BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
melakukan penelitian.Tanpa upaya pengumpulan data berarti pengumpulan
data tidak dapat dilakukan. Namun, bukan berarti setelah dilakukan
pengumpulan data penelitian dijamin akan menghasilkan kesimpulan yang
memuaskan karena kualitas penelitian tidak ditentukan hanya oleh karena
keberadaan data, tetapi juga cara pengambilan data (Hikmat, 2011:71).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes. Tes
adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa untuk mendapatkan data berupa nilai. Tes ini berupa tes
menulis narasi, dengan pilihan topik yang sudah ditentukankan.
Hikmat dalam bukunya (2011:7283) menyebutkan ada empat alat untuk mengumpulkan data. Berikut ini empat alat mengumpulkan data, adalah
(1) Observasi
Teknik observasi ilmiah adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta
melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks
penelitian.Teknik observasi diharapkan dapat menjelaskan atau
menggambarkan secara rinci tentang masalah yang dihadapi. Observasi
sangat penting sebagai salah satu cara untuk mengumpulkan data karena
memiliki fungsi-fungsi sebagi berikut: (1) berguna untuk menjelaskan,
memeriksa, dan merinci segala yang terjadi, (2) dilakukan untuk
memperoleh data dengan teknik-teknik penelitian, (3) memberikan data
yang lebih dapat digeneralisasikan.
(2) Angket
Teknik angket adalah memberikan pertanyaan-pertayaan terstruktur dan
terinci terhadap informan yang terlibat langsung dalam peristiwa/keadaan
yang diteliti. Menggunakan angket ada keuntungan dan ada
kerugian.Keuntungan menggunakan angket 1) angket dapat menjangkau
sampel dalam jumlah besar, dan bisa dikirim melalui pos 2) biaya yang
dibutuhkan membuat angket relatif murah 3) angket tidak terlalu
menganggu responden karena pengisiannya ditentukan
responden.Kerugian menggunakan angket 1) jika angket dikirim melalui
pos, persentase pengembalian angket relatif rendah 2) angket tidak bisa
digunakan dengan orang yang kurang tahu membaca dan menulis 3)
(3) Wawancara
Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencarian data/informasi
yang mendalam yang diajukan kepada responden/informan dalam bentuk
pertanyaan susulan setelah angket dalam bentuk pertanyaan lisan.
(4) Studi dokumentasi
Teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang
diperlukan melalui data yang tersedia.Biasanya berupa data statistik,
agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan dan sejarah.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik bentuk tes.Karena
peneliti membutuhkan data kemampuan menulis narasi. Subjek penelitian
diberikan penugasan menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri.
Peneliti menggunakan tes dalam pengumpulan data, dengan memberikan
penugasan menulis narasi, penulis dapat mengukur kemampuan siswa dalam
menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Hasil tes menulis
narasi siswa diberi skor berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian ini berdasarkan
ketujuh aspek penilaian karangan deskripsi dengan skala penilaian 1100. Tabel 3 di bawah ini berisi ketujuh aspek penilaian dengan bobot skornya.
Tabel 3
Aspek Penilaian Menulis Narasi
Aspek yang Dinilai Skor
Judul 1-5 Gagasan 1-20 Organisasi 1-20 Tata Bahasa 1-20 Diksi 1-15 Ejaan 1-15
Kebersihan dan Kerapian 1-5 Jumlah Total 100
Aspek yang dinilai dalam menulis narasi ada tujuh yaitu judul, isi,
organisasi gagasan, tata bahasa, diksi, ejaan, kebersihan dan kerapian. Skor
maksimal dalam menilai tulisan ini adalah sebagai berikut.
(1) Judul
Karangan akan diminati jika judulnya singkat dan mencerminkan tema
yang akan dibahas. Penentuan judul karangan mempunyai skor tertinggi 5
dan skor terendah 1. Skor 5 diperoleh dari judul yang sesuai dengan tema
dan merupakan judul untuk tulisan narasi, sedangkan skor 1 jika judul
tulisan tidak sesuai dengan tema.Skor 3 diperoleh jika judulnya
merupakan judul narasi namun tulisan tidak sesuai dengan isi.
