• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya (Gulo, 2002: 110). Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Data yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini meliputi data tentang free sex, dampak psikologi, penyadaran, dan mahasiswa. Data data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

1. Free Sex

Pada tahap ini, pengumpulan data lebih terarah pada free sex. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara 1

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2008: 72). Dalam kajian ini, wawancara dilakukan dengan ahli dalam bidangnya masing-masing. Wawancara dilakukan dengan Weni Endahing Warni, M.Psi., Psikolog. Beliau merupakan Dosen Psikologi di Universitas Hang Tuah Surabaya dan sebagai sekretaris 1 pengurus pusat Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI). Wawancara dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 pukul 14:05 di gedung Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Free sex merupakan perilaku penyimpangan di luar sebuah hubungan resmi dan pernikahan atau tanpa adanya pernikahan. Seks bebas awalnya didasari dengan sebuah ketertarikan satu sama lain dan seks bebas umumnya melalui beberapa tahap, seperti berkencan, berciuman, dan diteruskan dengan bersenggama, dikarenakan dalam usia tersebut rasa ketertarikan terhadap seksual sangat tinggi dan matang, namun matang untuk berhubungan seksual saja dan belum matang untuk mentalitas, dalam artian belum siap mengontrol dan mengantisipasi efek dari sebuah hubungan seks tersebut yang pastinya tanpa ikatan, karena usia 14-21 tahun adalah usia sekolah dan kuliah seorang remaja sehingga seks bebas identik dengan seks pra nikah. Minimnya kontrol dari orang tua dan pendidik merupakan salah satu faktor utama juga dari free sex itu sendiri. Keyword: Penyimpangan, Tanpa Pernikahan.

b. Wawancara 2

Wawancara kedua dilakukan dengan Bagong Suyanto Dr., Drs., M.Si. Beliau merupakan Dosen Sosiologi di Universitas Airlangga Surabaya. Wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Juni 2016 pukul 15:00 di gedung Fakultas Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Free sex dari kacamata sosiologi merupakan perilaku penyimpangan dan pelanggaran norma-norma yang ada, baik agama juga sosial. Hal ini didasari dari efek pergaulan bebas, didukung dengan pengawasan orang tua atau pun pendidik sangat minim hingga akhirnya para mahasiswa ini bebas bergaul dan mencoba berbagai hal sampai berhubungan, seperti dalam hubungan pernikahan secara seksual, namun tanpa adanya ikatan pernikahan yang resmi.

Keyword: Penyimpangan, Tanpa Pernikahan. c. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan pembuatan film pendek ini. Dalam tahap ini materi yang dibutuhkan adalah tentang film pendek dan seks bebas.

Menurut Iwan Januar dalam bukunya Sex Before Married? #1 (2011: 12) dijelaskan bahwa:

Manusia adalah mahkluk seksual. Seksualitas diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik maupun

psikologis. Perilaku seks bebas adalah perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu, dan seks bebas merupakan segala bentuk perilaku penyimpangan aktivitas seksual dari sebuah ketertarikan kepada lawan jenis maupun sesama jenis. Seks bebas juga segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, berciuman, bercumbu, dan bersenggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sesama jenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Keyword: Tanpa Pernikahan, Penyimpangan. 2. Dampak Psikologis dari Free Sex

Pada tahap ini, pengumpulan data lebih terarah pada dampak psikologis dari free sex. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara 1

Wawancara dilakukan dengan Weni Endahing Warni, M.Psi., Psikolog. Beliau merupakan Dosen Psikologi di Universitas Hang Tuah Surabaya dan sebagai sekretaris 1 pengurus pusat Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI). Wawancara dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 pukul 14:20 di gedung Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Mahasiswa yang melakukan seks bebas pasti akan berdampak ke sisi psikologisnya, seperti akan timbul penyakit psikologis biopolar ataupun yang lainnya, yaitu akan timbul rasa ketakutan, candu atau ketergantungan, merasa bahagia yang overload (mania), mood gampang

berubah, mudah stress, dan depresi. Juga sebenarnya candu atau ketergantungan seks bebas kurang lebih sama dampaknya seperti candu narkoba, akan menimbulkan efek negatif kepada pelakunya karena dari candu seks bebas hanya memproduksi hormon testosteron pada otak yang overload dan menimbulkan rasa bahagia berlebih hingga hormon yang lain akan menurun dan kinerja otak untuk hal lain juga akan menurun, selain itu kemauan untuk belajar pun pasti akan menurun.

