• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Populasi dan Sampel

4. Uji Coba Instrumen

4. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Hanya instrumen yang valid dan reliabel saja yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel tidak digunakan dalam penelitian.

Uji coba instrumen baik angket maupun tes dilaksanakan di SDN Karangtengah Prandon 1 Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Try out Angket dilaksanakan pada tanggal 15 Nopember 2008. Daftar Nama Siswa sebagai Responden disajikan pada Lampiran 3a. Try out Tes dilaksanakan tanggal 17 Nopember 2008.

a. Validitas Angket

Terdapat beberapa cara untuk mengukur Validitas suatu instrumen. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan

suatu instrumen. Suatu instrumen memiliki validitas yang tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrumen tersebut dan faktor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Pengujian validitas butir yaitu dengan jalan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas adalah teknik korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yaitu rumus korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :

N∑ XY – (∑ X) (∑ Y) rxy = √ {N∑ X2 – (∑ X)2} {N∑ Y2 – (∑ Y)2} (Suharsimi Arikunto, 1998 : 162). Keterangan : rxy = Koefisien validitas N = Jumlah responden X = Skor butir Y = Skor total

∑ XY = Jumlah skor butir dikalikan skor total ∑ Y = Jumlah skor total

Keputusan Uji :

1. Jika rxy > r tabel maka butir soal valid

2. Jika rxy < r tabel maka butir soal invalid/tidak valid

Untuk mencari Validitas Angket dibuat Tabel Rekapitulasi Skor Try out yang disajikan pada Lampiran 3b. Pengolahan data menggunakan Program Excel rumus Correlation ( =CORREL(C5:C34,AG5:AG34) ).

Dengan N = 30 diperoleh rtabel = 0,361

Angket dinyatakan Tidak Valid apabila nilai rxy-nya lebih kecil dari pada 0,361 dan Angket dinyatakan Valid apabila nilai rxy-nya lebih besar dari pada 0,361. Berdasarkan penghitungan pada Lampiran 3b tersebut diperoleh Angket yang Valid dan Angket yang Tidak Valid. Dari 30 butir angket yang ditryoutkan terdapat 4 butir angket yang dinyatakan Tidak Valid yaitu butir Angket nomor : 10, 14, 26, dan 28. Berarti terdapat 26 (dua puluh enam) butir angket yang dinyatakan Valid. Angket yang dinyatakan Valid disajikan pada Lampiran 3c.

b. Reliabilitas Angket

Untuk menentukan reliabilitas suatu instrumen dapat ditempuh dengan beberapa cara. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut digunakan berkali-kali. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliable apabila instrumen tersebut sebagai alat ukur mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang-ulang pada kelompok individu atau sampel yang sama.

Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas Angket menggunakan Pendekatan Konsistensi Internal dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

2 (ry1y2) rxx = 1 + ry1y2 (Saifuddin Azwar, 2005 : 182). Keterangan : rxx’ = Koefisien reliabilitas

ry1y2 = Koefisien korelasi antara skor belahan Y1 (Nonor Item Ganjil) dan belahan Y2 (Nomor Item Genap).

Keputusan Uji :

1. Jika rxx’ > 0,600 maka butir Angket memiliki Reliabilitas yang tinggi. 2. Jika rxx’ < 0,600 maka butir Angket memiliki Reliabilitas yang rendah. Untuk mencari nilai koefisien korelasi product moment menggunakan program Excel dengan rumus Correlation.

Hasil pengolahan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 3d.

Berdasarkan pengolahan data tersebut diperoleh nilai Koefisien Korelasi sebesar ry1y2 = 0,872.

Dari nilai koefisien korelasi tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Sperman Brown sebagai berikut :

2 (ry1y2) rxx = 1 + ry1y2 2 (0,872) 1,744 = = 1 + 0,872 1,872 = 0,932

Dengan rxx = 0,932 > 0,600

Keputusan Uji : Angket memiliki Reliabilitas yang Tinggi.

