BAB III METODE PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.124 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik telaah dokumen sebagai teknik pengumpul data utama. Dan menggunakan teknik wawancara sebagai teknik pendukung untuk medapatkan data-data lain yang mendukung data utama. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
123
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 107.
124Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 76.
1. Telaah dokumen
Telaah dokumen merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti barang-barang atauu benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas dokumen bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi juga dapat berupa simbol atau gambar.125 Dalam melaksanakan teknik ini, peneliti menyelidiki atau menganalisis benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen kebijakan, peraturan-peraturan, catatan harian, memo, catatan rapat, dsb.126
Begitupula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik telaah dokumen sebagai teknik pengumpul data utama. Telaah dokumen pada pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data yang berhubungan dengan kualitas buku teks pelajaran melalui studi kepustakaan terhadap buku-buku, majalah ilmiah, artikel, jurnal penelitian, dan surat kabar. Selanjutnya membandingkan hasil telaah terhadap dokumen yang menghasilkan kriteria kualitas buku teks pelajaran agama tersebut dengan keadaan buku teks pelajaran agama itu sendiri sebagai dokumen primer dalam penelitian ini.
Cara ini dalam penelitian evaluasi dikenal sebagai model evaluasi ketimpangan. Model evaluasi ketimpangan dikembangkan oleh Malcolm
125Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 49-50
M. Provus yang mengemukakan langkah-langkah model evaluasi ketimpangan sebagai berikut:
a) Menentukan suatu desain dan standar-standar yang menspesifikasi karakteristik-karakteristik implementasi ideal dari objek evaluasi kebijakan, program, atau material
b) Menentukan informasi yang diperlukan untuk membandingkan implementasi yang sesungguhnya dengan standar yang mendefiniskan kinerja objek evaluasi.
c) Mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan antara standar-standar dengan pelaksanaan objek evaluasi yang sesungguhnya
d) Menentukan peyebab ketimpangan antara standar dengan kinerja objek evaluasi
e) Menghilangkan ketimpangan dengan membuat perubahan-perubahan terhadap implementasi objek evaluasi.127
Adapun penerapannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Menentukan suatu desain dan standar-standar yang menspesifikasi
karakteristik-karakteristik implementasi ideal dari objek evaluasi. Standar-standar yang digunakan adalah berdasarkan temuan kajian keilmuan yang dilakukan mengenai kriteria buku teks yang berkualitas.
b) Informasi yang diperlukan untuk membandingkan keadaan buku teks pelajaran yang sebenarnya dengan standar/kriteria buku teks
pelajaran yang berkualitas adalah hal-hal yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 (tujuan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian), Pendidikan Agama Islam di Sekolah, serta perkembangan psikologi siswa Sekolah Menengah Pertama.
c) Mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan yang ada dalam buku teks pelajaran dengan standar yang telah ditentukan menggunakan instrumen penilaian buku teks pelajaran yang berkualitas.
d) Menentukan penyebab ketimpangan antara standar dengan kinerja objek evaluasi melalui informasi yang telah dikumpulkan sebagaimana tercantum dalam poin 2.
e) Menghilangkan ketimpangan-ketimpangan dengan cara memberikan kontribusi berupa saran atau solusi.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut akan disajikan bagan langkah-langkah telaah dokumen:
Bagan 3.1: Langkah-langkah telaah dokumen
Berdasarkan bagan tersebut, setelah peneliti melakukan studi pustaka maka peneliti dapat merumuskan konsep buku teks pelajaran PAI yang berkualitas, kemudian peneliti menggali informasi pendukung. Langkah ketiga peneliti melakukan identifikasi ketimpangan serta menentukan penyebab ketimpangan antara standar dengan keadaan buku teks pelajaran PAI dengan menggunakan informasi pendukung yang telah dicari. Kemudian memberikan saran perbaikan secara berurutan agar mendapatkan data yang utuh mengenai kualitas buku teks pelajaran PAI tersebut.
Menentukan kriteria buku teks pelajaran yang berkualitas
Menggali informasi pendukung
Mengidentifikasi ketimpangan antara standar dan keadaan buku teks
pelajaran
Menentukan penyebab ketimpangan
Memberikan saran perbaikan
Memberikan check list pada instrumen penilaian
Melakukan telaah pada kolom alasan penilaian Data diperlukan untuk
menyusun instrumen analisis dokumen
2. Wawancara dengan Informan kunci (Key Informan)
Wawancara (interview) adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.128 Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data pendukung dari data-data yang diperoleh melalui telaah dokumen. Untuk memilih informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan memilih informan kunci yang memiliki kriteria tertentu. Informan kunci adalah seseorang atau kelompok yang mempunyai keterampilan unik atau latar belakang professional yang berhubungan dengan isu program yang sedang diteliti atau memiliki pengetahuan menenai objek yang dievaluasi. Istilah “key” menunjukkan kepada setiap orang yang dapat menyediakan informasi rinci dan pedapat berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai isu atau masalah tertentu yang berhubungan dengan objek penelitian.129
Pada penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah guru PAI dan siswa kelas VII SMP sebagai pengguna buku teks pelajaran. Guru PAI yang dipilih sebagai salah satu informan kunci yaitu guru PAI SMP yang menjadi ketua MGMP rayon X di Kabupaten Malang. Pemilihan tersebut disebabkan karena guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku teks pelajaran sehingga mengetahui keungulan dan kelemahannya. Selain itu, guru tersebut juga bertindak
128Sugiyono, Penelitian, hlm. 231.
sebagai ketua MGMP yang di dalamnya terdapat perkumpulan guru-guru PAI di wilayahnya. Melalui perkumpulan tersebut dapat dipastikan ketua MGMP memiliki banyak informasi tentang implementasi buku teks pelajaran berbasis Kurikulum 2013 di lapangan.
Selain itu, yang bertindak sebagai informan kunci lainnya adalah siswa kelas VII SMP yang juga telah menggunakan dan mempelajari buku teks tersebut. Adapun informasi yang dapat diketahui misalnya kesulitan dalam menggunakan buku teks. Apakah materinya diuraikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, ilustrasi yang baik atau tidak.