G. Metodelogi Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
18
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2004 : 224). Menurut Burhan, “jika dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi mencari informasi baru dan proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai” (Bungin 2010 h.53),
Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu : a. Wawancara Mendalam (In Depth Interview)
Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Bungin, 2010 : 144). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dari informan yang akan diolah dan dianalisis oleh peneliti. Menurut Moleong, “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu” (Moleong 2009 h.186). Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Mengacu pada pandangan Kriyantono, bahwa wawancara dalam riset kualitatif adalah wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intens (intensive-interview) dan kebanyakan tak berstruktur Kriyantono (2006 : 98). Tujuannya adalah untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. Kriyantono menambahkan bahwa wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam Kriyantono (2006 : 98).
19
Sebagaimana pendapat Kriyantono, Peneliti melakukan wawancara langsung dengan bertatap muka dengan informan terkait dengan pertanyaan dalam wawancara berisi tentang faktor-faktor konflik sesama elite serta implikasi yang terjadi akibat konflik serta bagaimana menyelesainya dalam mensukseskan pemilukada 2012.
Peneliti memilih wawancara karena metode ini merupakan alat yang sesuai untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Melalui tanya jawab, peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain sehingga dapat memperoleh gambaran tentang dunia mereka.
Peneliti memilih informan yang akan diwawancara, yaitu tokoh-tokoh atau elite yang paham tentang partai Aceh sejak berdiri sampai dengan adanya perpecehan. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui gambaran secara utuh tentang persepsi beberapa informan yang berbeda. Ini sesuai dengan pemaparan Kriyantono, yang mengatakan “wawancara mendalam digunakan untuk subjek yang sedikit dan mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti” Kriyantono (2006: 100). Teknik wawancara dipergunakan untuk menengadahkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian (Suharsimi dan Arikunto, 2002 : 228).
5. Dokumentasi
Menurut Arikunto, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.” Arikunto (2002 : 231). Dokumentasi
20
dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2009 : 217). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen catatan hasil wawancara, serta dokumen terkait lainya yang nanti akan dijadikan bahan dalam mengolah data, selain dokumen catatan hasil wawancara, peneliti juga mendokumentasikan hasil wawancara dalam bentuk rekaman dan tanpa rekaman karena dengan alasan menjaga privasi.
Dokumen digunakan untuk keperluan penelitian menurut Guba dan Lincoln, karena alasan 1) dokumen digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, 2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, 3) berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifat yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir, dan berada dalam konteks, 4) dokumen harus dicari dan ditemukan, 5) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki (Dalam Moleong, 2009 : 217). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulakan data tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.
6. Sumber Data
Menurut Lofland, “sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan data statistik” (Dalam Moleong, 2009 : 157). Berdasarkan keterangan diatas sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder, berikut penjelasannya :
21
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber utama penelitian yang langsung berasal dari objek dan diolah oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam dengan informan yang ditentukan dengan kriteria tertentu. Berdasarkan fokus penelitian, maka data-data yang diambil pada penelitian ini, antara lain :
1. Data mengenai karakteristik informan (anggota partai) untuk mengetahui faktor struktural dan fungsional yang mereka miliki yang dapat mempengaruhi terjadinya konflik (elite), berupa data wawancara yang dicatat atau direkam;
2. Data mengenai faktor awal di partai Aceh sebelum berubah terjadinya konflik, berupa data wawancara yang dicatat atau direkam;
3. Data mengenai persepsi elite terhadap konflik internal partai menjelang pemilukada 2012, yang terjadi di partai Aceh, berupa data wawancara yang dicatat atau direkam;
Data mengenai kontribusi elite terhadap eksistensi pantai Aceh, dalam perspektif kader partai Aceh di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, serta kader-kader intelektual partai Aceh, berupa data wawancara yang dicatat atau direkam.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari pihak lain untuk kemudian dapat diolah sesuai instrumen pengumpulan data yang dimiliki sehingga hasilnya dapat melengkapi data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah melalui studi literatur baik berupa buku, jurnal, artikel,
22
majalah, situs internet serta dokumen-dokumen yang mendukung dan membantu peneliti untuk memperoleh informasi berkaitan dengan penelitian ini.
7. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, subjek riset disebut juga dengan informan, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Menurut Amirin (1986)18 subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan, sedangkan Suharsimi Arikunto (1989) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek memiliki peran yang sangat strategis karna pada subjek penelitian itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati.
Dalam penelitian kualitatif, pemilihan subjek penelitian dapat menggunakan
criterion-based selection (Muhajir, 1993), yang didasarkan pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang diajukan. Dalam menentukan informan, dapat digunakan model snow ball sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subjek penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan pengumpulan data mutlak dilakukan terlebih dahulu dibanding kegiatan analisis data, sedangkan dalam desain kuantitatif, kedua kegiatan ini dapat saling mengisi dan sejalan, meski juga dapat dilakukan secara terpisah.