Dengan demikian dari 30 butir Angket yang diujicobakan terdapat empat (4) butir Angket yang dinyatakan TIDAK VALID, sehingga terdapat 26 butir Angket yang dinyatakan VALID dan dari 26 butir angket yang Valid tersebut dinyatakan memiliki Reliabilitas yang Tinggi. Butir Angket yang dinyatakan Tidak Valid adalah nomor : 10, 14, 26, dan 28. Dengan demikian 26 Butir Angket dapat dipergunakan sebagai alat pengukur Minat belajar siswa dalam penelitian ini.

c. Validitas Tes

1). Tingkat Kesukaran

Untuk instrumen yang berupa Tes juga harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, dengan cara mencari Tingkat kesukaran dan Daya beda. Obyektivitas tes diperoleh apabila pelaksanaan tes terstandar dari unsur-unsur subyektif. Untuk menghindari unsur-unsur subyektif, tes disusun dalam bentuk tes obyektif dan konsisten serta mudah dalam penilaian.

Prosedur untuk menentukan Tingkat Kesukaran soal adalah sebagai berikut :

a). Membuat tabulasi hasil tryout dari seluruh peserta tes. b). Menentukan peserta tes yang menjawab benar.

d). Menentukan indeks kesukaran soal menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah yang menjawab benar p =

Jumlah seluruh peserta tes

(Asmawi Zainul, Noehi Nasution, 2001 : 174) Keterangan :

p = Indeks kesukaran soal

Tabel 3 : Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Soal

P Interpretasi

0,0 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

Hasil Try out Tes disajikan pada Lampiran 4a. Kemudian dicari Tingkat Kesukarannya dengan menggunakan rumus di atas. Hasil pengolahan data disajikan pada Lampiran 4b.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas kemudian dikonsultasikan dengan Tabel Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran sebagai berikut :

a. Terdapat 3 butir soal dengan kategori Sukar b. Terdapat 22 butir soal dengan kategori Sedang c. Terdapat 5 butir soal dengan kategori Mudah

2). Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu alat ukur dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Prosedur untuk menentukan daya beda dalam penelitian ini adalah :

1). Membuat tabulasi skor butir dan skor total setiap responden

2). Menentukan jenjang skor perolehan menurut besarnya skor total jawaban, dimulai dari yang tinggi sampai yang terendah. Kelompok tinggi disingkat Ba dan kelompok rendah disingkat Bb.

3). Menentukan jumlah responden untuk masing-masing kelompok baik kelompok tinggi maupun kelompok rendah. Penentuan jumlah masing-masing kelompok 50 % dari jumlah seluruh respoden diambil dari atas merupakan kelompok tinggi dan sisanya 50 % diambil dari bawah adalah kelompok rendah.

4). Menentukan indeks Daya Beda dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ba - Bb

D = 0,5 T

(Asmawi Zainul, Noehi Nasution, 2001 : 179) Keterangan :

D = Indeks daya beda

Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

T = Jumlah peserta tes (Bila jumlah peserta tes ganjil, maka T = jumlah peserta tes kurang satu).

Setelah diperoleh nilai D dari hasil penghitungan lalu diadakan interpretasi dengan mengkonsultasikan tabel indeks daya beda pada tabel di bawah ini :

Tabel 4 : Interpretasi Indeks Daya Beda

Nilai d Interpretasi

0,000 – 0,200 Jelek

0,200 – 0,400 Cukup baik

0,400 – 0,700 Baik

0,700 – 1,00 Baik sekali

Berdasarkan data hasil try out kemudian disusun tabel kerja untuk mencari Daya Beda. Tabel kerja disajikan pada Lampiran 4c. Untuk menentukan Indeks Daya Beda dikerjakan dengan rumus di atas, hasil rekapitulasinya disajikan pada Lampiran 4d.