Keyword: Gelisah, Ketergantungan. b. Studi Literatur

Menurut Iwan Januar dalam bukunya Sex Before Married? #1 (2011: 14) dijelaskan bahwa:

Pelaku seks sebelum pernikahan umumnya akan merasakan ketergantungan atau candu, ketakutan, kegelisan, dan depresi karena takut akan dampak dari seks bebas itu sendiri yang sebenarnya telah mereka ketahui, seperti dampak sosial ketahuan oleh orang tua, teman, guru, dan orang lain, juga dampak fisik seperti hilangnya keperawanan atau keperjakaan, hamil, HIV, dan kesehatan lainnya. Karena itu seks bebas sebenarnya sangat berdampak ke sisi psikologis pelakunya, hanya saja orang jarang menyoroti dampak dari sisi psikologis, yang terbanyak hanya dari sisi fisik, kesehatan, dan sosial.

Keyword: Gelisah, Ketergantungan. c. Observasi

Dalam Tugas Akhir ini, data observasi yang didapat bersumber langsung dari pengamatan langsung di lapangan. Metode observasi dilakukan untuk mengenal lebih dalam tentang materi yang akan diteliti dengan mengadakan pengamatan aktif terhadap dua mahasiswa dan satu mahasiswi yang berkuliah di Universitas Swasta dan Negeri di Kota

Surabaya. Menurut hasil pengamatan di lapangan dari pengamatan sisi psikologis mahasiswa dan mahasiswi yang telah melakukan seks bebas sangat terlihat semangat di perkuliahan menurun, adanya ketakutan, kecemasan, susah untuk tidur, selalu ketergantungan dan gelisah ketika tidak bersama pasangan, mudah putus asa, stress, dan depresi ketika mengalami kesulitan dalam perkuliahan karena yang dipikirkan dan diinginkan hanya seks bebas dan beranggapan hanya seks bebas yang dapat menghilangkan stress dan merasa bahagia setelah melakukannya. Keyword: Gelisah, Ketergantungan.

Gambar 3.1 Observasi Perilaku Seks Bebas Mahasiswa (Sumber: Olahan Peneliti)

3. Upaya Penyadaran

Pada tahap ini, pengumpulan data lebih terarah pada upaya penyadaran dampak free sex. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara 1

Wawancara dilakukan dengan Weni Endahing Warni, M.Psi., Psikolog. Beliau merupakan Dosen Psikologi di Universitas Hang Tuah Surabaya dan sebagai sekretaris 1 pengurus pusat Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI). Wawancara dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 pukul 14:45 di gedung Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Dari sisi psikologis, mahasiswa pelaku atau pun yang tidak sebenarnya sangat bisa menghindari ataupun membuat perubahan perilaku agar tidak menjadi pelaku seks bebas lagi, seperti menerapkan perilaku positif, salah satunya mendekatkan diri dengan Tuhan sebagai dasar landasan utama diri, lalu dapat juga membuat perubahan perilaku dengan tidak mengakses konten-konten berbau pornografi yang sangat berdampak buruk, hingga berolahraga karena olahraga bisa menetralisir hormon testosteron yang berlebih dalam fase kematangan usia, dan yang terakhir adalah mengingat dampak buruk seks bebas seperti akan menimbulkan depresi ketika ditinggal pasangan, ketergantungan, dan perilaku buruk lainnya.

Keyword: Perubahan, Perilaku. b. Wawancara 2

Wawancara kedua dengan Bagong Suyanto Dr., Drs., M.Si. Beliau merupakan Dosen Sosiologi di Universitas Airlangga Surabaya. Wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Juni 2016 pukul 15:20

di gedung Fakultas Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Dari kacamata sosiologi, perubahan perilaku pelaku seks bebas sangat perlu dan harus segera berubah, mengingat seks bebas adalah sebuah perilaku penyimpangan dan pelanggaran norma sosial maupun agama sekali pun. Merubah perilaku yang menyimpang ini sangat mungkin untuk dilakukan, seperti halnya merubah ke perilaku positif, seperti melakukan kegiatan sosial dan lainnya, mempunyai pedoman, dan menjunjung tinggi norma agama dan sosial, seperti tidak berduaan di tempat sepi dan pergi ke tempat ramai ataupun tempat positif, seperti perpustakaan atau yang lainnya.