23
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Dikalangan peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snow ball sampling. Ini merupakan teknik informan bertujuan, untuk menentukan jumlah sampel harus dapat mempresentasikan populasi yang ada dan syarat ini menjadi lebih utama dibanding dengan persoalan jumlah, sebab jumlah besarpun tidak akan menjadikan sampel baik jika tidak dapat mempresentasikan populasi yang ada. Namun, meskipun jumlah sampel sedikit tetapi dapat mempresentasikan keseluruhan subjek yang ada pada populasi dapat menjadi sampel yang tepat.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin ia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Sehingga dalam pemilihan informan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Anggota partai yang mengerti, memahami serta mengikuti perkembangan partai (intelektual partai)
2. Elite partai yang terlibat langsung dengan konflik internal partai dan ikut serta dalam pembentukan partai.
3. Anggota partai yang sudah di PAW dari anggota Legislatif akibat konflik elite.
24
4. Mengerti dan memahami serta bersedia memberikan informasi terkait penelitian ini.
Berdasarkan kriteria informan di atas, maka informan di kategorikan dalam poin 1, 2 dan 4 yang disebutkan berasal Partai Lokal Aceh yaitu Partai Aceh.
8. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar proses pengumpulan data ini menjadi sistematis dan lebih mudah dengan adanya instrumen yang digunakan (Suharsimi dan Arikunto, 2002 : 134). Pada riset kualitatif, instrumen adalah peneliti itu sendiri. Artinya peneliti harus terjun langsung melaksanakan riset, peneliti mengkreasi sendiri instrumen, baik interview maupun observasi, sehingga kehadiran peneliti adalah syarat mutlak (Kriyantono, 2008 : 130).
9. Teknik Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemerikasaan melalui sumber lainnya. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2009 : 330-331).
Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang terjadi dilapangan dengan apa yang dikatakan secara pribadi oleh elite politik; (3)
25
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti anggota biasa partai, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
10. Teknik Analisis Data
Terkait dengan analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan :
“Data analysis is the process of sustematically searching and arranging the
interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered
the others” (Analisis data dalah proses mencari dan menyusun secara sistematis yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain) (Dikutip dari Sugiyono, 2010 : 88).
Pada dasarnya, proses analisis data dalam penelitian deskriptif berjalan bersamaan dengan pengumpulan data. Maksudnya, ketika peneliti melengkapi catatan lapangan setelah melakukan observasi, pada saat itu sesungguhnya ia telah melakukan analisis data. Sehingga dalam penelitian deskriptif, peneliti bisa kembali lagi kelapangan untuk mengumpulkan data sekaligus melengkapi analisisnya yang dirasa kurang (Kuswarno, 2008 : 67).
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu, reduksi, penyajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi. Selain itu analisis data tersebut berlangsung bersamaan
26
dengan proses pengumpulan data, seperti tahapan-tahapan model interaktif dari Miles dan Huberman (Dikutip dari Pawito, 2007 : 104) yang disajikan seperti gambar berikut ini :
Gambar 1. Teknik Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman
Penjelasan dari gambar diatas yaitu sebagai berikut : 1. Reduksi data (data reduction)
Langkah ini tidak hanya membuang data yang tidak diperlukan begitu saja, tetapi melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan pada saat peneliti menyeleksi pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara dengan informan. Disini peneliti memilih dan memilah pertanyaan-pertanyaan mana yang sesuai dengan konteks penelitian. Selain itu, peneliti berupaya mengurangi pemborosan kata sejauh tidak tidak mengurangi inti atau makna dari pernyataan atas informan. Hal ini dilakukan supaya data-data yang disajikan nantinya tetap fokus dalam menjawab permasalahan penelitian.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Kesimpulan
dan Verifikasi Penyajian Data
27
2. Penyajian data (data display)
Komponen ini melibatkan langkah-langah mengkoordinasi data, yakni menjalin kelompok data yang satu dengan kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Hal ini dikarenakan dalam penelitian kualitatif, data biasanya beragam perspektif dan terasa bertumpuk, maka penyajian data (data display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Dalam penelitian, proses ini dilakukan peneliti saat menyajikan data-data hasil wawancara, observasi, dan sumber tertulis sesuai dengan fokus-fokus penelitian. Dengan kata lain, peneliti mengelompokkan itu tidak lagi terlihat saling bertumpuk karena telah disesuaikan dengan kategori berdasarkan fokus penelitian. Pada tahap ini, gambar atau diagram yang menunjukan keterkaitan antara gejala satu dengan gejala yang lain sangat diperlukan untuk keperluan analisis data.
3. Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusion)
Pada tahap ini, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengkorfirmasikan, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti (Dikutip dari Sugiyono, 2010, h.92).