Berdasarkan rekapitulasi yang telah disajikan, dapat diinterpretasikan : a. Terdapat 5 butir soal yang memiliki daya beda Cukup baik

b. Terdapat 16 butir soal yang memiliki daya beda Baik c. Terdapat 9 butir soal yang memiliki daya beda Baik sekali

3). Validitas Butir Soal

Untuk mencari validitas butir soal menggunakan rumus Korelasi Pointbiserial (rpb) yaitu dengan mengkorelasikan Skor tiap butir dengan Skor Jumlah tiap siswa.

Rumus korelasi Pointbiserial adalah sebagai berikut : Mi – M p

rpb = √ s 1 – p

rpb : Koefisien Korelasi Point Biserial

Mi : Mean skor tes dari subyek yang mendapat angka 1 pada item yang bersangkutan.

M : Mean skor tes dari seluruh subyek, Mean Total s : Deviasi Standar skor tes dari seluruh subyek p : Indeks kesukaran item.

Rumus untuk mencari s adalah : n (∑ X2) - (∑ X)2 s = √

n (n – 1)

Tabel kerja untuk mencari s terdapat pada Lampiran 5a.

Dari Tabel tersebut dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : 30 (12.608) – (594)2 s = √ 30 (30 – 1) 378.240 – 352.836 = √ 870 25.404 = √ 870 = √ 29,16 = 5,4

Selanjutnya membuat Tabel kerja untuk mencari Koefisien Korelasi Pointbiserial.

Tabel kerja disajikan pada Lampiran 5b. Hasil pengolahan data yang berwujud Rekapitulasi penghitungan rpb disajikan dalam Lampiran 5c.

Untuk menentukan keputusan diterima atau ditolaknya butir soal dibuatlah Rekapitulasi p, D, dan rpb seperti disajikan dalam Lampiran 5d. Butir tes DITOLAK apabila memiliki tingkat kesukaran terlalu mudah atau terlalu sulit, memiliki daya beda kurang dari 0,225 dan memiliki rpb kurang dari 0,225. Dari rekapitulasi tersebut diperoleh kesimpulan :

1. Terdapat Empat (4) butir soal yang DITOLAK yaitu butir soal nomor : 11, 24, 27 dan 28.

2. Terdapat 26 butir soal yang DITERIMA.

Butir soal yang dinyatakan Valid disajikan pada Lampiran 5e.

d. Reliabilitas Tes

Untuk menentukan Reliabilitas Tes menggunakan Internal Konsistensi Belah Dua yaitu mengkorelasikan Skor yang diperoleh siswa dari Butir Soal bernomor Ganjil dengan butir soal yang bernomor Genap menggunakan Rumus Product Moment (r½½ ) dilanjutkan dengan Rumus Korelasi Spearman Brown (r11).

n ∑ XY – (∑ X) (∑ Y) r½½ =

(2 x r½½ ) r11 =

(1 + r½½ ) Keputusan Uji :

1. Jika r11 > 0,600 maka butir soal memiliki Reliabelitas yang tinggi. 2. Jika r11 < 0,600 maka butir soal memiliki Reliabelitas yang rendah.

Dari 30 butir soal yang ditryoutkan setelah dicari validitasnya, terdapat empat (4)) butir soal yang dinyatakan TIDAK VALID, sehingga terdapat 26 butir soal yang dinyatakan VALID. Selanjutnya butir soal yang dinyatakan Valid tersebut dicari Reliabilitasnya. Hasil penghitungan Reliabilitas Tes selengkapnya ada pada Lampiran 5f. Penghitungan menggunakan bantuan program Excel dengan rumus Correlation diperoleh hasil r½½ = 0,832

Dari Tabel pada Lampiran 5f selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :

(2 x 0,832 ) r11 = (1 + 0,832 ) 1,664 r11 = 1,832 = 0,908

r11 = 0,908 lebih besar dari pada 0,600

Keputusan Uji : Butir soal dinyatakan memiliki Relibilitas yang tinggi.

Dengan demikian dari 26 butir soal yang dinyatakan Valid dan memiliki Reliabilitas yang Tinggi tersebut dapat digunakan sebagai Instrumen dalam penelitian ini.

Dokumen terkait