Keyword: Perubahan, Perilaku. c. Observasi

Dalam Tugas Akhir ini, data observasi yang didapat bersumber langsung dari pengamatan langsung di lapangan. Metode observasi dilakukan untuk mengenal lebih dalam tentang materi yang akan diteliti. Dengan mengadakan pengamatan aktif terhadap satu mahasiswa dan satu mahasiswi yang berkuliah di Universitas Swasta dan Negeri di Kota Surabaya. Menurut hasil pengamatan di lapangan dari pengamatan sebenarnya perubahan perilaku atau menghindari perilaku seks bebas ini sangat bisa dilakukan, seperti halnya tidak berduaan di tempat sepi atau berpacaran di kos-kosan atau kontrakan, dan mengikuti kegiatan positif di kampus, berkarya, juga menghindari pergaulan buruk dari lingkungan

sekitar dan hasutan dari teman atau orang lain, hingga mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai pondasi jati diri dan pedoman kita.

Keyword: Perubahan, Perilaku. 4. Mahasiswa

Pada tahap ini, pengumpulan data lebih terarah pada karakter mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara 1

Wawancara dilakukan dengan Weni Endahing Warni, M.Psi., Psikolog. Beliau merupakan Dosen Psikologi di Universitas Hang Tuah Surabaya dan sebagai sekretaris 1 pengurus pusat Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI). Wawancara dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 April 2016 pukul 15:04 di gedung Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Karakter mahasiswa umumnya berani dan agresif karena pada fase mahasiswa seseorang akan merasa punya kedudukan paling tinggi dalam pendidikan, dalam intelektual, dan termasuk juga dari segi sosial karena tidak banyak seseorang yang mampu untuk menjadi mahasiswa. Selain itu, karakter yang aktif dan juga bebas karena dalam fase mahasiswa sangat minim pengawasan dari orangtua maupun pendidik dan juga sangat aktif karena wawasan mahasiswa mulai luas dan banyak berbagai hal yang ingin diketahuinya.

Keyword: Aktif, Agresif. b. Wawancara 2

Wawancara kedua dengan Bagong Suyanto Dr., Drs., M.Si. Beliau merupakan Dosen Sosiologi di Universitas Airlangga Surabaya. Wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Juni 2016 pukul 15:20 di gedung Fakultas Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya, dan hasil dari wawancara sebagai berikut:

Mahasiswa dari sisi sosial adalah manusia yang berintelektual dan kasta manusia terpelajar yang paling tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa umumnya sangat proaktif terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya dan sangat agresif jika ditentang atau ada yang berlawanan karena mungkin dalam fase mahasiswa adalah tingkat di mana emosional remaja dan didukung wawasan dan kematangan para remaja saat usia ini mencapai puncaknya.

Keyword: Aktif, Agresif. c. Studi Literatur

Menurut Sarlito W. Sarwono dalam bukunya Psikologi Remaja (2011: 22) dijelaskan bahwa:

Pengertian karakter mahasiswa adalah setiap orang remaja yang berumur sekitar 18-22 tahun memiliki banyak karakteristik, seperti misalnya berani dan sangat ambisius, selalu ingin menentang dan menang, juga selalu aktif dalam semua hal baru dan wawasan, juga kegiatan yang sedang trending atau yang dianggap mereka sangat menarik bagi mereka. Sifat aktif, ambisius, selalu ingin menang, dan menentang ini dalam mahasiswa sangat umum karena dalam fase ini pencarian jati diri seorang remaja akan dimulai dan mereka akan proaktif mencari jalan dan jati diri mereka masing-masing lewat semua bidang keinginannya.

Kebebasan juga karakter utama mahasiswa karena mereka akan merasa sudah dewasa, mandiri, dan sudah saatnya aturan dan pengawasan dari orangtua harus berhenti.

Karakter-karakter itulah yang sebenarnya dapat membuat mahasiswa menjadi proaktif ke hal baik dan buruk, namun tidak jarang juga menjadi reaktif ke hal baik. Karena dengan kebebasan, ambisius, pencarian jati diri, dan selalu aktif, mahasiswa dapat terjerumus ke hal negatif, seperti narkoba, seks bebas, kemalasan, bahkan dapat merusak diri dengan hal-hal lain seperti dalam tampilan dan sebagainya.

Tidak jarang juga dampak dari hal-hal tersebut memperburuk mereka sebagai mahasiswa, baik dalam akademik juga pada sosial dan psikologisnya, seperti contohnya akan menjadi malas, menjadi gunjingan orang atau pun psikologisnya yang menjadi labil, juga tempramental karena semua dampak tersebut.

Keyword: Aktif, Ambisius.

Dokumen terkait