(2) Isi atau Gagasan
Tulisan menarik jika disertai gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti
oleh pembaca. Gagasan dimaksud dalam penelitian ini adalah gagasan
dari pengetahuan siswa yang dituangkan dengan tulisan narasi. Penilaian
bentuk gagasan memiliki skor tertinggi 20 dan skor terendah 1. Skor 20
diperoleh jika pengetahuan siswa yang tuliskannya mencerminkan hasil
dan mencerminkan yang diterangkannya namun sedikit bentuk karangan
lain. Skor 10 diperolah jika gagasan yang dilukiskan kurang sesuai
dengan isi. Skor 5 jika gagasan yang dilukiskannya lebih banyak
didominasi bentuk karangan lain.
(3) Organisasi Karangan
Organisasi karangan bertujuan agar gagasan yang disampaikan dapat
diterima secara komunikatif. Skor tertinggi 20 dan skor terendah 1. Skor
20 diperoleh jika dalam mengorganisasi karangan runtut, dan deskripsi
yang mengenai apa yang disampaikannya dapat diketahui dan dipahami
oleh pembaca. Skor 15 diperoleh jika karangan itu sudah mencerminkan
apa yang dideskripsikan namun kurang runtut. Skor 10 diperoleh jika
deskripsinya kurang mencerminkan apa yang dideskripsikan, dan skor 5
jika organisasi karangan tidak runtut dan kurang mencerminkan apa yang
dideskripsikan.
(4) Tata Bahasa
Gagasan dapat dimengerti jika penggunaan kata dan susunan kalimatnya
mudah dipahami oleh pembaca.Kalimat yang digunakan harus efektif dan
efisien, serta struktur yang benar yang mencerminkan isi gagasan yang
disampaikan.Skor tertinggi penilaian dalam penggunaan tata bahasa
adalah 20 sedangkan terendah 1.Skor 20 diperoleh jika kalimat yang
lengkap, jelas dan mudah dipahami.Skor 15 diperoleh jika kalimatnya
tepat, lengkap dan jelas, dan skor 10 jika kalimatnya kurang tepat, jelas,
dan kurang lengkap.Skor 5 diperoleh jika kalimatnya tidak lengkap dan
sulit dipahami.
(5) Diksi
Pemilihan kata yang tepat dalam menyusun tulisan adalah pemilihan kata
yang memperhatikan situasi pembacanya dan sasaran yang hendak
dituju.Skor tertinggi 15 dan skor terendah 1. Skor 15 diperoleh jika kata
yang dipilih sesuai dengan unsur ketepatan, lazim dan seksama. Skor 10
diperoleh jika hanya memenuhi dua unsur yaitu ketetapan dan lazim.
Skor 5 diperoleh jika hanya memenuhi satu unsur atau tidak sama sekali.
(6) Ejaan
Penggunaan ejaan yang tepat merupakan syarat yang penting karena
bukan hanya menuliskan huruf tetapi cara menuliskan kata. Skor tertinggi
15 dan skor terendah adalah 1.Skor 15 diperoleh jika kalimatnya mudah
dipahami dan penggunaan ejaan dan penulisan yang tepat.Skor 10
diperoleh jika ejaan yang kurang tepat, dan skor 5 diperoleh jika ejaan
yang digunakan tidak tepat dan tidak mudah dipahami.
(7) Kebersihan dan Kerapian
Tulisan yang bersih dan rapi akan menarik minat pembaca untuk
katanya.Tulisan bersih maksudnya tidak kotor dan tidak penuh dengan
coretan.Skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Skor 5 diperoleh jika
penulisan rapi dan bersih. Skor 2 diperoleh jika karangan kurang rapi dan
bersih dan skor 1 diperoleh jika karangan tidak rapi dan penuh dengan
coretan.