• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam proses penelitian, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka rumusan masalah yang telah ditetapkan dapat terjawab. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik yang benar, kita akan mendapatkan strategi dan prosedur yang dapat kita gunakan dalam mencari data di lapangan. Terdapat berbagai jenis teknik yang digunakan dalam pengumpulan data disesuaikan dengan sifat penelitian yang dilakukan. Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah yang berupa manusia yang dalam posisi

sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara.55Apa itu wawancara?

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.56 Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open-ended interview), wawancara etnografis; sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku (standarized interview)57.

Dalam melakukan wawancara, ada langkah-langkah yang harus diperhatikan. Langkah-langkah wawancara dalam penelitian58adalah:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara dilakukan

2) Menyiapkan bahan pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

3) Mengawali atau membuka alur wawancaara 4) Melangsungkan alur wawancara

5) Mengkonfirmasikan hasil wawancara

55

ibid., hal. 117

56

Ibid., hal. 186

57

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.(Bandung, Remaja Rosdakarya: 2004), hal.180

58

Sanapiah Faisal,Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. (Malang, YA3: 1990), hal. 63

6) Menulis hasil wawancaara kedalam catatan lapangan 7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara.

Dalam wawancara ini peneliti terlebih dahulu memilih informan yang akan diwawancarai dan menyiapkan materi wawancara. Oleh karena itu sebelum dilakukan wawancara, garis besar pertanyaan harus sesuai dengan penggalian data dan kepada siapa wawancara itu dilaksanakan. Di sela percakapan, sebaiknya diselipkan pertanyaan pancingan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam lagi tentang hal-hal yang diperlukan. Saat akan melakukan wawancara, terlebih dahulu perlu disediakan perekam suara atau video yang nantinya dapat kita gunakan sebagai alat dokumentasi bila diizinkan oleh informan. Tetapi jika tidak diizinkan,

maka peneliti harus mencatat hasil wawancara kemudian

menyimpulkannya. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam kegiatan wawancara ini, yang menjadi narasumber atau informan utama adalah siswa yang berada pada kelas subjek yang diteliti. b. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang bersifat dokumen, dari dokumen-dokumen yang ada. Di sekolah umumnya telah ada sejumlah dokumen tentang siswa, seperti dokumen tentang hasil atau prestasi belajar keadaan dan latar belakang keluarga, keadaan dan perkembangan pribadi siswa, aktivitas di sekolah ataupun di

luar sekolah.59Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa dokumen yang berkaitan dengan siswa seperti hasil belajar atau prestasi siswa ataupun hasil tes, serta dokumen mengenai struktur organisasi dan dokumen mengenai jumlah guru dan siswa sebagai dokumen tambahan. Selain itu, catatan-catatan pribadi siswa juga bisa digunakan sebagai sumber data tambahan, misalnya catatan siswa pada materi bangun ruang sisi datar: limas dan prisma yang menggunakan teknikMind Map.

c. Observasi

Dalam konteks ilmu komunikasi, penelitian dengan metode pengamatan atau observasi (observation Research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.60 Dalam kutipan diatas, terdapat kata “sistematis”. Weick dan Lindlof menyebutkan bahwa kata “sistematis” pada pengertian observasi juga menunjukkan salah satu karakteristiknya, yakni peneliti mengamati gejala yang diteliti untuk waktu yang relatif lama dan terus menerus.61

Ada dua macam observasi yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah, yaitu observasi partisipatif dan non partisipatif. Observasi partisipatif adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pengamat lainnya dimana si pengamat turut serta dalam kegiatan yang sedang

59

Nana Syaodih Sukmadinata,Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2005), hal. 223

60

Pawito,Penelitian Komunikasi Kualitatif.(Yogyakarta, LkiS Yogyakarta: 2007), hal. 111

61

dilakukan oleh teramat. Contohnya guru sambil mengajar ia mengamati tingkah laku murid-murid tertentu. Observasi nonpartisipatif, pengamat tidak turut serta dalam kegiatan yang dilakukan teramat. Contoh, guru mengamati para siswa yang sedang berlatih drama dengan guru lain.62

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan observasi partisipatif karena model pembelajaran yang digunakan kurang dikenal oleh guru ataupun siswa. Jadi, peneliti akan menyampaikan materi sekaligus melakukan pengamatan secara langsung pada kegiatan yang dilakukan siswa.

d. Tes

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan) dan dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran. Sungguhpun demikian, dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.63

Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain

62

Nana Syaodih Sukmadinata,Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2005), hal. 220

63

Nana Sudjana,Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2005) hal.35

yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa tersendiri.64 Penilaian dari tes tulis ini dapat kita lihat dari nilai tes dan sistematika penulisan jawaban hasil pekerjaan siswa. Karena jika jawaban siswa tidak runtun, maka nilai yang diperoleh juga tidak akan baik. Jawaban yang disusun runtun menunjukkan bahwa siswa memahami langkah-langkah untuk menemukan jawaban akhirnya. Selain itu, hasil tes yang diperoleh siswa itulah yang menunjukkan bahwa model pembelajaran mind mapping yang diterapkan dianggap berhasil. F. Teknik Analisis Data

Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.65 Analisis data menurut Moleong adalah “proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.66

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif (interactive model) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data

64

ibid., hal.35

65

Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian..., hal. 248

66

display), dan (3) penarikan kesimpulan/verivikasi (conclution drawing/verification).67

Ketiga alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut: a) Reduksi data

Menurut Miles dan Huberman, reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat dari catatan- catatan yang tertulis di lapangan.68 Dalam mereduksi data, semua data lapangan ditulis sekaligus dianalisis, direduksi, dirangkum, dipilih hal- hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, sehingga disusun secara sistematis dan lebih mudah dikendalikan.

b) Penyajian data

Di dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, kata- kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan sebagai temuan penelitian.

c) Penarikan kesimpulan

Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terus menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan, maupun setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan 67

Huberman A. Mikel & Miles M.B, Qualitative Data Analisis. (Beverly Hills: SAGE Publication, Inc, 1992), hal. 16-21

68

penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan lain-lain yang didapatkan pada saat melaksanakan kegiatan di lapangan.69

Analisis data model interaktif yang peneliti gunakan sebenarnya merupakan analisis induktif. Analisis induktif adalah cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus kemudian fakta-fakta tersebut diambil kesimpulan secara umum.70 Peneliti menggunakan analisis ini untuk menarik kesimpulan umum dari data khusus yang telah diperoleh dari lapangan.

Dokumen terkait