing-masing kategorisasi yang ada untuk menentukan bentuk bangunan hasil diskusi atau sikap dan pendapat kelompok terhadap masalah yang didiskusikan (f okus diskusi).

Pada tahap analisis makro, peneliti tidak saja dapat menemukan hubungan antar masing-masing kategorisasi namun juga dapat mengabstraksikan hubungan-hubungan pada tingkat yang lebih substansial.

Peserta dalam FGD adalah guru SD di Kabupaten Semarang yang terdiri dari 3 peserta dari perwakilan guru yang telah tersertifikasi, 3 peserta dari perwakilan guru yang belum tersertifikasi dan dalam proses mengikuti PLPG di LPTK dan 3 peserta dari perwakilan guru yang masuk dalam daftar peserta sertifikasi tahun 2008 dan dalam proses melengkapi berkas.

lxii 3. Observasi

Disamping wawancara dan FGD, peneliti ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1994) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam melakukan observasi, peneliti dapat menempatkan diri sebagai non partisipan. Selain itu peneliti juga melakukan dengan terus terang (overt). Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

4. Dokumentasi

Dokumentasi bisa berupa arsip surat, gambar/foto atau catatan-catatan lain yang berhubungan dengan fokus penelitian. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber noninsani yang berupa dokumen dan rekaman (Sonhaji, 1996). Teknik ini memberikan keuntungan dari penggunaan data dari bahan-bahan yang telah tersedia dan siap dipakai. Sementara Lincoln dan Guba (1985) mengartikan “rekaman” sebagai setiap tulis atau pernyataan yang disiapkan oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Sedangkan “dokumentasi” digunakan untuk mengacu setiap tulisan atau selain rekaman yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti

surat-lxiii

surat, buku harian, naskah pidato, editorial, catatan kasus, skrip, televisi, foto-foto, sejarah kesehatan dan catatan lain yang dianggap perlu.

Dokumentasi hendaknya mengandung unsur-unsur : objek yang dicatat, cara langkah pencatatan, aspek dan jenis yang dicatat, dan cara penulisan catatan. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kebijakan sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang yang bersifat dokumen. Alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah, seperti yang diungkapkan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong (2000 : 161), yaitu (1) dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; (2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian; (3) sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks; (4) relatif murah dan mudah diperoleh; (5) tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi; (6) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki